Senin, 14 September 2020

Awal Pekan yang Ceria, Bursa Asia Menghijau Pagi Ini

Kantor pusat KEB Hana Bank di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 23 Juli 2020. (AP/Ahn Young-joon) (AP Photo/Ahn Young-joon)
Foto: Kantor pusat KEB Hana Bank di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 23 Juli 2020. (AP/Ahn Young-joon)
PT Rifan Financindo - Bursa Asia pada pembukaan perdagangan awal pekan ini dibuka bervariasi, mayoritas di zona hijau mengikuti penutupan Bursa Wall Street pada perdagangan Jumat (11/9/2020) yang juga ditutup mayoritas di zona hijau.

Tercatat indeks Nikkei di Jepang dibuka menguat 0,12% , Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,29%, Shanghai di China melonjak 0,53%, Indeks STI Singapura terdepresiasi 0,11% dan Kospi Korea Selatan terpantau terbang 0,92%.

Hari ini, Jepang akan merilis data Produksi Industri Juli secara month-on-month (MoM), dimana data perkiraannya berada di angka 8,0%.

Dari Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup bervariasi pada perdagangan Jumat waktu setempat (11/9/2020) dengan mayoritas ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 131,06 poin 0,48% menjadi 27.665,64. Sedangkan S&P 500 naik tipis 1,78 poin atau 0,05% ke level 3.340,97.Sementara Nasdaq Composite anjlok 0,60% menjadi 10.853,55.

"Pasar terus berjuang menemukan keseimbangan," kata Mark Hackett, kepala riset investasi di Nationwide, kepada CNBC International. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa volatilitas ini mencerminkan perubahan emosional pasar.

Ke depan Hackett menduga volatilitas tanpa arah ini masih akan berlanjut. Tarik menarik antara tren bullish dan bearish akan sangat bergantung pada injeksi likuiditas yang dilakukan oleh bank sentral The Fed, perbaikan kondisi ekonomi, risiko ketidakpastian yang tinggi serta kenaikan valuasi.

Sejak crash Maret lalu, harga saham-saham AS mulai rebound terutama untuk sektor teknologinya. Kenaikan harga saham ini terbantu oleh injeksi likuiditas besar-besaran the Fed yang disebut dengan quantitative easing.

Saham teknologi konstituen FAANG (Facebook, Apple, Amazon, Netflix & Google) naik gila-gilaan. Saham Amazon bahkan naik lebih dari 70% sepanjang tahun berjalan. Valuasi yang sudah terlalu tinggi membuat analis melihat ada fenomena 'bubble' untuk sektor ini.

"Saya pikir kita pasti berada dalam zona bubble," kata Jonathan Bell, kepala investasi di Stanhope Capital, kepada CNBC International

Bell mengingatkan, kenaikan harga saham tersebut patut dikhawatirkan bukan karena bisnisnya yang tidak bagus, melainkan karena adanya euforia yang berlebihan.

Selain itu, kabar dari jelang negosiasi antara Uni Eropa dengan Inggris terkait keluarnya Negeri Robinhood itu dari Uni Eropa atau yang biasa disebut British Exit (Brexit).

Uni Eropa pada Kamis mendesak Inggris mencabut rencana pembatalan Kesepakatan Penarikan Brexit dan mengancam memberlakukan langkah hukum, tetapi Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bersumpah mendorong UU Pasar Internal meski mengakui langkah itu melanggar hukum internasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA (chd/chd)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 11 September 2020

Rupiah Diadang 'Badai', Dolar AS Betah di Atas Rp 14.800

Uang Rupiah/CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Sentimen eksternal dan domestik yang melemah menciptakan perfect storm buat mata uang Tanah Air.

Pada Jumat (11/9/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.850 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,2% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan depresisasi 0,27% di hadapan dolar AS. Pelemahan tersebut membuat rupiah tertekan selama tiga hati berturut-turut.

Sayangnya, tren pelemahan rupiah belum akan berhenti. Kemungkinan hari ini akan menjadi yang keempat beruntun, karena situasi sedang tidak kondusif.
Dari sisi eksternal, keinginan investor untuk merapat ke aset-aset berisiko sedang rendah. Ini sudah terlihat sejak dini hari tadi, bursa saham New York melemah signifikan. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambles 1,45%, S&P 500 anjlok 1,76%, dan Nasfaq Composite rontok 1,99%.

Kejatuhan saham-saham teknologi membuat Wall Street melemah tajam. Harga saham Apple melemah 3,26%, Amazon turun 2,86%, Facebook terpangkas 2,06%, dan Microsoft minus 2,8%.

"Ada pertempuran di pasar antara mereka yang ingin kembali masuk ke saham-saham teknologi dan mereka yang memanfaatkan reli saham-saham tersebut untuk mencari keuntungan (profit taking)," ujar Rick Meckler, Partner di Cherry Lane Investments yang berbasis di New Jersey, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, investor juga merespons data ketenagakerjaan terbaru di Negeri Paman Sam. Pada pekan yang berakhir 5 September, jumlah klaim tunjangan pengangguran AS tercatat 884.000. Sama seperti pekan sebelumnya dan di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan di 846.000.

"Pemulihan di pasar tenaga kerja mulai menemui hambatan. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus terjadi sehingga pasar tenaga kerja masih sangat rentan.

Kegagalan para pembuat kebijakan untuk memberikan stimulus fiskal lanjutan memberi tekanan tambahan terhadap perekonomian dan pasar tenaga kerja," jelas Nancy Vanden Houten, Lead US Economist di Oxford Economics yang berbasis di New York, seperti diwartakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 10 September 2020

Bursa Saham Babak Belur! Harga Emas Antam Hari Ini Naik Ceban

Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT RifanHarga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk atau yang dikenal dengan emas Antam menguat cukup tajam pada perdagangan Kamis (10/9/2020). Kemarin emas Antam juga mengalami kenaikan, mengikuti pergerakan emas dunia yang menguat akibat rontoknya bursa saham global.

Melansir data dari situs resmi logammulia.com, emas batangan dengan berat 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.027.000/batang, naik Rp 10.000 atau 0,97% dibandingkan harga kemarin. Sementara satuan 100 gram, yang biasa menjadi acuan, dibanderol Rp 96.912.000/batang atau Rp 969.120/gram, menguat 1,03%.


Harga emas dunia pada perdagangan Rabu kemarin menguat 0,81% ke US$ 1.946,65/troy ons, melanjutkan penguatan 0,11% di hari sebelumnya. Ambrolnya bursa saham AS pada perdagangan Selasa waktu setempat menjadi awal mulai kenaikan harga emas dunia, yang akhirnya terakselerasi kemarin akibat indeks dolar AS yang melemah 0,2%.

Sementara itu dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambrol lagi hari ini, setelah merosot 1,81% kemarin. IHSG hari ini ambrol ke bawah 5.000, atau lebih dari 4% sebabnya DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total. Hal tersebut diumumkan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kemarin malam dan mulai berlaku 14 September mendatang. Artinya perkantoran, pabrik, restoran, kafe, pusat perbelanjaan, dan sebagainya terpaksa ditutup lagi.

Dengan demikian, risiko Indonesia mengalami resesi di kuartal ini semakin membesar. Bahkan, produk domestik bruto di kuartal IV juga berisiko terkontraksi jika PSBB total berlangsung hingga bulan depan. Maklum saja, kontribusi Jakarta terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional adalah yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 09 September 2020

AS-China Ancam Mau Putus Lagi, Wall Street Jadi Loyo

wall street
Foto: Reuters
PT Rifan Financindo Berjangka - Saham Wall Street ditutup melemah tajam pada Selasa (8/9/2020). Pelemahan didukung melempemnya saham-saham teknologi dan aksi jual saham emiten energi dan keuangan.

Dow Jones Industrial Average turun 2,3% atau sekitar 630 poin dan ditutup pada 27.500,89. Sementara S&P 500 berbasis luas merosot 2,8% menjadi 3.331,84.

Sedangkan Nasdaq yang kaya teknologi merosot 4,1% menjadi 10.847,69. Nasdaq telah turun 10% dalam tiga sesi terakhir setelah mencapai yang terakhir dalam serangkaian rekor pada 2 September.

Kepala investasi di Cresset Capital, Jack Ablin, mengatakan sesi kemarin menandai pergeseran dari dinamika akhir pekan lalu di mana penjualan jauh melampaui saham-saham teknologi.

"Investor tidak hanya memindahkan 'kursi' mereka," kata Ablin dikutip dari AFP. "Mereka khawatir tentang pemulihan yang tidak kuat."

Tidak seperti pekan lalu, imbal hasil Treasury AS juga turun kemarin. Hal senada juga terjadi pada minyak turun tajam, indikator kekhawatiran meningkat, kata Ablin.

"Ini kisah perlambatan ekonomi," katanya.

Analis mengutip meningkatnya ketegangan AS-China sebagai alasan. Presiden AS Donald Trump menyebut akan melakukan decouple (pemutusan hubungan) jika terpilih lagi.

China pun sudah mengambil ancang-ancang. Aturan baru dibuat untuk memutus perusahaan teknologi dengan AS.

Selain itu, kebuntuan di Washington atas putaran lain pendanaan stimulus jadi sebab lain. Meski data ekonomi seperti pekerjaan yang terbit minggu lalu melampaui ekspektasi, hal ini tak bisa membuat Wall Street ke zona hijau.

Perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Amazon kembali mengalami penurunan yang dalam. Namun Tesla paling anjlok hingga 21,1%.

Saham Boeing juga turun 5,8% setelah mengungkapkan lebih banyak masalah dengan jet 787 Dreamliner. Perusahaan pembuat pesawat itu akan menunda pengiriman pesawat. (sef/sef)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Selasa, 08 September 2020

Alert! Resesi Jepang Makin Jadi, Ekonomi Ambruk 28,1%

A woman wearing a mask walks past a Japanese flag Wednesday, March 11, 2020, in Tokyo. For most people, the new coronavirus causes only mild or moderate symptoms, such as fever and cough. For some, especially older adults and people with existing health problems, it can cause more severe illness, including pneumonia. The vast majority of people recover from the new virus. (AP Photo/Jae C. Hong)
Foto: Jepang (AP/Jae C. Hong)
PT Rifan Financindo - Ekonomi Jepang ternyata makin jatuh di kuartal II 2020 ini.

Dalam rilis data terbaru, Selasa (8/9/2020), ekonomi negara itu kontraksi atau -7,9% dalam basis kuartalan (QtQ), dibandingkan dengan pembacaan sebelumnya pekan lalu, -7,8%.

Ini adalah kontraksi untuk ketiga kalinya secara berturut-turut. Sebelumnya di kuartal II 2020 ekonomi -0,6% dan di kuartal IV 2019 ekonomi -1,8%.

Hal ini juga merupakan rekor tertajam, di tengah dampak parah krisis Covid-19 terjadi. Corona membuat pembatasan sosial dilakukan di negara itu guna menekan penyebaran virus.

Dalam skala tahunan (YoY), ekonomi ambruk 28,1% di kuartal April hingga Juni itu. Ini juga rekor terdalam, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 27,8%.

Sebelumnya sejumlah analis mengatakan kekuatan ketiga ekonomi dunia itu harus mengembalikan ekonomi ke jalur pemulihan.

"Kontraksi tajam itu tidak dapat dihindari mengingat keadaan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diciptakan oleh virus corona," kata Yuichi Kodama, kepala ekonom di Meiji Yasuda Research Institute, mengutip Nikkei Asian Review.

"Membantu membangun kembali industri yang paling terpukul oleh pandemi, seperti restoran dan pariwisata, adalah tugas yang mendesak, begitu juga dengan mempercepat digitalisasi ekonomi, sebuah area di mana pandemi telah menunjukkan bahwa Jepang gagal."

"Rencana kesinambungan fiskal jangka panjang juga perlu dirumuskan setelah defisit pemerintah meningkat tajam." (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan