Rabu, 20 Mei 2020

Meski Wall Street Lesu, Bursa Saham Asia Tetap Melaju

Meski Wall Street Lesu, Bursa Saham Asia Tetap Melaju
Ilustrasi Bursa Saham Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia bergerak cenderung menguat pada perdagangan pagi ini. Padahal sebelumnya bursa saham New York melemah lumayan dalam.

Pada Rabu (20/5/2020) pukul 08:43 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:



Dini hari tadi waktu Indonesia, Wall Street ditutup di zona merah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok -1,59%, S&P 500 rontok -1,05%, dan Nasdaq Composite terkoreksi -0,54%.

Investor di New York kecewa mendengar kabar bahwa hasil eksperimen vaksin virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) oleh Moderna Inc dinilai tidak memadai. Mengutip STAT News, hasil uji coba yang menggembirakan itu belum bisa menjadi acuan karena:

1. Data yang tidak lengkap dari seluruh peserta uji coba, hanya delapan yang diumumkan. Sementara hasil uji terhadap 45 partisipan lainnya tidak dirilis.
2. Informasi yang tidak lengkap seputar umur dari delapan peserta uji coba yang dinilai berhasil.
3. Belum adanya komentar dari US National Institute for Allergy and Infectious Diseases.
4. Hasil uji coba yang diumumkan baru berdasarkan respons awal terhadap vaksin, belum jelas seberapa lama imunitas bisa bertahan.

Namun investor di Asia tidak terlalu khawatir dengan kabar tersebut. Pasar masih hanyut dalam euforia pelonggaran pembatasan sosial (social distancing) di sejumlah negara karena meredanya wabah virus corona.

Misalnya di Jepang. Pekan ini pemerintah Jepang akan memutuskan apakah akan mencabut status darurat nasional di sejumlah daerah penting seperti Tokyo dan Osaka.

Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Rakyat Jepang mencatat jumlah pasien positif corona per 19 Mei 2020 adalah 16.365 orang. Naik dibandingkan posisi hari sebelumnya yaitu 16.035 orang.

Walau masih ada penambahan, tetapi laju persentasenya relatif rendah yaitu 0,37%. Sejak 6 Mei 2020, pertumbuhan kasus corona di Jepang sudah stabil di bawah 1% per hari.

Oleh karena itu, ada kemungkinan pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe akan melonggarkan social distancing. Dengan demikian, masyarakat bisa kembali beraktivitas dan roda ekonomi berputar lagi meski belum bisa terlalu kencang.

Harapan ini membuat investor masih berkenan masuk ke bursa saham Asia. Namun dengan isu pandemi virus corona yang selalu naik-turun, sepertinya fluktuasi masih akan terjadi. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 19 Mei 2020

Vaksin Covid-19 Ditemukan, Emas Antam Lemas & Drop Rp 10.000

Vaksin Covid-19 Ditemukan, Emas Antam Lemas & Drop Rp 10.000
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT Rifan - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari Selasa ini (19/5/2020) turun 1,14% atau sebesar Rp 10.000 menjadi Rp 866.120/gram dari perdagangan Senin kemarin di level Rp 876.120/gram.

Sebelumnya pada perdagangan kemarin, harga emas Antam naik 0,69% sebesar Rp 6.000 dari posisi harga Sabtu yakni Rp 870.120/gram.

Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram turun 1,14% berada di Rp 86,612 juta dari harga kemarin Rp 87,612 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Selasa ini (19/5/2020) turun Rp 10.000 menjadi Rp 924.000/gram setelah menguat Rp 6.000 ke Rp 934.000/gram pada hari Senin kemarin.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini juga turun 1,08% atau Rp 9.000 ditetapkan pada Rp 822.000/gram, dari posisi kemarin Rp 831.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.


Penurunan harga emas Antam seiring dengan turunnya harga emas dunia di pasar spot pada penutupan perdagangan hari Senin kemarin (Selasa pagi waktu Indonesia) yang turun 0,7% menjadi US$ 1.728,72/troy ons setelah menyentuh level tertinggi sejak November 2012 pada perdagangan sebelumnya, melansir dari Reuters.

Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Juni juga ditutup turun US$ 21,90 atau 1,3% pada US$ 1.734,40/troy ons, melansir dari RTTNews.

Penurunan harga emas dunia kemarin terjadi akibat lonjakan aset berisiko seperti ekuitas setelah perusahaan biotek Moderna Inc. asal AS mengabarkan berita positif tentang eksperimental vaksin mRNA virus corona.

Moderna Inc. mengatakan bahwa vaksin virus corona mRNA eksperimentalnya telah menghasilkan antibodi pada semua 45 pasien uji coba.

Sementara komentar dari ketua Federal Reserve Jerome Powell bahwa ekonomi AS akan memakan waktu sekitar satu setengah tahun untuk pulih, tetapi penurunan tidak akan separah ketika Depresi Hebat, juga berkontribusi terhadap reli di pasar saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA (har/har)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 18 Mei 2020

Safe Haven Diburu, Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 876.120/gram

Safe Haven Diburu, Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 876.120/gram
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
PT Rifan Financindo Berjangka - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari Senin ini (18/5/2020) naik 0,69% atau sebesar Rp 6.000 menjadi Rp 876.120/gram dari perdagangan Sabtu kemarin di level Rp 870.120/gram.

Sebelumnya pada perdagangan kemarin, harga emas Antam naik 0,24% sebesar Rp 2.120 dari posisi harga Jumat yakni Rp 868.000/gram.

Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat 0,69% berada di Rp 87,612 juta dari harga kemarin Rp 87,012 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Senin ini (18/5/2020) naik Rp 6.000 menjadi Rp 934.000/gram setelah menguat Rp 11.000 ke Rp 928.000/gram pada hari Sabtu kemarin.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini juga naik 0,73% atau Rp 6.000 ditetapkan pada Rp 831.000/gram, dari posisi kemarin Rp 825.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.


Kenaikan harga emas Antam seiring dengan penguatan harga emas dunia di pasar spot pada penutupan perdagangan hari Jumat lalu (Sabtu pagi waktu Indonesia) yang naik 0,7% menjadi US$ 1.741,65/troy ons mencapai level tertinggi sejak November 2012 di US$ 1.751,25. Harga emas telah naik lebih dari 2% sejauh minggu ini, melansir dari Reuters.

Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Juni ditutup naik US$ 15,40 atau 0,9% pada US$ 1.756,30/troy ons dan merupakan penutupan tertinggi sejak 14 April lalu, melansir dari RTTNews.

Penguatan harga emas dunia kemarin di tengah berlanjut nya kekhawatiran tentang ketegangan perdagangan antara AS dan China serta dampak pandemi virus corona pada ekonomi.

Virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 4,46 juta orang dan membunuh 301.445 korban jiwa, telah memukul kegiatan ekonomi global, mendorong bank sentral dan pemerintah untuk mengeluarkan langkah-langkah stimulus besar-besaran. Emas cenderung mendapat manfaat dari stimulus ekonomi karena secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

Meskipun banyak negara telah mulai melonggarkan pembatasan wilayah, langkah ini telah menghidupkan kembali kekhawatiran infeksi virus corona gelombang kedua.

TIM RISET CNBC INDONESIA (har/har)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 15 Mei 2020

Tak Ada Suku Bunga Negatif di AS, Euro K.O.

Tak Ada Suku Bunga Negatif di AS, Euro K.O.
Foto: Mata Uang Euro. (REUTERS/Lee Jae-Won)
PT Rifan FinancindoNilai tukar euro melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (14/5/2020) setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menegaskan tidak akan menerapkan suku bunga negatif.

Pada pukul 19:20 WIB, euro diperdagangkan di level US$ 1,0790, melemah 0,24% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Mata uang 19 negara ini juga melemah 0,31% ke Rp 16.012,36, yang merupakan level terlemah sejak 6 Maret.

Rabu malam (pagi waktu AS) kemarin, ketua The Fed Jerome Powell mengatakan tidak memiliki rencana untuk menerapkan suku bunga negatif, tetapi instrumen lainnya akan dimaksimalkan.

"Kami akan menggunakan instrumen yang kami miliki secara penuh sampai krisis ini terlewati dan pemulihan ekonomi mulai terjadi. Namun suku bunga negatif bukan sesuatu yang kami pertimbangkan," kata Powell dalam paparan di hadapan Kongres AS secara virtual.

Dikesampingkannya suku bunga negatif tentunya membuat dolar AS kembali perkasa, dan euro menjadi tertekan. Apalagi, Powell memberikan outlook yang agak suram terkait ekonomi Paman Sam, yang diprediksi membutuhkan waktu lama untuk bangkit. 
"Akan butuh waktu untuk kembali seperti sebelum sekarang. Pemulihan kemungkinan akan terjadi dalam tempo yang lebih lebih lambat dari perkiraan," kata Powell.

Selama risiko kesehatan (bahkan kehilangan nyawa) masih tinggi, Powell menegaskan akan sulit bagi dunia usaha untuk menggenjot ekspansi. Akibatnya, penciptaan lapangan kerja menjadi sangat terbatas (bahkan berkurang drastis) sehingga rumah tangga juga mengalami penurunan pendapatan.

"Ini membuat ekonomi akan mengalami periode produktivitas rendah dan pendapatan yang stagnan dalam waktu yang lebih lama. Dukungan fiskal mungkin membutuhkan biaya yang tidak murah, tetapi layak jika mampu membantu menghindari kerusakan ekonomi jangka panjang dan memperkuat peluang menuju pemulihan," papar Powell.

Pernyataan tersebut membuat risk appetite atau selera mengambil risiko pelaku pasar menurun, sehingga mereka lebih memilih mata uang yang berstatus safe haven seperti dolar AS. Alhasil, euro menjadi semakin tertekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Kamis, 14 Mei 2020

Cadangan AS Turun, Harga Minyak Malah Bergejolak

Cadangan AS Turun, Harga Minyak Malah Bergejolak
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto
Rifan FinancindoHarga minyak mentah untuk kontrak yang ramai diperdagangkan bergerak volatil pagi ini setelah data stok minyak mentah Negeri Paman Sam dirilis oleh Energy Information Agency (EIA). Dimana persediaan minyak mentah AS turun 745.000 barel menjadi 531,5 juta barel.

Kamis (14/5/2020), pada 07.50 WIB, harga minyak cenderung naik. Brent menguat 0,2% ke US$ 29,25/barel. Di saat yang sama, harga minyak mentah untuk acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 0,3% ke US$ 25,37/barel.

Namun pada 08.43 WIB, harga minyak mentah berbalik arah. Brent melemah 0,58% ke US$ 29,02/barel dan WTI terpangkas tipis 0,04% ke US$ 25,28/barel.

Stok minyak mentah di AS terus mencatatkan kenaikan sejak pertengahan Januari karena turunnya permintaan bahan bakar di seluruh dunia sebagai akibat dari merebaknya wabah virus corona (Covid-19).

Namun secara mengejutkan persediaan minyak mentah AS turun 745.000 barel menjadi 531,5 juta barel pada pekan lalu yang berakhir hingga 8 Mei, jika mengacu pada data EIA. Hal ini jelas berbanding terbalik dengan perkiraan analis yang meramal stok bakal naik 4,1 juta barel.

"Stok minyak mentah komersial AS secara tak terduga turun minggu lalu, menambah bukti bahwa pasar minyak AS telah melewati yang terburuk," kata Capital Economics dalam sebuah catatan, melansir Reuters.

Harga telah meningkat dalam dua minggu terakhir karena beberapa negara melonggarkan pembatasan dan lockdown sehingga memberikan harapan akan kenaikan permintaan bahan bakar.

Suasana di pasar juga membaik atas komitmen produsen minyak utama yang memangkas output demi mencapai keseimbangan supply & demand.  Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia sepakat pada bulan April untuk mengurangi produksi mereka sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd) pada bulan Mei dan Juni.

Bahkan Arab Saudi selaku pemimpin de facto OPEC mengatakan akan menambah kuota pemangkasan produksi minyaknya secara sukarela sebanyak 1 juta bpd menjadi 7,5 juta bpd mulai Juni nanti.

Menambah sentimen positif untuk harga minyak, permintaan bensin dan solar di Eropa telah berangsur pulih karena pemerintah di berbagai negara kawasan Benua Biru sudah mulai mengendorkan pembatasan dan aktivitas ekonomi kembali bergeliat.

EIA memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak dan bahan bakar cair secara global rata-rata 94,1 juta bpd pada kuartal pertama 2020 atau menurun 5,8 juta bpd dari periode yang sama pada 2019.

Lembaga asal AS itu memproyeksikan permintaan minyak bumi dan bahan bakar cair global rata-rata 92,6 juta bpd pada tahun 2020. Volumenya turun 8,1 juta bpd dari tahun lalu, sebelum akhirnya meningkat 7,0 juta bpd pada tahun 2021.

Lebih lanjut, persediaan bahan bakar cair global akan tumbuh rata-rata 2,6 juta bpd pada tahun 2020 setelah turun 0,2 juta bpd pada tahun 2019. EIA memperkirakan persediaan naik 6,6 juta bpd pada kuartal pertama dan meningkat menjadi 11,5 juta bpd pada kuartal kedua sebagai akibat dari pembatasan mobilitas publik yang semakin meluas & tajam sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tajam dalam kegiatan ekonomi.

Pertumbuhan permintaan yang lebih kuat karena ekonomi global mulai pulih dan pertumbuhan pasokan yang lebih lambat akan berkontribusi pada penurunan persediaan minyak global dimulai pada kuartal ketiga tahun 2020. EIA memperkirakan persediaan bahan bakar cair global akan turun sebesar 1,9 juta bpd pada tahun 2021.

Hal ini membuat harga minyak berpotensi naik ke depan. Namun karena stok masih akan tetap tinggi, susah rasanya harga si emas hitam untuk kembali ke level US$ 60/barel. Perkiraan EIA, harga minyak Brent rata-rata US$ 46/barel pada 2021 nanti.

Namun adanya ancaman gelombang kedua wabah membuat pasar cukup was-was. Pasalnya jika second wave outbreak datang dan lockdown beserta segala pembatasan sosial lainnnya kembali diterapkan, maka semua prediksi itu jadi tak berarti dan harga minyak pun terancam anjlok.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Rabu, 13 Mei 2020

Siap-siap, Emas Sang Raksasa yang Tertidur Bangkit & Mengamuk

Siap-siap, Emas Sang Raksasa yang Tertidur Bangkit & Mengamuk
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pagi ini harga emas global menguat tipis. Ke depan harga logam mulia emas masih berpotensi untuk reli dengan adanya potensi munculnya gelombang kedua wabah, tambahan stimulus, tensi geopolitik Washington-Beijing yang kembali naik.

Rabu (13/5/2020) harga emas dunia di pasar spot naik tipis 0,07% ke US% 1.703,35/troy ons. Harga emas pada pekan ini cenderung bergerak di rentang harga dekat level psikologis US$ 1.700/troy ons.



Harga emas memang cenderung stabil. Namun peluang emas untuk menguat lagi masih ada. Emas bahkan digambarkan sebagai 'raksasa yang sedang tertidur' oleh Andrew Hecht dari Hecht Commodity.

Dalam tulisannya yang dikutip Kitco, Hecht melihat harga emas yang turun ke bawah US$ 1.700/troy ons pada pekan lalu bisa jadi menandai periode penguatan (bull rally) yang baru. Ia melihat harga emas dalam jangka panjang emas akan menuju US$ 2.000/troy ons, dan tidak menutup kemungkinan ke US$ 3.000/troy ons atau lebih tinggi lagi.

Sejatinya ruang untuk harga emas menguat lagi memang terbuka. Pertama, seiring dengan pelonggaran pembatasan yang dilakukan beberapa negara, kasus infeksi Covid-19 bertambah lagi. Hal ini memicu terjadinya kekhawatiran akan gelombang kedua wabah.

"Saya rasa kita berada di jalan yang benar, tetapi bukan berarti kita sudah bisa mengendalikan penyebaran. Ada risiko yang sangat nyata bahwa kita mungkin bisa memicu penyebaran yang mungkin tidak bisa kita kontrol, dan membuat kita mundur lagi. Tidak hanya menyebabkan kematian yang seharusnya bisa dihindari, tetapi juga membuat kita mundur dalam hal menuju pemulihan ekonomi," tegas Fauci dalam rapat dengan Kongres AS, seperti diberitakan Reuters.

Fauci mendesak agar pemerintah negara bagian untuk benar-benar memperhatikan rekomendasi otoritas kesehatan sebelum melakukan pembukaan kembali (reopening) aktivitas publik. Harus dipastikan terlebih dulu bahwa memang terjadi penurunan jumlah kasus.

Mengutip data US Centers for Disease Control and Prevention, jumlah kasus corona di Negeri Paman Samm per 11 Mei adalah 1.324.488. Naik dibandingkan posisi per hari sebelumnya yaitu 1.300.696.

Beralih ke negara lain, di Jepang, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah kasus corona per 12 Mei adalah 15.874. Naik 0,48% dibandingkan posisi per hari sebelumnya. Kenaikan 0,48% lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan hari sebelumnya yaitu 0,32%.

Faktor kedua yang juga mendukung penguatan harga emas adalah kemungkinan adanya tambahan stimulus dari pemerintah maupun bank sentral global yang akan kembali digelontorkan untuk menyelamatkan perekonomian dari serangan pandemi.

Presiden AS Donald Trump melalui akun twitternya mengatakan bahwa untuk saat ini ide suku bunga acuan negatif adalah hal yang dapat menyelamatkan perekonomian Negeri Paman Sam.

Namun gagasan ini kemungkinan besar akan ditentang oleh ketua bank sentral AS, The Fed yakni Jerome Powell. Di sisi lain The Fed juga terus mengucurkan stimulus dengan membeli berbagai aset-aset keuangan melalui program Quantitative Easing-nya.

The Fed bahkan mulai membeli Exchange Traded Fund (ETF) yang berinvestasi di obligasi pada Selasa waktu setempat. Langkah The Fed ini belum pernah dilakukan sebelumnya walau kondisi ekonomi AS sedang mengalami krisis.

"The Fed akan mulai membeli ETF obligasi untuk pertama kalinya. Ini [nilainya] besar ... dengan adanya lebih banyak stimulus yang digelontorkan dan semua orang tahu ketika ada banyak stimulus maka artinya banyak yang ingin memiliki emas," kata Michael Matousek, kepala pedagang di US Global Investors, sebagaimana diwartakan Reuters.

"Emas selama satu setengah bulan terakhir telah diperdagangkan dalam kisaran," kata Matousek, menambahkan, "salah satu hal positif yang dapat mendorong [harga] emas untuk melaju lebih kencang adalah lebih banyaknya stimulus di seluruh dunia."

Harga emas telah naik lebih dari 12% sepanjang tahun ini karena bank-bank sentral global mengeluarkan gelombang stimulus untuk membatasi kerusakan ekonomi akibat pandemi. Emas cenderung mendapat manfaat dari langkah-langkah stimulus yang masif karena dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

Faktor ketiga yang juga turut berperan dalam membangunkan raksasa yang sedang tertidur adalah hubungan antara AS dengan China yang kembali panas. AS kini semakin memusuhi China.

Kabar terbaru yang tersiar adalah Para senator AS, dari partai Republik, mengusulkan undang-undang yang akan memberi wewenang kepada Presiden AS Donald Trump untuk menjatuhkan sanksi kepada China. Sanksi akan diberikan jika negeri Panda gagal memberikan laporan lengkap soal asal mula merebaknya wabah Covid-19. Sanksi bisa berupa pembekuan aset, larangan perjalanan, pencabutan visa, pembatasan pinjaman untuk bisnis asal China oleh lembaga AS dan larangan listing di bursa.

Tiga faktor di atas harus terus dipantau. Pasalnya kombinasi ketiganya bisa membuat sang raksasa yang sedang tertidur (emas) bisa bangun dan mengamuk. Maka, bersiaplah!

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 12 Mei 2020

Bahaya, Rupiah Kini Terlemah di Asia!

Bahaya, Rupiah Kini Terlemah di Asia!
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
PT Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga merah di perdagangan pasar spot.

Pada Selasa (12/5/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.978. Rupiah melemah 0,28% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sementara di pasar spot, rupiah pun melemah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.950 di mana rupiah melemah 0,67%.

Namun tidak hanya rupiah, sebagian besar mata uang Asia pun tidak berdaya kala berhadapan dengan dolar AS. Namun depresiasi 0,67% membuat rupiah jadi yang terlemah di Asia.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:07 WIB:  

(aji/aji)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 11 Mei 2020

Tak Bertenaga! Harga Emas Antam Stagnan Rp 862.000/gram

Tak Bertenaga! Harga Emas Antam Stagnan Rp 862.000/gram
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT Rifan Financindo - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam pada Senin ini (11/5/2020) tidak berubah atau stagnan di Rp 862.000/gram dari perdagangan Sabtu kemarin.

Sebelumnya pada perdagangan Sabtu, harga emas Antam turun 0,81% sebesar Rp 7.000 dari posisi harga Jumat yakni Rp 869.000/gram.
Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram flat di Rp 86,2 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Senin ini (11/5/2020) juga tak berubah pada Rp 911.000/gram setelah turun Rp 7.000 pada hari Sabtu kemarin dari Rp 918.000/gram.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini juga tidak mengalami perubahan ditetapkan pada Rp 812.000/gram, dari posisi kemarin. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.


Sementara harga emas dunia di pasar spot turun 0,5% menjadi US$ 1.709,30/troy ons pada penutupan hari Jumat kemarin, sementara emas berjangka AS turun 0,6% pada U$ 1.715,10/troy ons, melansir dari CNBC Internasional.

Harga emas dunia melemah kembali pada hari Jumat dari level tertinggi dalam kurun hampir dua minggu, karena tumbuhnya harapan investor tentang aktivitas ekonomi yang akan dibuka kembali setelah penyebaran COVID-19 menunjukkan perlambatan, tetapi gelombang stimulus bank sentral terus membuat emas di jalur untuk kenaikan mingguan sebesar 0,6%.

TIM RISET CNBC INDONESIA (har/har)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 08 Mei 2020

Corona Mereda, Bursa Saham Asia Ceria

Ilustrasi Bursa Saham Tokyo (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Rifan Financindo - Bursa saham Asia bergerak menguat di perdagangan pagi ini. Optimisme di bursa saham New York berhasil menyeberangi Samudra Atlantik dan sampai di Asia.

Pada Jumat (8/5/2020) pukul 08:40 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Benua Kuning:


Dini hari tadi, Wall Street ditutup di zona hijau. Indeks Dow Jones Indstrial Average (DJIA) naik 0,89% ke 23.875,89, S&P 500 melonjak 1,15% menjadi 2.881,19, dan Nasdaq Composite melesat 1,41% ke 8.979,66.

Pelaku pasar (dan dunia) mulai lega karena sinyal penurunan serangan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) semakin terlihat. Bahkan di negara-negara yang sudah melonggarkan pembatasan sosial (social disctancing), belum ada lonjakan pasien corona.

Misalnya di Amerika Serikat (AS). US Centers for Desease Control and Prevention mencatat jumlah pasien positif corona di Negeri Paman Sam per 7 Mei 2020 adalah 1.219.066 orang. Bertambah dibandingkan posisi per hari sebelumnya yaitu 1.193.813 orang.

Meski ada penambahan, tetapi jumlahnya relatif terkendali. Sejak 28 April, laju kenaikan kasus corona di AS sudah kurang dari 3% per hari.

"Sejauh ini semuanya berjalan lancar. Ini menjadi sentimen positif di pasar. Investor tentu melihat perkembangan ini dan berkata sejauh ini semua baik-baik saja," kata Brad McMillan, Chief Investment Officer di Commonwealth Fincnacial Network, seperti dikutip dari Reuters.
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 06 Mei 2020

Keputusasaan Berubah Jadi Harapan, Bursa Saham Asia Menghijau

Keputusasaan Berubah Jadi Harapan, Bursa Saham Asia Menghijau
Ilustrasi Bursa Saham Tokyo (REUTERS/Toru Hanai)
PT Rifan - Bursa saham Asia bergerak cenderung menguat pada perdagangan pagi ini. Mood investor yang sedang lumayan bagus membuat arus modal mengalir ke bursa saham Benua Kuning.

Pada Rabu (6/5/2020) pukul 08:46 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:


|

Bursa saham Asia mengikuti jejak Wall Street yang ditutup di zona hijau. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,56%, S&P 500 naik 0,9%, dan Nasdaq Composite bertambah 1,13%.

Investor (dan dunia) menaruh harapan besar terhadap upaya pemerintah untuk menghidupkan kembali aktivitas masyarakat yang sempat mati suri akibat pembatasan sosial (social distancing) demi mencegah penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Dengan laju penyebaran virus yang semakin melambat, pemerintah mulai berani membuka kembali keran aktivitas publik sehingga membuat ekonomi kembali bergairah.

"Ekonomi tidak punya tombol pause, jika penutupan berlangsung terlalu lama maka akan menciptakan masalah baru. Gangguan terbesar virus corona terhadap perekonomian akan terjadi pada kuartal II-2020. Tidak selamanya seusai pandemi ekonomi akan menjalani periode perlambatan dalam waktu lama, terkadang justru diikuti oleh pertumbuhan yang tinggi," tegas James Bullard, Presiden Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang St Louis, sebagaimana diwartakan Reuters.

The Fed cabang Atlanta memperkirakan ekonomi AS terkontraksi (tumbuh negatif) sangat dalam yaitu -17,6% pada kuartal II-2020. Jika terjadi, maka AS resmi masuk ke jurang resesi karena pada kuartal sebelumnya ekonomi terkontraksi -4,8%. Resesi adalah kontraksi ekonomi dua kuartal beruntun pada tahun yang sama.

Namun selepas itu, ekonomi Negeri Paman Sam diperkirakan bisa bangkit. Resesi yang dialami AS mungkin sangat dalam, tetapi hanya bertahan sebentar.

US National Association for Business Economics (NABE) melakukan jajak pendapat kepada 45 ekonom di AS. Hasilnya, ekonomi AS pada kuartal III-2020 diperkirakan tumbuh 2% dan lebih tinggi lagi menjadi 5,8% pada kuartal IV-2020.

"Ekonomi AS saat ini sudah masuk resesi. Namun panel optimistis bahwa ekonomi akan kembali tumbuh pada paruh kedua 2020," tegas Constance Hunter, Presiden NABE yang juga Kepala Ekonom KPMG, seperti dikutip dari CNBC International.

Perlahan tetapi pasti, keputusasaan berubah menjadi harapan. Meski saat ini kita berada di titik nadir, tetapi harapan untuk bisa bangkit berdiri cukup besar dan sepertinya tidak butuh waktu terlalu lama.

Harapan itu yang kemudian mendorong investor untuk berani masuk ke instrumen berisiko seperti pasar saham di negara berkembang Asia. Arus modal asing yang deras mengalir membuat pasar saham Asia bergelora. 
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 05 Mei 2020

Ada Harapan Ekonomi Pulih, Harga Minyak Terbang

Ada Harapan Ekonomi Pulih, Harga Minyak Terbang
Foto: File Photo: Saudi Aramco (REUTERS/Ahmed Jadallah/File Photo)
PT Rifan Financindo BerjangkaKomoditas minyak mentah kontrak berjangka diperdagangkan naik pada pagi hari ini menyusul pelonggaran lockdown di negara-negara bagian Amerika Serikat (AS), Eropa dan Asia yang mengindikasikan adanya sinyal pemulihan ekonomi yang berpotensi membuat permintaan minyak membaik.

Selasa (5/5/2020) pada 09.30 WIB harga minyak mentah untuk kontrak yang ramai diperdagangkan melesat. Minyak Brent naik 4,04% ke US$ 28,3/barel. Sementara di saat yang sama harga minyak mentah acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) melesat lebih tinggi dengan apresiasi sebesar 6,62% ke US$ 21,74/barel.

Kenaikan harga minyak ini menyusul diperbolehkannya kembali orang-orang untuk mulai beraktivitas di Italia, Spanyol, Portugal, India dan Thailand. Orang-orang sudah mulai kembali bekerja, sektor konstruksi mulai bergerak, taman dan perpustakaan mulai buka.

"Mempertimbangkan ... permintaan yang anjlok signifikan, pasar mungkin cenderung menerima berita baik secara relatif cepat," kata Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di Australia dan Selandia Baru Banking Group.

Permintaan minyak global diperkirakan turun sebanyak 30% pada bulan April, kata para analis. Pemulihan pun kemungkinan berjalan lambat. Apalagi dengan kondisi banyak maskapai masih tetap tak mengudara untuk beberapa bulan ke depan.

Chief Executive maskapai nasional Qantas Airways Australia, Alan Joyce mengatakan pada hari Selasa bahwa "permintaan perjalanan internasional dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk kembali seperti semula." sebagaimana diwartakan Reuters.

Pasar energi memang merespons reaktif setiap berita yang ada. Walau ditutup menguat 3% untuk kedua kontrak acuan pada Senin kemarin (4/5/2020), harga minyak sempat ambrol menyusul ultimatum Trump ke China.

Taipan properti Paman Sam itu mengancam akan mengenakan bea masuk impor ke China karena gusar ekonomi Negeri Adidaya itu terpuruk akibat pandemi yang ia yakini asal muasal dan penyebabnya adalah China.

Dalam kondisi serba tidak pasti seperti sekarang ini pasar memang cenderung sensitif terhadap berbagai pemberitaan. Bagaimanapun juga ke depan harga minyak akan sangat dipengaruhi oleh keseimbangan supply & demand.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 04 Mei 2020

Astaga! Harga Emas Antam Turun Lagi Jadi Rp 865.000/gram

Astaga! Harga Emas Antam Turun Lagi Jadi Rp 865.000/gram
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT Rifan Financindo - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari Senin ini (4/5/2020) turun 0,23% atau sebesar Rp 2.000 menjadi Rp 865.000/gram dari perdagangan Sabtu kemarin di level Rp 867.000/gram.
Sebelumnya pada perdagangan
Sabtu kemarin, harga emas Antam turun 1,37% sebesar Rp 12.000 dari posisi harga Kamis yakni Rp 879.000/gram. Pada hari Jumat (1/5) pasar ditutup untuk liburan Hari Buruh Internasional (May Day).
Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gra
m melemah 0,23% berada di Rp 86,5 juta dari harga kemarin Rp 86,7 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Senin ini (4/5/2020) kembali turun Rp 2.000 menjadi Rp 914.000/gram setelah turun Rp 12.000 ke Rp 916.000/gram pada hari Sabtu kemarin.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini juga turun 0,49% atau Rp 4.000 di tetapkan pada Rp 813.000/gram, dari posisi kemarin Rp 817.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Emas 
Foto: logammulia.com
Emas

Pelemahan harga emas Antam seiring dengan penurunan yang terjadi pada harga emas dunia di pasar spot pada pagi ini pukul 09:15 WIB yang terkoreksi 0,11% menjadi US$ 1.698,56/troy ons.

Sebelumnya harga emas spot dunia pada penutupan perdagangan hari Jumat kemarin melonjak 0,9% menjadi US$ 1.695,21/troy ons, sementara emas berjangka naik 0,4% pada US$ 1.700,90/troy ons, melanisr dari Reuters.
Harga emas dunia pada perdagangan kemarin berhasil menguat setelah aset berisiko seperti ekuitas jatuh di tengah data yang menunjukkan kontraksi tajam dalam aktivitas manufaktur di AS. 

Sebuah laporan dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan aktivitas manufaktur AS terus berkontraksi pada bulan April. ISM mengatakan indeks manajer pembelian merosot ke 41,5 pada bulan April dari 49,1 di bulan Maret, dengan angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi dalam aktivitas manufaktur.

Pasar saham juga terpukul karena kekhawatiran baru tentang perang perdagangan babak lanjutan antara AS-China setelah Presiden AS Donald Trump mengancam tarif baru untuk produk Cina. 

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa pemerintahannya sedang menyusun tindakan pembalasan atas asal-usul pandemi virus corona yang telah melanda AS dan melumpuhkan ekonominya, seperti dilansir RTTNews.

Sementara Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago, Phil Streible mengatakan "kami melihat beberapa kelemahan di pasar saham AS. Tampaknya Trump mengisyaratkan kebangkitan perang perdagangan."
Streible juga mengatakan, "banyak investor melikuidasi berbagai kelas aset yang mungkin terpengaruh oleh perang dagang dan kembali ke aset yang dianggap aman [safe haven], khususnya emas
," melansir dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA (har/har)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan