Foto: Hong Kong Terkena Corona. (AP Photo/Kin Cheung) |
PT Rifan - Virus Corona semakin
mengkhawatirkan. Jika penyebaran berlangsung semakin lama, maka
perekonomian China dan dunia bakal merasakan dampaknya.
Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pada Rabu (12/2/2020) pukul 08:53 WIB, jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia mencapai 45.119 di mana 44.643 melanda Negeri Tirai Bambu. Korban jiwa semakin bertambah menjadi 1.115 orang, dua di antaranya berada di luar China.
Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pada Rabu (12/2/2020) pukul 08:53 WIB, jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia mencapai 45.119 di mana 44.643 melanda Negeri Tirai Bambu. Korban jiwa semakin bertambah menjadi 1.115 orang, dua di antaranya berada di luar China.
Virus Corona bermula dari Kota Wuhan di Provinisi Hubei (China).
Penyebarannya menjadi meluas karena bertepatan dengan momen perayaan
Tahun Baru Imlek yang menjadi puncak mobilitas masyarakat China. Virus
menyebar ke penjuru China dan berbagai negara di Asia, Eropa, hingga
Amerika.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), menegaskan bahwa virus Corona adalah ancaman yang
bisa jadi melebih terorisme. "Dunia harus sadar dan melihat (Corona)
sebagai musuh publik nomor satu," katanya, seperti diberitakan Reuters.
Gara-gara Corona, aktivitas ekonomi di China belum pulih betul meski
masa libur Imlek sudah berakhir. Masih ada perusahaan yang meliburkan
karyawannya atau memperbolehkan bekerja dari rumah.
Serba salah juga, karena kalau semakin banyak orang yang beraktivitas di luar rumah maka penyebaran virus bakal kian meluas. "Banyaknya orang yang kembali bekerja menambah kesulitan untuk meredam penyebaran virus," ujar Zhang Gewho, seorang pejabat pemerintah pusat China, seperti diberitakan Reuters.
Serba salah juga, karena kalau semakin banyak orang yang beraktivitas di luar rumah maka penyebaran virus bakal kian meluas. "Banyaknya orang yang kembali bekerja menambah kesulitan untuk meredam penyebaran virus," ujar Zhang Gewho, seorang pejabat pemerintah pusat China, seperti diberitakan Reuters.
Tak Cuma China, Seluruh Dunia Bakal Kena Getahnya
Oleh karena itu, virus Corona hampir pasti
membuat ekonomi China melambat. Sebab aktivitas ekonomi, baik oleh
rumah tangga maupun dunia usaha, menjadi terbatas.
Sejumlah institusi pun merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi China untuk 2020. Citi menurunkan dari 5,8% menjadi 5,5%, Economist Intelligence Unit memangkas dari 5,9% menjadi 4,9-5,4%, Macquarie memotong dari 5,9% ke 5,6%, Mizuho menurunkan dari 5,9% menjadi 5,6%, Natixis memangkas dari 5,7% menjadi 5,5%, dan UBS merevisi dari 6% menjadi 5,5%.
"Kami meyakini bahwa upaya China untuk meredam penyebaran virus, termasuk dengan melakukan karantina, akan cukup efektif. Namun tetap saja akan ada tekanan di perekonomian dalam jangka pendek karena gangguan permintaan dan pasokan," kata Mark Haefele, Global Chief Investment Officer UBS, seperti dikutip dari CNBC International.
Sejumlah institusi pun merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi China untuk 2020. Citi menurunkan dari 5,8% menjadi 5,5%, Economist Intelligence Unit memangkas dari 5,9% menjadi 4,9-5,4%, Macquarie memotong dari 5,9% ke 5,6%, Mizuho menurunkan dari 5,9% menjadi 5,6%, Natixis memangkas dari 5,7% menjadi 5,5%, dan UBS merevisi dari 6% menjadi 5,5%.
"Kami meyakini bahwa upaya China untuk meredam penyebaran virus, termasuk dengan melakukan karantina, akan cukup efektif. Namun tetap saja akan ada tekanan di perekonomian dalam jangka pendek karena gangguan permintaan dan pasokan," kata Mark Haefele, Global Chief Investment Officer UBS, seperti dikutip dari CNBC International.
"Virus Corona jelas akan berdampak signifikan
terhadap perekonomian China pada Januari dan Februari. Pasar terlalu
meremehkan ini," sebut riset Nomura, seperti diberitakan Reuters.
|
Oleh karena itu, perlambatan ekonomi China tentu akan
berdampak terhadap dunia. Kala China melambat, kemungkinan besar
negara-negara lain akan merasakan hal serupa.
Berdasarkan pendekatan Purchasing Power Parity (PPP), Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat China menyumbang 19,24% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Hampir seperlima. Kala seperlima dari perekonomian dunia bermasalah, tentu dampaknya akan sangat terasa.
Berdasarkan pendekatan Purchasing Power Parity (PPP), Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat China menyumbang 19,24% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Hampir seperlima. Kala seperlima dari perekonomian dunia bermasalah, tentu dampaknya akan sangat terasa.
|
Jadi kalau outbreak virus
corona semakin luas dan mengkhawatirkan, bukan cuma ekonomi China yang
terpukul. Seluruh dunia akan merasakan akibatnya, cepat atau lambat.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Sumber : CNBC
Baca Juga :
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar