Rifan Financindo - Awal pekan ini tampaknya
bukan hari baik bagi emas. Harga emas global dan yang diproduksi PT
Aneka Tambang Tbk (ANTM) kompak turun karena sentimen negatif perang
dagang dan resesi ekonomi Amerika Serikat (AS) seolah-olah lenyap dari
pasar.
Harga emas dunia, secara teknikal sudah turun di bawah US$
1.508/troy ounce yang menjadi level support. Level ini bisa menentukan
kemana arah emas nantinya.
Hingga perdagangan tengah hari
kemarin, Senin (19/08/2019) emas diperdagangkan di kisaran US$
1.507.31/troy ons. Pada pukul 07:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman
Desember di bursa New York Commodities Exchange (COMEX) terkoreksi 0.22%
ke level US$ 1.520,3/troy ounce (Rp 684.334/gram). Sementara harga emas
di pasar spot melemah 0,29% menjadi US$ 1.509.3/troy ounce (Rp
679.427/gram).
Harga
emas dunia melemah pada perdagangan Senin (17/8/19) melanjutkan
pelemahan pada perdagangan Jumat pekan lalu. Pulihnya sentimen pelaku
pasar yang tercermin dari penguatan bursa saham global membuat daya
tarik emas sebagai aset aman atau safe haven berkurang pada hari ini.
Hilangnya
isu resesi di Amerika Serikat (AS) sejak Jumat lalu memberikan tekanan
bagi harga emas. Potensi terjadinya resesi yang digambarkan oleh inversi
yield obligasi (Treasury) AS sudah mulai hilang pada hari Jumat.
Inversi
merupakan keadaan di mana yield atau imbal hasil obligasi tenor pendek
lebih tinggi daripada tenor panjang. Dalam situasi normal, yield
obligasi tenor pendek seharusnya lebih rendah.
Yield Treasury AS
kini kembali normal, dan Presiden AS, Donald Trump juga mengesampingkan
terjadinya resesi di Negara Adikuasa tersebut.
"Saya pikir kita
tidak mengalami resesi, (ekonomi) kita bekerja sangat baik. Masyarakat
kita menjadi lebih kaya. Saya memberikan pemotongan pajak yang besar dan
mereka mendapat banyak uang" kata Trump kepada reporter, sebagaimana
dikutip CNBC International.
Selain itu, isu perang dagang dan currency war atau perang mata uang
juga mulai mereda. AS secara resmi menunda kenaikan bea impor dari
China, bahkan ada beberapa produk yang batal dikenakan tarif.
Terbaru,
Lawrence Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengungkapkan tim
negosiasi dagang AS dan China akan berkomunikasi secara intensif dalam
10 hari ke depan. Apabila komunikasi ini positif, maka rencana dialog
dagang di Washington pada awal September bisa terlaksana.
Sementara
itu kecemasan akan perang mata uang juga mulai meredup setelah China
tidak lagi mendevaluasi kurs yuan secara agresif melawan dolar AS. Meski
demikian pada hari ini PBoC menetapkan nilai tengah yuan 7,0211/US$
atau lebih lemah dari Jumat 7,0136/US$.
Akibat berbagai sentimen
positif tersebut, dan jika tidak ada perubahan sentimen, emas menjadi
kehilangan pijakan menguat (untuk sementara), dan fase koreksi turun
emas berpotensi akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Tanpa adanya momentum penguatan, emas masih akan bergerak di kisaran
US$ 1.508. Jika mampu bergerak konsisten di bawah level tersebut, Logam
Mulia berpeluang menguji kembali level US$ 1.504. Penembusan di bawah
level tersebut akan membawa harga turun ke level psikologis US$ 1.500.
Jika level psikologis ditembus, harga emas berpotensi melemah ke US$ 1.496.
Sementara
jika mampu bergerak konsisten di atas US$ 1.508, emas memiliki peluang
menguat ke resisten (tahanan atas) US$ 1.515, Momentum penguatan akan di
dapat jika emas mampu menembus resisten tersebut, target ke area US$
1.522.
Sementara itu, di domestik harga emas acuan yang
diproduksi Antam turun level Rp 708.000/gram. Pada perdagangan Jumat
pekan lalu (16/8/2019) harga emas Antam berada pada level Rp
717.000/gram.
Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung
di situs logammulia milik Antam hari ini (19/8/19), harga tiap gram emas
Antam ukuran 100 gram turun menjadi Rp 70,8 juta per batang dari harga
pada Jumat kemarin Rp 71,7 juta per batang.
Emas Antam kepingan
100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya
emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Adapun
harga emas 1 gram lebih mahal yakni Rp 757.000/gram, turun Rp 2.000
dari harga Sabtu kemarin (17/8/2019) yakni Rp 759.000.
Penurunan
harga emas ini terjadi mengekor koreksi yang dialami emas
global. Harapan damai dagang Amerika Serikat (AS)-China masih menjadi
sentimen utama yang menekan harga emas. Namun, kemungkinan adanya
penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) yang lebih tajam
masih memberikan dorongan ke atas bagi si logam mulia. (hps/hps)
Sumber : CNBC
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo