Rabu, 15 Agustus 2018

Menpan-RB: Lowongan CPNS Dibuka karena 220.000 PNS Pensiun | PT Rifan Financindo

Foto: Andhika Prasetia/detikcom 
PT Rifan Financindo - Asman Abnur menyatakan mundur dari posisi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB). Amran sudah menyampaikan pengunduran diri kepada Presiden Joko Widodo.

Meski mundur Asman menyatakan lowongan CPNS tahun ini tetap dibuka karena ada ratusan ribu PNS yang akan pensiun.

"Sebentar lagi kita harus terima PNS yang masih kurang, karena yang pensiun tahun ini ada sekitar 220 ribu orang. Ini harus diputuskan segera," tuturnya di Gedung KemenPAN-RB, Jakarta, Selasa (14/8/2018).


Asman menjelaskan pembukaan lowongan CPNS sedang dalam tahap penyelesaian data angka kebutuhan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari masing-masing kementerian dan lembaga pemerintahan.


Selain pembukaan lowongan CPNS, menurut Asman pembentukan zonasi integrasi juga harus diselesaikan setelah dia mengundurkan diri.

"Kemudian zona integrasi mengintegrasikan Polres, Pengadilan negeri dan Lapas itu harus diintegrasikan," tuturnya.

Kemudian pembenahan kelembagaan juga harus terus dilakukan, salah satunya dengan mendorong lebih banyak Mal Pelayanan Publik yang bisa melayani perizinan baik tingkat daerah maupun pusat.

"Itu agenda yang saya anggap perlu ditingkatkan terus," ucapnya. (das/hns)

Baca Juga :
Sumber:Detik
PT Rifan Financindo


Selasa, 14 Agustus 2018

Dolar AS 'Mengamuk' Lagi, Pagi Ini Tembus Rp 14.619 | Rifanfinancindo

Foto: Lamhot Aritonang 

Rifanfinancindo - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini semakin menguat. Dolar AS berada di angka Rp 14.619.

Demikian dikutip detikFinance dari data Reuters, Selasa (14/8/2018).

Nilai tukar mata uang Paman Sam berada di level terendahnya di Rp 14.595 dan sempat menyentuh level tertingginya di Rp 14.625.

Pelemahan yang terjadi ini tak terlepas pada krisis yang dialami Turki. Pelemahan juga dialami oleh Indeks Harga Saham Gabungan pagi ini.

Pelemahan yang terjadi pada indeks seiring dengan pelemahan yang terjadi pada bursa global. Pelemahan ini dipicu oleh krisis finansial yang terjadi di Turki akibat adanya penerapan kenaikan tarif baja dan aluminium dari AS serta belum adanya langkah dari pemerintah Turki yang mampu mendorong kestabilan mata uangnya yang mengalami pelemahan signifikan. Hal ini memicu kekhawatiran sejumlah negara terutama Eropa dan Asia. (zlf/fdl)


Baca Juga :
Sumber:Detik
Rifan Financindo


Senin, 13 Agustus 2018

Dolar AS Tembus Rp 14.600, Tertinggi Tahun Ini | Rifan Financindo

Foto: Lamhot Aritonang 

Rifan Financindo - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini berada di angka Rp 14.590. Dolar AS menguat cukup tajam dan sudah menembus level Rp 14.600. Level ini tertinggi tahun ini bahkan dalam 3 tahun terakhir.

Demikian dikutip detikFinance dari data Reuters, Senin (13/8/2018).

Nilai tukar mata uang Paman Sam berada di level terendahnya di Rp 14.492 dan sempat menyentuh level tertingginya di Rp 14.606.

Ini adalah level tertinggi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tahun ini. Beberapa pekan terakhir, dolar terus bergerak di rentang Rp 14.400 hingga Rp 14.500.

Pada September 2015, dolar AS berada di posisi puncak dengan nilai tukar Rp 14.730, tepatnya pada 29 September 2015. Penguatan dolar AS ini sejalan dengan naiknya suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada waktu itu.

Jika membandingkan posisi tertinggi tahun lalu pada periode 29 September 2015 ke 27 September 2016 maka dolar AS sudah turun 12,2% dalam waktu satu tahun.

Sejak saat itu dolar AS nyaris tak pernah menyentuh level Rp 14.000-an. Baru sebulan belakangan dolar AS melemah terus perkasa, bergerak dari kisaran Rp 13.000 hingga hari ini terus menanjak dan bahkan sempat menyentuh Rp 14.555.


Baca Juga :
Sumber:Detik
Rifan Financindo

Jumat, 10 Agustus 2018

AHY Minta Maaf Gagal Jadi Cawapres | PT Rifan Financindo

AHY Minta Maaf Gagal Jadi Cawapres 

PT Rifan Financindo -- Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY meminta maaf kepada seluruh pihak yang mendukungnya karena gagal ikut berkontestasi di pemilihan presiden 2019.

"Saya mohon maaf jika karena berbagai faktor saya belum memiliki peluang untuk bisa menjadi cawapres sebagaimana diharapkan pada kader Demokrat dan serta berbagai lapisan masyarakat tadi," kata AHY di kawasan Mega Kuningan.


AHY mengatakan dirinya sudah berusaha untuk menjadi cawapres. Selama satu tahun terakhir dia mengklaim telah berkeliling nusantara untuk mendengar dan menyerap aspirasi warga.

"Saya menangkap ada rasa sedih, kecewa bahkan marah dari sebagian melihat situasi ini. Tapi saya mengajak agar kita semua dapat menerima takdir Allah SWT. Saya yakin ini terbaik bagi diri saya pribadi, juga bagi bangsa," kata dia.

Lebih lanjut AHY juga menyatakan bakal mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019, sesuai dengan keputusan resmi rapat Majelis Tinggi Demokrat.

Hari ini AHY genap berusia 40 tahun. Dia mengatakan ada tiga pelajaran penting yang didapat di hari lahirnya ini.

Pertama, kata AHY, tidak ada jalan yang lunak untuk meraih cita-cita dan tujuan besar. Lalu tidak ada pemimpin hebat tanpa proses penempaan ujian dan tantangan berat.

"Yang ketiga sebelum menutup mata maka tidak ada kata akhir dan sia-sia dalam perjuangan," ujarnya.

Nama AHY sebelum sempat santer akan berpasangan dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

Wacana ini menguat tak lama setelah Ketua Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan berpeluang koalisi dengan Gerindra.

Sehari menjelang pendaftaran, Prabowo justru memilih Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno sebagai cawapres.

AHY dan Sandi pernah bertarung di Pilkada DKI 2017 silam. Saat itu Sandi yang berpasangan dengan Anies Baswedan berhasil mengalahkan AHY yang maju bersama Sylviana Murni.

Gagalnya AHY menjadi cawapres Prabowo sempat menimbulkan krisis hubungan Gerindra dan Demokrat. Namun setelah beberapa kali melakukan lobi, hubungan kedua partai dapat diselamatkan.
(wis)

Kamis, 09 Agustus 2018

Rupiah Berakhir Menguat Tipis ke Rp14.439 per Dolar AS | Rifanfinancindo

Rupiah Berakhir Menguat Tipis ke Rp14.439 per Dolar AS 

Rifanfinancindo - Nilai tukar rupiah ditutup di posisi Rp14.439 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan pasar spot hari ini, Rabu (8/8). Posisi ini menguat 3 poin atau 0,02 persen dari penutupan kemarin yang senilai Rp14.442.

Begitu pula dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di posisi yang sama Rp14.439 atau menguat dari posisi kemarin Rp14.485.

Bersama rupiah, beberapa mata uang utama di kawasan Asia menguat dari dolar AS, seperti yen Jepang menguat 0,41 persen, won Korea Selatan 0,33 persen, dolar Singapura 0,05 persen, dan ringgit Malaysia 0,04 persen.

Namun, beberapa di antaranya justru lunglai dari dolar AS. Mulai dari peso Filipina minus 0,26 persen, renmimbi China minus 0,1 persen, dolar Australia minus 0,06 persen, dan rupee India minus 0,01 persen. Sementara dolar Hong Kong dan baht Thailand stagnan.

Sementara mayoritas mata uang negara maju melemah dari dolar AS. Rubel Rusia minus hingga 1,13 persen, poundsterling Inggris minus 0,28 persen, dolar Kanada minus 0,17 persen, dolar Australia minus 0,06 persen, dan euro Eropa minus 0,02 persen. Hanya franc Swiss yang menguat tipis 0,03 persen dari dolar AS.

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong menilai penguatan tipis rupiah hari ini terjadi karena minim sentimen negatif, meski tak ada pula sentimen positif yang menopang. Sebab, pergerakan dolar AS masih cenderung stagnan, meski terhadap beberapa mata uang lain justru menguat.

"Karena pada hari-hari ini, sentimen dari rilis data ekonomi sudah tidak ada, tapi dolar AS masih stagnan, sehingga masih bisa menguat tipis," katanya kepada CNNIndonesia.com.

Selain itu, ia menduga rupiah masih bisa menguat tipis karena bank sentral nasional diperkirakan kembali melanjutkan intervensi pada stabilitas rupiah.

Hal ini terlihat dari perkembangan cadangan devisa (cadev) BI yang secara gradual terus menurun dari bulan ke bulan. Artinya, intervensi masih terus dilakukan oleh BI.

"Tapi penurunan cadev ini tidak begitu mengganggu ekspektasi pasar, karena yang lebih berpengaruh itu data inflasi, neraca perdagangan, hingga transaksi berjalan," pungkasnya. (lav)


Baca Juga :
Sumber:CNN Indonesia
Rifanfinancindo