Selasa, 27 Juli 2021

Turun Lagi! Harga Emas Antam Makin Murah saja, Berani Beli?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoEmas dunia yang masih "galau" menentukan arah membuat harga emas Antam turun lagi pada perdagangan Selasa (27/7/2021). Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini berada di level termurah dalam 3 pekan terakhir.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan turun Rp 2.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 940.000/batang, secara persentase turun 0,21%.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.


Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 520,000 522,000 524,000
1 gr 940,000 944,000 948,000
2 gr 1,820,000 1,828,000 1,836,000
3 gr 2,705,000 2,717,000 2,729,000
5 gr 4,475,000 4,495,000 4,515,000
10 gr 8,895,000 8,935,000 8,975,000
25 gr 22,112,000 22,211,000 22,311,000
50 gr 44,145,000 44,343,000 44,542,000
100 gr 88,212,000 88,608,000 89,005,000
250 gr 220,265,000 221,256,000 222,247,000
500 gr 440,320,000 442,301,000 444,282,000
1000 gr 880,600,000 884,562,000 888,525,000

Sejak pekan lalu, harga emas dunia masih belum mampu jauh-jauh dari US$ 1.800/troy ons. Kemarin, logam mulia ini mengakhiri perdagangan di US$ 1.797/troy ons, melemah 0,23%, padahal sebelumnya sempat menguat ke US$ 1.811,24/troy ons.

Kemana emas dunia akan melangkah baru terlihat lebih jelas setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Artrinya, sebelum pengumuman tersebut emas dunia masih akan "galau", emas Antam juga masih sulit untuk kembali menguat.

Harga emas akan diuntungkan jika The Fed mengindikasikan belum akan melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) dalam waktu dekat. Apalagi jika The Fed memberikan sinyal perekonomian AS berisiko melambat akibat penyebaran terbaru virus corona varian delta.

Dengan kata lain, The Fed bersikap dovish.

"Sikap yang dovish dari Powell dan koleganya akan menjadi sentimen positif bagi harga emas," ujar Carlo Alberto De Casa, Analis di Kinesis, seperti dikutip dari Reuters.

Tetapi sebaliknya, jika ada sinyal tapering dalam waktu dekat, emas berisiko ambrol.

Analis dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) memprediksi akan The Fed akan memberikan sinyal waktu tapering sudah dekat.

"Kita memperkirakan komite pembuat kebijakan moneter (FOMC) akan menghilangkan kata 'substansial' dari 'kemajuan substansial lebih lanjut' dalam panduan kebijakannya" kaya analis dari CBA Joseph Capurso dalam sebuah catatan kepada nasabahnya, sebagaimana dikutip CNBC International, Senin (26/7/2021).

"Menghilangkan kata 'substansial' akan menjadi sinyal FOMC yakin dalam waktu dekat akan melakukan pengurangan nilai QE, dan pengumuman tapering resmi akan dillakukan di bulan September nanti" tambahnya.

Terbelahnya pendapat para analis tersebut membuat harga emas dunia "galau", dan emas Antam turun pelan-pelan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 26 Juli 2021

Dolar AS sedang 'Lelah' Rupiah kok Ikut Melemah?

U.S. dollar and Euro banknotes are seen in this picture illustration taken May 3, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

 

Rifan FinancindoRupiah sepanjang pekan lalu mampu mencatat penguatan tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS), tetapi di awal pekan ini malah berbalik melemah. Padahal, dolar AS juga dikatakan sedang "lelah".

Pada pembukaan perdagangan Senin (26/7/2021), rupiah melemah 0,07% ke Rp 14.500/US$, kemudian sempat menyentuh RP 14.505/US$. Rupiah setelahnya sempat memangkas pelemahan hingga stagnan di Rp 14.490/US$, sebelum kembali melemah 0,07% pada pukul 9:25 WIB. 

Eric Nelson, ahli strategi makro di Well Fargo Securities yang berada di New York mengatakan tidak yakin dolar AS akan mampu mempertahankan penguatan dalam beberapa pekan ke depan, sebab yield obligasi (Treasury) AS sedang mengalami penurunan.

"Dolar AS terlihat lelah setelah reli dalam beberapa pekan terakhir. Dolar AS terlihat kehilangan momentum, baik dari perspektif fundamental maupun teknikal," kata Nelson, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (22/7/2021).

Pada pekan lalu, indeks dolar AS mencapai level tertinggi sejak awal April di 93,191. Kenaikan indeks dolar AS tersebut berbanding terbalik dengan yield Treasury AS tenor 10 tahun yang menyentuh level terendah sejak pertengahan Februari 1,128%. Yield Treasury kini menuju penurunan dalam 4 bulan beruntun. Sejak akhir Maret hingga saat ini, yield tersebut sudah turun lebih dari 50 basis poin.

Pergerakan yield Treasury sering dikaitkan dengan suku bunga di AS. Ketika yield Treasury naik, pelaku pasar berekspektasi bank sentrak AS (The Fed) akan mengetatkan kebijakan moneter dengan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (Quantitative Easing/QE) hingga menaikkan suku bunga.

Sehingga ketika yield Treasury mengalami penurunan, artinya ekspektasi pengetatan moneter meredup.

Nelson saat ini yakin, The Fed akan menjadi salah satu bank sentral di dunia yang tertinggal atau paling telat dalam melakukan normalisasi kebijakan moneter.

The Fed akan mengumumkan kebijakan moneter di pekan ini. Dalam pengumuman kebijakan moneter Juni lalu, The Fed memberikan proyeksi terbaru suku bunga akan naik di tahun 2023, bahkan tidak menutup kemungkinan di tahun depan. Lebih cepat dari sebelumnya yang memproyeksikan kenaikan suku bunga di tahun 2024.

Meski demikian, dengan kondisi perekonomian global yang diperkirakan melambat, mulai muncul keraguan The Fed akan menaikkan suku bunga tahun depan.

Meski demikian, pelaku pasar tetap berhati-hati jika The Fed masih optimistis terhadap perekonomian AS. Kehati-hatian tersebut membuat rupiah melemah tipis di awal perdagangan hari ini, meski ada sentimen positif dari dalam negeri.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 23 Juli 2021

Banyak Komentar Positif, Apa Kabar Emas Antam Hari Ini?

Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

PT RifanLonjakan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) secara global membuat sentimen pelaku pasar campur aduk. Hal tersebut berdampak pada tingginya volatilitas emas dunia, dan banyak komentar-komentar positif mengenai logam mulia ini. Namun, harga emas Antam justru stagnan pada hari ini, Jumat (23/7/2021).

Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini dijual Rp 946.000/batang untuk ukuran atau berat 1 gram, sama dengan harga jual kemarin.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berikut harga emas berdasarkan data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 523,000 525,000 527,000
1 gr 946,000 950,000 954,000
2 gr 1,832,000 1,840,000 1,848,000
3 gr 2,723,000 2,735,000 2,747,000
5 gr 4,505,000 4,525,000 4,545,000
10 gr 8,955,000 8,995,000 9,035,000
25 gr 22,262,000 22,362,000 22,462,000
50 gr 44,445,000 44,645,000 44,845,000
100 gr 88,812,000 89,211,000 89,611,000
250 gr 221,765,000 222,762,000 223,760,000
500 gr 443,320,000 445,314,000 447,309,000
1000 gr 886,600,000 890,589,000 894,579,000

Harga emas dunia pada perdagangan Kamis kemarin naik 0,19% ke US$ 1.806,68/troy ons, setelah sebelumnya sempat turun 0,67%, melansir data Refinitiv. Pergerakan tersebut mengesahkan emas bergerak volatil di pekan ini, tetapi di penutupan perdagangan justru melemah atau menguat tipis-tipis saja.

Meski demikian masih banyak yang memandang positif terhadap emas, khususnya dengan kondisi ekonomi dan pasar finansial global saat ini. Lonjakan kasus Covid-19 secara global membuat prospek pertumbuhan ekonomi semakin meredup lagi.

Amerika Serikat (AS) juga mengalami lonjakan kasus Covid-19, dan kemarin data yang dirilis menunjukkan pengajuan klaim tunjangan pengangguran naik ke level tertinggi dalam dua bulan terakhir. Kenaikan yang sedikit mengejutkan pelaku pasar.

Alhasil, yield obligasi (Terasury) AS kembali turun. Ketika yield Treasury turun, artinya pelaku pasar kurang optimistis menatap perekonomian, dan lebih memilih bermain aman. Investasi dialihkan ke Treasury. Bahkan dengan riil return yang negatif, sebab inflasi yang tinggi di AS, Treasury tetap menjadi pilihan.

Penurunan yield tersebut dan riil return yang negatif akan menguntungkan bagi emas.

"Suku bunga negatif cukup dalam, yang menunjukkan inflasi tinggi sementara suku bunga rendah, dan tidak mungkin The Fed (bank sentral AS) akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, jadi investor seharusnya sadar perlu memiliki emas," kata Michael Matousek, kepala trader di Global Investor, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (23/7/2021).

Hal senada juga diungkapkan Edward Moya, analis pasar dari OANDA, yang melihat kebijakan suku bunga rendah The Fed dan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan berdampak positif bagi emas dalam jangka panjang.

"Baik The Fed dan ECB seirama memproyeksikan suku bunga rendah dalam waktu yang lebih lama, dan itu seharusnya berdampak positif bagi emas untuk jangka panjang," kata Moya sebagaimana dilansir CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap) 

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

 

Kamis, 22 Juli 2021

Duh...Gegara Reflasi, Harga Emas Antam Hari Ini Drop Lagi!

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo BerjangkaKembali munculnya reflation trade membuat harga emas dunia turun pada perdagangan Rabu kemarin, yang berdampak pada harga emas Antam hari ini, Kamis (22/7/2021).

Meski demikian, penurunan harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini tidak sebesar emas dunia, sebab nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan di pekan ini.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas dengan berat 1 gram dijual Rp 946.000/batang turun 0,11% dibandingkan harga kemarin.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.


Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 523,000 525,000 527,000
1 gr 946,000 950,000 954,000
2 gr 1,832,000 1,840,000 1,848,000
3 gr 2,723,000 2,735,000 2,747,000
5 gr 4,505,000 4,525,000 4,545,000
10 gr 8,955,000 8,995,000 9,035,000
25 gr 22,262,000 22,362,000 22,462,000
50 gr 44,445,000 44,645,000 44,845,000
100 gr 88,812,000 89,211,000 89,611,000
250 gr 221,765,000 222,762,000 223,760,000
500 gr 443,320,000 445,314,000 447,309,000
1000 gr 886,600,000 890,589,000 894,579,000

Penurunan harga emas Antam tersebut masih lebih baik ketimbang emas dunia yang kemarin melemah 0,37% ke US$ 1.803,31/troy ons.

Reflation trade menjadi pemicu penurunan harga emas dunia. Reflation atau reflasi merupakan bangkitnya pertumbuhan ekonomi dari kemerosotan yang diikuti dengan kenaikan inflasi.

Saat itu terjadi, para investor masuk kembali ke aset-aset berisiko (bursa saham), serta naiknya imbal hasil obligasi dalam hal ini Treasury AS, yang disebut reflation trade. Kombinasi tersebut berdampak buruk bagi harga emas.

"Ada kelegaan di pasar saham dan obligasi, serta harga minyak mentah kembali naik. Itu adalah tanda-tanda reflation trade yang tidak bagus untuk emas," kata Philip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (22/7/2021).

Sementara itu, rupiah kemarin kembali melemah 0,14% melawan dolar AS. Mata Uang Garuda belum pernah menguat di pekan ini. Pelemahan tersebut tentunya membuat harga emas dunia lebih mahal ketika dikonversi ke rupiah. Sebab, emas dunia dibanderol dengan dolar AS.

Artinya penurunan harga emas dunia diimbangi dengan pelemahan rupiah, sehingga penurunan harga emas Antam tidak sebesar emas dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 21 Juli 2021

Dolar AS Menang Status! Rupiah Tertahan di Atas Rp 14.500/US$

U.S. dollar and Euro banknotes are seen in this picture illustration taken May 3, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

 

PT Rifan FinancindoPasar finansial Indonesia kembali dibuka pada Rabu (21/7/2021) setelah libur Hari Raya Idul Adha Selasa kemarin. Rupiah mengawali perdagangan hari ini dengan melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS), tertahan di atas Rp 14.500/US$.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebenarnya memberikan kabar gembira yang bisa menopang rupiah, tetapi status aset safe haven yang disandang dolar AS membuatnya kuat.

Begitu bel perdagangan berbunyi, rupiah langsung melemah tipis 0,03% di Rp 14.520/US$, melansir data Refintiv. Rupiah makin terdepresiasi, berada di Rp 14.540/US$ atau melemah 0,17% pada pukul 9:10 WIB.

Lonjakan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di dunia memicu aksi jual aset-aset berisiko di awal pekan ini, bursa saham global rontok. Selasa kemarin, bursa Eropa dan Wall Street sukses bangkit, tetapi sentimen pelaku pasar masih belum benar-benar pulih. Aset-aset safe haven seperti dolar AS masih menjadi tujuan investasi, sehingga mampu tetap perkasa.

Pelaku pasar masih khawatir lonjakan kasus Covid-19 akan membuat perekonomian global kembali merosot. Sementara inflasi saat ini sedang tinggi, sehingga disebut stagflasi.

"Ketakutan akan stagflasi menjadi kekhawatiran utama investor ketika kasus Covid-19 melonjak dan membuat perekonomian melambat sementara inflasi tetap menanjak," kata Peter Essele, kepala manajemen investasi di Commonwealth Financial Network, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (19/7/2021).

China negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu negara yang mengalami pelambatan ekonomi di kuartal II-2021.

Data yang dirilis dari China pada pekan lalu menunjukkan PDB di kuartal II-2021 tumbuh 7,9%, sedikit lebih rendah dari prediksi para ekonomi yang disurvei Reuters sebesar 8,1%, dan pertumbuhan 18,3% di kuartal sebelumnya.

Biro Statistik China mengatakan pertumbuhan ekonomi China masih kuat dan berkelanjutan, tetapi masih ada risiko dari penyebaran virus corona secara global serta pemulihan ekonomi yang "belum berimbang" di dalam negeri.

Pelambatan ekonomi kini turut mengancam Paman Sam, sebab kasus Covid-19 juga menanjak disana. Data dari Pusat Pengendalian dan Kontrol Penyakit (CDC) menunjukkan rata-rata penambahan kasus di AS dalam 7 hari terakhir sebanyak 26.000 orang, dua kali lipat lebih tinggi ketimbang satu bulan lalu.

Jokowi Beri Kabar Gembira

Dari dalam negeri sebenarnya ada ada kabar bagus yang bisa menopang penguatan rupiah. Dalam 5 hari terakhir kasus Covid-19 menunjukkan penurunan. Kemarin, jumlah kasus baru dilaporkan sebanyak 38.325 orang, naik dari hari sebelumnya 34.257 orang. Ini merupakan kenaikan pertama setelah menurun dalam 4 hari beruntun, tetapi jauh di bawah rekor 56.757 orang yang dicatat Kamis pekan lalu.

Selain itu, pemerintah berencana melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat secara bertahap mulai Senin 26 Juni mendatang, dengan syarat kasus Covid-19 terus menunjukkan penurunan. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Karena itu, jika tren kasus terus mengalami penurunan, maka tanggal 26 Juli 2021, pemerintah akan melakukan pembukaan bertahap," kata Jokowi dalam keterangan pers yang ditayangkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (20/7/2021).

Rencana tersebut tentunya menjadi kabar baik, sebab sebelumnya beredar isu jika PPKM Mikro Darurat akan berlangsung hingga akhir bulan ini, bahkan bisa hingga 6 pekan.

Selain itu, pemerintah telah menyiapkan tambahan anggaran Rp 55,21 triliun untuk melindungi masyarakat terdampak PPKM Mikro Darurat. Dana tersebut terdiri dari bantuan tunai, bantuan sembako, kuota internet, hingga subsidi listrik.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan