Jumat, 27 Desember 2019

Yuk Intip Jejak Santa Claus Rally di Pasar Emas Global

Yuk Intip Jejak Santa Claus Rally di Pasar Emas Global
Foto: REUTERS/Edgar Su

PT Rifan Financindo - Santa Claus Rally ternyata terjadi juga di pasar spot emas global, yang menunjukkan bahwa Santa juga datang ke pasar komoditas logam mulia kuning itu, tidak hanya di pasar saham dan obligasi.

"The Santa Claus Rally" secara umum didefinisikan secara luas sebagai penguatan pasar yang terjadi di hari-hari kejepit nasional di antara libur Natal dan Tahun Baru, atau secara formalnya dapat dijelaskan sebagai penguatan pasar pada 5 hari bursa terakhir ditambah 2 hari pertama setelah tahun baru.

Meskipun Santa Rally lumrahnya ditemui di pasar saham Wall Street, harga spot emas Refinitiv menunjukkan harga spot emas lebih banyak menguat karena koreksi hanya terjadi tiga kali dalam 10 tahun terakhir.

Penguatan terbesar terjadi pada akhir 2017 di mana harga emas naik menjadi US$ 1.312/troy ounce (onz) pada 3 Januari 2018 dari posisi US$ 1.274,61/oz pada 22 Desember 2017. Selain pada 2017, penguatan harga spot emas global juga terjadi pada tahun 2009, 2012, 2013, 2014, 2016, dan 2018.

Meskipun naik pada periode Santa Rally, pergerakan komoditas logam mulia tersebut di periode yang sama tetapi dengan rentang yang lebih panjang yaitu untuk sepanjang Desember dalam 10 tahun terakhir masih lebih banyak turunnya.

Naiknya harga emas di pasar spot dunia juga menjadi cerminan saktinya sentimen pemolesan laporan investasi pelaku pasar keuangan dunia, terutama ketika kekhawatiran terhadap perang dagang Amerika Serikat (AS)-Chian justru sedang mereda.

Padahal, kodrat emas adalah instrumen yang dianggap lebih aman (safe haven instrument) sehingga emas sering digunakan sebagai alat lindung nilai (hedging) terhadap instrumen keuangan lain ketika kondisi pasar sedang tidak kondusif.

Tahun ini, kemungkinan Santa Rally akan terjadi juga di pasar spot emas dunia karena hingga Jumat hari ini (27/12/2019) pergerakan komoditas tersebut sudah mulai terendus karena di pasar global masih menguat, terutama jika harga emas spot saat ini dibanding harga pada 20 Desember, 23 Desember, 24 Desember, 25 Desember, dan 26 Desember.
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/tas)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Aura Damai Dagang Terasa, Bursa Saham Asia Menghijau

Aura Damai Dagang Terasa, Bursa Saham Asia Menghijau
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)
PT Rifan Financindo - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengawali perdagangan hari ini, Jumat (27/12/2019), di zona hijau.
Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei menguat 0,12%, indeks Hang Seng naik 0,61%, dan indeks Straits Times terapresiasi 0,12%.

Langkah China yang sudah semakin membuka perekonomiannya kepada dunia menjadi salah satu faktor yang memantik aksi beli di bursa saham Asia. Melansir Bloomberg, China mengumumkan bahwa pihaknya akan menurunkan bea masuk bagi sebanyak 859 jenis produk impor mulai awal tahun depan.

Kementerian Keuangan China menyebut bahwa pihaknya akan menerapkan bea masuk sementara yang lebih rendah dari bea masuk yang dikenakan terhadap barang-barang dari most-favored-nation (MFN).

Daging babi beku, alpukat beku, hingga beberapa jenis semikonduktor termasuk ke dalam daftar produk yang bea masuknya akan dikurangi oleh Beijing.

Sebagaimana dilansir dari Reuters, bea masuk terhadap daging babi beku akan dipangkas menjadi 8%, dari tarif MFN yang sebesar 12%, sedangkan bea masuk terhadap alpukat beku akan dikurangi menjadi 7%, dari tarif MFN sebesar 30%.

Pada tahun 2018, nilai dari 859 jenis produk impor tersebut adalah sekitar US$ 389 miliar atau sekitar 18% dari total impor China kala itu yang senilai US$ 2,14 triliun.

Penguarangan bea masuk ini bisa dinikmati oleh negara-negara yang menjadi anggota World Trade Organization (WTO). Sementara itu, bagi negara-negara yang memiliki kesepakatan dagang dengan China, bea masuknya bisa menjadi lebih rendah lagi.

Dilansir dari Bloomberg, negara-negara yang memiliki kesepakatan dagang dengan China meliputi Selandia Baru, Peru, Kosta Rika, Swiss, Islandia, Singapura, Australia, Korea Selatan, Georgia, Chili, dan Pakistan.

Sekedar mengingatkan, perang dagang AS dengan China pada awalnya dipicu oleh kekesalan Trump terhadap besarnya defisit neraca perdagangan AS dengan China. Kemudian, komplain AS terkait pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam semakin mengeskalasi perang dagang antar keduanya.

Berbicara mengenai besarnya defisit neraca perdagangan AS dengan China, hal ini salah satunya disebabkan oleh hambatan, baik tarif maupun non-tarif, yang diterapkan China guna melindungi perusahaan-perusahaan domestik.

Kini, langkah China untuk semakin membuka pasar domestiknya dengan menurunkan besaran bea masuk terhadap produk-produk impor tentu diharapkan akan semakin melunakkan AS dalam negosiasi dagang kedua negara.

Sebagai catatan, menurut Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, kedua negara berencana untuk memformalisasi kesepakatan dagang tahap satu pada pekan pertama Januari 2020.

Lebih lanjut, rilis data ekonomi yang menggembirakan ikut memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Pada pagi hari ini, tingkat pengangguran Jepang periode November 2019 diumumkan berada di level 2,2%, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 2,4%, seperti dilansir Trading Economics.

Kemudian, pembacaan awal atas data produksi industri Jepang periode November 2019 hanya menunjukkan koreksi sebesar 0,9% secara bulanan, lebih baik dari konsensus yang memperkirakan koreksi sebesar 1,4%.
 
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 26 Desember 2019

Masih Aura Libur Natal, Bursa Tokyo Dibuka Flat

Masih Aura Libur Natal, Bursa Tokyo Dibuka Flat
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
PT Rifan - Saham-saham di Asia diperdagangkan di zona merah pada perdagangan Kamis (26/12/2019).

Bursa Tokyo misalnya mencatat awal yang flat untuk perdagangan di hari setelah perayaan Natal ini.

Indeks Nikkei 225 di bursa Jepang misalnya turun 0,03% atau 6,41 poin ke 23.776,46.

Sementara Topix juga juga turun 0,02% atau 0,41 poin ke 1.721,01.

Sedangkan Kospi di bursa Korea Selatan, dibuka turun 0,17%.

Penurunan saham raksasa Samsung Elektronics hingga 0,91% menjadi penyebab.

Meski bursa Jepang dan Korsel tetap buka seperti biasa, pasar di kawasan Asia dan Pasific lain masih tutup karena libur Natal.

Sejumlah bursa yang tutup antara lain, Hong Kong, Australia dan Selandia Baru. (sef/sef)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Rabu, 25 Desember 2019

Trading Forex: Jeblok Lagi, Kalo Jual Pound Bisa Cuan Berapa?

Foto: Ilustrasi koin Poundsterling (REUTERS / Dado Ruvic)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling kembali jeblok melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (23/12/2019), melanjutkan performa buruk pada pekan lalu.

Pada pukul 19:50 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2938, menguat 0,5% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pada pekan lalu, atau tepatnya dalam empat hari perdagangan poundsterling anjlok 2,44%, sehingga jika ditotal dalam lima hari perdagangan hingga malam ini pounsterling telah melemah nyaris 3%.

Jika dilihat secara pip, mata uang negeri John Bull ini turun 391 pip. Pip adalah satuan poin terkecil untuk mewakili perubahan harga dalam trading forex. 1 pip dalam poundsterling senilai US$ 10 jika bertransaksi sebesar 1 lot.

Dalam trading forex, ketika terjadi penurunan harga maka posisi jual atau short akan memperoleh cuan. Poundsterling lawan dolar AS disimbolkan dengan GBP/USD dalam trading forex.

Seorang trader yang mengambil posisi short pada Senin (16/12/2019), dan menahan posisinya hingga hari ini, tentunya akan akan mendapat cuan 391 pip x US$ 10 = US$ 3.910 atau jika di-rupiah-kan lebih dari Rp 54 juta (kurs US$ 1 = Rp 13960). Jumlah profit belum termasuk potongan komisi dan bunga menginap yang berbeda-beda di setiap broker.

Untuk membuka 1 lot kontrak standar dibutuhkan modal yang berbeda-beda tergantung berapa leverage (rasio antara dana si trader sendiri dan dana pinjaman) yang digunakan oleh trader.

Tanpa leverage untuk membuka posisi 1 lot dibutuhkan modal sebesar US$ 100.000. Modal itu tentunya sangat besar, sehingga broker-broker memberikan leverage agar trading menjadi lebih terjangkau.

Di Indonesia sendiri broker pada umumnya menyediakan leverage 1:100, maka jumlah modal yang dibutuhkan atau dikenal dengan margin untuk membuka 1 lot standar adalah 100.000/100 = US$ 1.000.

Dengan asumsi investasi menggunakan modal US$ 10.000, maka cuan yang dihasilkan sebesar 39% saat mengambil posisi short GBP/USD dengan transaksi 1 lot dalam lima hari.

Risiko Hard Brexit Buat Poundsterling Jeblok
Jebloknya performa poundsterling dimulai sejak Selasa (17/12/2019) lalu setelah CNBC International mengutip media lokal mewartakan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson akan mengamandemen undang-undang keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Withdrawal Agreement Bill), sehingga masa transisi tidak bisa diperpanjang lagi.

Partai Konservatif yang dipimpin Boris Johnson memenangi Pemilihan Umum (Pemilu) pada pekan lalu, bahkan menguasai kursi mayoritas parlemen, dengan demikian perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) kemungkinan besar akan terjadi pada 31 Januari 2020, dengan masa transisi yang berlangsung hingga akhir tahun depan.




Kecemasan pelaku pasar akan risiko hard Brexit semakin nyata setelah Jumat (20/12/2019) pekan lalu PM Johnson resmi mengajukan amandemen tersebut ke Parlemen Inggris. Hasilnya mayoritas anggota parlemen setuju, dan akan dilakukan pembahasan lebih lanjut di awal tahun depan.

Dengan amendemen tersebut, Inggris kemungkinan besar akan bercerai dari Uni Eropa (Brexit) pada 31 Januari 2020, dan masa masa transisi keluarnya Inggris dari Uni Eropa berlangsung hingga akhir tahun depan. Amandemen Withdrawal Agreement Bill menghalangi terjadinya perpanjangan masa transisi.

Sementara itu dari Brussel pejabat Uni Eropa mengatakan jadwal perundingan dagang dengan Inggris "kaku" dan cenderung membatasi ruang lingkup untuk mencapai kesepakatan dagang.

Dengan singkatnya masa transisi, tentunya pembahasan perjanjian dagang harus dipercepat. PM Johnson dikatakan akan melakukan pendekatan yang lebih keras di masa transisi tersebut, yang memicu kecemasan akan keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan (hard Brexit). Poundsterling pun jeblok.


TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 23 Desember 2019

AS-China Mesra, Indeks Shanghai Malah Dibuka Melemah

AS-China Mesra, Indeks Shanghai Malah Dibuka Melemah
Foto: Shanghai Stock Exchange ( REUTERS/Issei Kato)
PT Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham China mengawali perdagangan pertama di pekan ini, Senin (23/12/2019), di zona merah.

Pada pembukaan perdagangan, indeks Shanghai turun 0,2% ke level 2.999,04, sementara indeks Hang Seng selaku indeks saham acuan di Hong Kong naik 0,55% ke level 28.024,62.

Bursa saham China melemah kala perkembangan terkait hubungan AS-China di bidang perdagangan terbilang positif.

Seperti yang diketahui, AS dan China sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai kesepakatan dagang tahap satu.

Namun, di sepanjang pekan lalu sempat ada kekhawatiran terkait dengan peluang ditekennya kesepakatan dagang tahap satu.

Walaupun Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa nilai pembelian produk agrikultur oleh China akan mencapai US$ 50 miliar, pihak Beijing yang diwakili oleh Wakil Menteri Pertanian dan Pedesaan Han Jun hanya menyebut bahwa mereka akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan, tanpa menyebut nilainya.

Lebih lanjut, melansir CNBC International, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang berulang kali mengelak dari pertanyaan terkait dengan detil kesepakatan dagang tahap satu dengan AS.

Namun, dalam wawancara dengan CNBC International, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengungkapkan bahwa dirinya optimistis kesepakatan dagang akan bisa diteken pada bulan Januari.

Kemudian, cuitan Trump kini semakin mempertegas bahwa kesepakatan dagang akan benar-benar bisa diteken. Pada hari Jumat waktu setempat, Trump memposting sebuah cuitan yang isinya mengatakan bahwa dirinya telah melangsungkan "pembicaraan yang sangat baik" dengan Presiden China Xi Jinping terkait dengan beberapa hal, termasuk kesepakatan dagang kedua negara. Pembicaraan tersebut dilakukan melalui sambungan telepon.

"Telah melangsungkan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari China terkait kesepakatan dagang kami yang begitu besar. China telah memulai pembelian produk agrikultur dan produk-produk lainnya secara besar. Formalisasi kesepakatan dagang sedang disiapkan. Juga berbicara mengenai Korea Utara, di mana kami bekerja sama dengan China, & Hong Kong (progres!)," cuit Trump melalui akun Twitter @realDonaldTrump.
Pada hari ini, tidak ada data ekonomi yang dijadwalkan dirilis di China dan Hong Kong.

TIM RISET CNBC INDONESIA(ank/ank)