Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susislo) |
PT Rifan - Harga emas Antam ambrol nyaris 3% sepanjang pekan lalu hingga menyentuh level terendah sejak 6 April lalu. Di perdagangan awal pekan ini, Senin (21/6/2021), emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini akhirnya mengalami kenaikan.
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram hari ini naik 0,33% ke Rp 923.000/batang. PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.
Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini dibanderol Rp 86.512.000/batang atau Rp 865.120/gram naik 0,35% dibandingkan harga Sabtu pekan lalu.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram |
0,5 Gram | Rp 511.500 | Rp 1.023.000 |
1 Gram | Rp 923.000 | Rp 923.000 |
2 Gram | Rp 1.786.000 | Rp 893.000 |
3 Gram | Rp 2.654.000 | Rp 884.667 |
5 Gram | Rp 4.390.000 | Rp 878.000 |
10 Gram | Rp 8.725.000 | Rp 872.500 |
25 Gram | Rp 21.687.000 | Rp 867.480 |
50 Gram | Rp 43.295.000 | Rp 865.900 |
100 Gram | Rp 86.512.000 | Rp 865.120 |
250 Gram | Rp 216.015.000 | Rp 864.060 |
500 Gram | Rp 431.820.000 | Rp 863.640 |
1000 Gram | Rp 863.600.000 | Rp 863.600 |
Ambrolnya harga emas Antam pada pekan lalu mengikuti emas dunia yang merosot 6,04% ke US$ 1.763,34/troy ons. Penurunan mingguan tersebut merupakan yang terbesar sejak pertengahan Maret 2020. Emas juga berada di level terendah sejak 29 April lalu.
Buruknya kinerja logam mulia ini terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed mengindikasikan akan suku bunga bisa naik 2 kali di tahun 2023 masing-masing 24 basis poin hingga menjadi 0,75%.
Proyeksi kenaikan suku bunga tersebut lebih cepat ketimbang perkiraan yang diberikan bulan Maret lalu, dimana mayoritas melihat suku bunga baru akan dinaikkan pada tahun 2024.
Selain itu, ada anggota The Fed yang memproyeksikan suku bunga bisa naik pada tahun 2022.
Artinya, jika perekonomian AS semakin membaik, ada kemungkinan suku bunga akan naik tahun depan, jauh lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.
Kenaikan suku bunga membuat emas menjadi tidak menarik, sebab merupakan aset tanpa imbal hasil. Selain itu, saat suku bunga naik maka opportunity cost dalam berinvestasi di emas menjadi meningkat.
Di sisi lain, proyeksi kenaikan suku bunga tersebut membuat dolar AS perkasa. Sepanjang pekan ini, indeks dolar AS melesat 1,8% ke 92,346, level terkuat sejak awal April.
Ketika dolar AS menguat, maka emas dunia yang dibanderol dolar AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaannya menjadi menurun.
Artinya, proyeksi suku bunga The Fed dan penguatan dolar AS menjadi kombinasi "mematikan" bagi emas.
Di sisi lain, penguatan dolar AS membuat rupiah merosot. Hal tersebut membuat penurunan harga emas Antam tidak sebesar emas dunia. Sebab, ketika nilai tukar rupiah merosot, harga emas dunia tentunya lebih mahal ketika dikonversi ke Mata Uang Garuda.
Tekanan bagi emas terlihat masih belum akan berakhir. Hasil survei yang dilakukan Kitco terhadap 18 analis di Wall Street menunjukkan sebanyak 10 orang atau 56% memberikan proyeksi bearish (tren menurun) bagi emas pekan depan. Kemudian 22% memberikan proyeksi bullish (tren naik) dan sisanya netral.
Sementara itu survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dari 2.174 partisipan sebanyak 52% memberikan proyeksi bearish, 31% bullish dan sisanya netral.
Artinya, sentimen bearish masih mendominasi pasar emas, yang membuat harganya berisiko turun lagi. Tetapi beberapa analis juga mengatakan penurunan emas terlalu berlebihan, dan saat ini merupakan waktu yang tepat untuk kembali membeli.
"Kami telah menunggu lama koreksi harga ini dan perlahan kami akan mulai membeli emas," kata Philip Streible, kepala strategi investasi di Blue Line Futures, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (18/6/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar