Rabu, 05 Agustus 2020

Breaking! AS-China Bakal Ketemuan, Ada Kejutan?

INFOGRAFIS, Damai Perang Dagang As-China Berujung Kebuntuan
Foto: Infografis/Perang Dagang AS-China/Edward Ricardo
PT Rifan - Pejabat senior Amerika Serikat (AS) dan China disebut akan meninjau implementasi dari kesepakatan perdagangan Fase I yang sudah dibuat kedua negara. Disebut Reuters mengutip Wall Street Journal, kedua belah pihak akan menyelenggarakan konferensi melalui video 15 Agustus ini.

Negosiator utama yakni Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He akan berpartisipasi. Ini akan jadi peninjauan pertama selama enam bulan pakta perjanjian dibuat sejak 15 Februari.

Sayangnya Kantor Perwakilan Dagang AS dan Departemen Keuangan AS belum berkomentar soal ini.

Sebelumnya dalam kesepakatan Fase I, China telah berjanji meningkatkan pembelian barang-barang AS sekitar US$ 200 miliar di atas realisasi di tahun 2017. Termasuk produk pertanian, manufaktur, energi, dan jasa.

Namun sayangnya China disebut belum merealisasikan hal ini sesuai target yang dibuat. Impor barang pertanian bahkan lebih rendah dari 2017, bahkan 50% lebih rendah dari target.

Beijing juga hanya membeli 5% produk energi AS. Padahal target pada fase ini mencapai US$ 25,3 miliar.

Menurut sumber yang akrab dengan ini, China ingin mengadakan pembicaraan untuk membahas masalah lain. Ia menyebut hal-hal di luar pelaksanaan perdamaian dagang Fase I.

"Ini adalah tinjauan semi-tahunan normal dan juga datang pada saat hubungan terus memburuk. Tentu ada banyak yang perlu dibicarakan, "kata orang itu, dikutip Rabu (5/8/2020).

Sementara itu, Duta Besar China untuk AS Cui Tiankai mengatakan rencana evalusasi Fase I selalu ada. Karena kedua belah pihak berhubungan secara teratur soal kesepakatan dagang itu.

"Jika mereka melakukan pertemuan seperti itu, saya kira itu akan sangat positif," kata Cui.

Sebelumnya Presiden AS Donald Trump kerap mengancam akan mengakhiri pakta perdagangan. Ia berulang kali menyebut enggan membicarakan hal tersebut lagi dengan China.

Hubungan AS-China memang menanas kembali sejak pandemi corona muncul di Wuhan. Trump mengatakan China melakukan disinformasi.

Saat ini AS menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Selain Covid-19, Trump juga kini menyasar TikTok dan bakal melarang aplikasi itu jika tak dijual ke pembeli non-China. (sef/sef)
 
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 04 Agustus 2020

Dahsyat! Harga Emas Antam Cetak Rekor Lagi Rp 1.029.000/Gram

Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT Rifan Financindo Berjangka - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) naik pada Selasa (4/8/2020) dibandingkan sehari sebelumnya. Dengan kenaikan ini, harga emas Antam terus berada di rekor termahal sepanjang sejarah.

Berdasarkan data di situs logammulia.com, emas batangan Antam pecahan satu gram hari ini dibanderol Rp. 1.029.000, naik Rp 1.000 per gram dibandingkan kemarin. Sementara harga emas batangan Antam 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 97.112.009 atau Rp 971.120 per gram.

Rekor termahal harga emas Antam itu mengikuti harga emas dunia yang memang terus bergerak naik. Namun, selain itu, faktor nilai tukar rupiah serta supply-demand juga menjadi penentu kenaikan harga tersebut.

Hantu resesi yang menyelimuti dunia saat ini membuat banyak orang mengalihkan investasinya ke emas yang disebut sebagai safe haven. Sejumlah negara di tiga benua telah mengumumkan resesi antara lain Amerika Serikat (AS), Hong Kong, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan. Negara-negara pengguna mata uang euro pun sudah mengalami resesi. (miq/miq)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 03 Agustus 2020

Berkilau! Harga Emas Antam Rekor Termahal Rp 1.028.000/gram

Ilustrasi emas (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi emas (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
PT Rifan FinancindoHarga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (ANTM) atau yang lazim disebut emas Antam stagnan alias tidak berubah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (3/8/2020) dibandingkan Sabtu pekan lalu. Meski tidak berubah, harga emas Antam berada di rekor termahal sepanjang sejarah.

Berdasarkan data dari situs logammulia.com, emas Antam batangan 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.028.000/batang. Harga tersebut merupakan yang termahal sepanjang sejarah. Sementara itu, untuk harga emas batangan 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 97.012.000/batang atau Rp 970.120/gram.


Rekor termahal harga emas Antam tersebut mengikut harga emas dunia yang mendekati rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Jumat (31/7/2020). Pergerakan harga emas Antam memang cenderung mengikuti harga emas dunia, selain juga faktor lain seperti nilai tukar rupiah, serta supply-demand.

Rekor tertinggi harga emas dunia sebelumnya US$ 1.920,3/troy ons dicapai pada 6 September 2011 akhirnya berhasil di pecahkan di awal pekan lalu, nyaris satu dekade lamanya. Di hari Senin (27/7/2020) Harga emas dunia melesat menyentuh US$ 1.945,16/troy ons, rekor tertinggi baru saat itu, tetapi umurnya kurang dari 24 jam.

Selasa (28/7/2020) pagi harga emas emas dunia terbang tinggi menyentuh US$ 1.980,56/troy ons yang kini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa, tetapi menutup perdagangan di US$ 1.970,37/troy ons

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, emas memang gagal mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, tetapi mencetak rekor penutupan perdagangan tertinggi di US$ 1.974,69/troy ons.

Resesi yang terjadi di 3 benua membuat harga emas terus menguat.
Di Asia, Hong Kong melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 yang berkontraksi (tumbuh minus) 9% year-on-year (YoY), sementara di kuartal sebelumnya -9,1% YoY. Sebelum Hong Kong, Jepang, Singapura dan Korea Selatan sudah lebih dulu masuk ke jurang resesi.

Dari Asia beralih ke Eropa, Zona Euro Jumat pekan lalu sah mengalami resesi.

Produk domestik bruto (PDB) blok 19 negara teersebut terkontraksi (tumbuh minus) 12,1% quarter-to-quarter (QtQ) di kuartal II-2020, menjadi yang terdalam sejak pencatatan dimulai pada tahun 1995. Di kuartal I-2020 lalu, PDB zona euro juga juga minus 3,6% QtQ

Sementara jika dilihat secara tahunan, PDB di kuartal II-2020 minus 15% YoY dan di kuartal I-2020 terkontraksi 3,1%. Sehingga zona euro resmi mengalami resesi.
Negara-negara raksasa ekonomi Eropa juga berguguran. Jerman, Spanyol, Italia resmi mengalami resesi, dan Prancis mengalami resesi teknikal

Beralih ke benua Amerika, sang Negeri Adikuasa, Amerika Serikat, akhirnya resmi mengalami resesi.

Produk domestik bruto (PDB) di kuartal II-2020 dilaporkan mengalami kontraksi 32,9%. Kontraksi tersebut menjadi yang paling parah sepanjang sejarah AS.

Di kuartal I-2020, perekonomiannya mengalami kontraksi 5%, sehingga sah mengalami resesi.

Bukan kali ini saja AS mengalami resesi, melansir Investopedia, AS sudah mengalami 33 kali resesi sejak tahun 1854. Sementara jika dilihat sejak tahun 1980, Negeri Paman Sam mengalami empat kali resesi, termasuk yang terjadi saat krisis finansial global 2008.

Artinya, resesi kali ini akan menjadi yang ke-34 bagi AS.

AS bahkan pernah mengalami yang lebih parah dari resesi, yakni Depresi Besar (Great Depression) atau resesi yang berlangsung selama 1 dekade, pada tahun 1930an. Tetapi kontraksi ekonominya tidak sedalam di kuartal II-2020.

Saat resesi terjadi, artinya perekonomian mengalami kemerosotan, sehingga investor mengalihkan investasinnya ke aset aman (safe haven) seperti emas. Harga emas dunia akhirnya terus melesat dan diikuti emas Antam.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 30 Juli 2020

Thanks in Advance Mr. Powell, Rupiah Siap Menguat 8 Hari!

Federal Reserve Chair Jerome Powell removes his glasses as he listens to a question during a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Rifan FinancindoRupiah kembali mencatat penguatan tipis 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.470/US$ Rabu kemarin. Meski seiprit, penguatan tersebut cukup membawa rupiah membukukan penguatan 7 hari beruntun.

Reli panjang rupiah sepertinya masih belum akan berakhir, sebab sentimen pelaku pasar sedang bagus yang tercermin dari menguatnya bursa saham Asia pagi ini, Kamis (30/7/2020).

Kala sentimen pelaku pasar sedang bagus, aliran modal akan masuk ke negara emerging market seperti Indonesia yang memberikan imbal hasil lebih tinggi, dampaknya rupiah berpeluang memperpanjang reli menjadi 8 hari beruntun.

Artinya, kebijakan tersebut akan ditahan cukup lama, mengingat perekonomian AS masih jauh dari kata bangkit. Bank sentral AS, The Fed, yang dipimpin Chairman Jerome Powell, melihat perekonomian sudah mulai pulih, tetapi masih sangat jauh dari level sebelum virus corona menyerang dunia.

Pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menjadi pemicu membaiknya sentimen pelaku pasar. Sesuai prediksi banyak analis, Ketua The Fed, Jerome Powell mempertahankan suku bunga acuan 0 - 0,25%, dan kebijakan pembelian aset (quantitative easing/QE) selama diperlukan guna membangkitkan perekonomian AS.

Secara teknikal, belum ada perubahan mengingat rupiah belakangan ini menguat tipis-tipis saja. Posisi penutupan rupiah pada perdagangan Senin (27/7/2020) tidak jauh dari posisi pembukaan perdagangan, serta pergerakan naik turun hari ini secara teknikal membentuk pola Doji jika dilihat menggunakan grafik Candlestick.

Suatu harga dikatakan membentuk pola Doji ketika level pembukaan dan penutupan perdagangan sama atau nyaris sama persis, setelah sebelumnya mengalami pergerakan naik dan turun dari level pembukaan tersebut.

Secara psikologis, pola Doji menunjukkan pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah pasar apakah akan menguat atau melemah. Pergerakan rupiah Selasa kemarin yang sempat melemah dan berakhir menguat tipis menjadi indikasi keraguan pasar.

Munculnya Doji menjadi indikasi suatu instrument akan memasuki fase konsolidasi.
Dalam kasus rupiah atau yang disimbolkan dengan USD/IDR, fase konsolidasi kemungkinan akan berada di rentang Rp 14.325/US$ sampai US$ 14.730/US$.

Artinya, rupiah kecenderungannya akan bergerak bolak balik di antara level tersebut di pekan ini, bahkan ada kemungkinan sampai pekan depan.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Indikator stochastic bergerak turun tetapi masih belum masuk wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika USD/IDR mencapai oversold, rupiah punya peluang berisiko berbalik melemah.

Artinya, jika belum mencapai oversold, rupiah punya peluang untuk menguat di pekan ini, menuju batas bawah fase konsolidasi Rp 14.325/US$.
Resisten terdekat berada di kisaran US$ 14.510/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.600/US$.

Arah pergerakan selanjutnya akan ditentukan apakah rupiah mampu menembus batas bawah fase konsolidasi sehingga akan menguat lebih lanjut, atau sebaliknya batas atas Rp 14.730/US$ yang akan dilewati sehingga risiko pelemahan semakin membesar.

Batas atas tersebut juga merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Ke depannya, selama tidak menembus ke atas Fib. Retracement 61,8% tersebut rupiah masih berpeluang menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 29 Juli 2020

Di Atas Langit Masih Ada Langit, Emas Diramal Capai US$ 3.500

Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
PT Rifan - Rekor tertinggi harga emas dunia dunia US$ 1.920,3/troy ons dicapai pada 6 September 2011 akhirnya berhasil di pecahkan kemarin, nyaris satu dekade lamanya. Hari ini, Selasa (28/7/2020) harga emas emas dunia sekali lagi mencetak rekor tertinggi sepanjang masa lagi.

Berdasarkan data Refinitiv, emas pagi ini melesat nyaris 2% ke US$ 1.980,56/troy ons pagi tadi yang kini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa, jauh di atas rekor kemarin US$ 1.945,16/troy ons, Ibarat di atas langit masih ada langit, emas sepertinya masih akan terus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Ramalan terbaru setelah emas mencetak rekor datang dari Barry Dawes, dari Martin Place Securities, dalam 2 tahun ke depan harga emas disebut akan mencapai US$ 3.500/troy ons. 
 
"Terlihat sangat signifikan seberapa cepat emas melewati US$ 1.923 yang merupakan rekor sebelumnya. Fakta lainnya, emas sangat mudah melewati level US$ 1.800" kata Dawes sebagaimana dilansir CNBC International. 

"Yang ingin saya katakan, ini adalah pasar yang sangat, sangat kuat. Saya melihat emas akan mencapai US$ 3.500/troy ons dalam waktu 2 tahun ke depan" tambahnya. 

Sementara itu, Garth Bregman dari BNP Paribas Wealth Management memprediksi harga emas akan berkonsolidasi terlebih dahulu di sekitar US$ 2.000/troy ons, sebelum kembali melesat. 

"Kami tidak melihat katalis yang akan menghentikan penguatan harga emas dalam jangka pendek. Faktanya, faktor-faktor yang membuat emas melesat ke rekor tertinggi masih tetap ada," kata Bregman, sebagaimana dilansir CNBC International

Analis lainnya, Jurge Kiener dari Swiss Asia Capital bahkan lebih bullish lagi, secara teknikal ia melihat ada peluang emas mencapai US$ 8.000/troy ons.

"Jika anda melihat secara teknikal, anda akan dapat mengambil gap dari level bottom ke top, sehingga target penguatan ke US$ 2.834/troy ons, dan itu merupakan target awal yang akan dicapai cukup cepat," kata Kiener.

Secara historis, Kiener melihat harga emas akan naik sebanyak 7 sampai 8 kali lipat dari level bottom

"Jika anda melihat struktur bottom di US$ 1.050/troy ons, di kali tujuh, maka target harga emas selanjutnya US$ 8.000/troy ons," katanya.
Untuk diketahui, level bottom emas yang dimaksud tersebut terjadi pada Desember 2015. 

Menurut Kiener yang membuat emas menjadi menarik adalah return yang dihasilkan emas lebih tinggi dalam 12 bulan ke depan ketimbang obligasi (Treasury) AS. 

Yield Treasury AS saat ini berada di kisaran 0,61%, tentunya sangat rendah ketimbang kenaikan harga emas di tahun ini, dan potensi ke depannya, seandainya melesat lebih tinggi lagi ke US$ 3.500/troy ons misalnya. 

Ramalan Terekstrim Emas
Tetapi sejauh ini, ramalan terekstrem emas masih dipegang oleh Dan Olivier, pendiri Myrmikan Capital, yang memprediksi emas akan mencapai US$ 10.000/troy ons.

Ia melihat kebijakan pembelian aset (quantitative easing/QE) bank sentral AS (The Fed) menjadi pemicu harga emas terbang sangat tinggi.

"The Fed, seperti yang ada ketahui, melakukan aksi pembelian aset yang masif akibat situasi yang disebabkan virus corona, oleh karena itu harga ekuilibrium emas juga naik dengan sepadan, harga emas yang seimbang dengan balance sheet The Fed kini sangat tinggi," kata Olivier, sebagaimana dilansir Kitco, beberapa waktu lalu.

Nilai aset yang dibeli The Fed bisa dilihat dari Balance Sheet. Semakin banyak jumlah aset yang dibeli, maka Balance Sheet The Fed akan semakin besar.

Pada periode 2008-2014 saat The Fed melakukan QE untuk guna memacu perekonomian akibat krisis finansial, nilai Balance Sheet The Fed mencapai US$ 4,5 triliun.

Kini, kebijakan yang sama diterapkan oleh The Fed, sang ketua Jerome Powell bahkan mengatakan akan melakukan QE berapa pun nilainya selama diperlukan oleh perekonomian. Saat ini, Balance Sheet The Fed sudah mencapai US$ 7,14 triliun, dan kemungkinan masih akan terus meningkat.

"Perkiraan saya sudah berubah, saya sekarang melihat harga emas bisa ke US$ 10.000/troy ons," tambahnya.

Sayangnya, Olivier tidak menyebutkan dalam rentang waktu berada lama emas akan mencapai level US$ 10.000/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan