Foto: Reuters |
Pandemi corona (COVID-19) telah menyerang emas hitam. Penyebaran virus telah membuat aktivitas manusia berhenti dan menyebabkan melimpahnya pasokan.
Padahal, batas penjualan akan jatuh di Selasa (21/4/2020). Ini membuat kontrak West Texas Intermediate (WTI) untuk Mei turun dan sempat menyentuh -US$ 40,32 per barel sebelum akhirnya berakhir diperdagangkan pada -US$ 37,63.
"Ini kontrak untuk sesuatu yang tidak ingin dibeli siapapun," kata Matt Smith, pengamat dari ClipperData sebagaimana dikutip dari AFP.
Selain karena corona, ini juga konsekuensi dari perang minyak Arab Saudi dan Rusia yang terjadi pada akhir Maret lalu. Meski sudah diputuskan akan ada pemangkasan oleh OPEC+ sekitar 10 juta barel per hari (bph) di Mei hingga Juni, keputusan dianggap telat oleh pelaku pasar.
"Ini menjelaskan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tampak tidak nyata," kata analis minyak dari Rystad Energy AS, Louise Dickson, dikutip dari Reuters.
"Pricey shut-ins (pemangkasan produksi karena harga jual lebih rendah dari ongkos produksi) atau kebangkrutan mungkin saja lebih gampang terjadi pada operator (minyak), dibanding mengeluarkan banyak uang untuk memproduksi (minyak)."
Sementara patokan internasional Brent juga mengalami penurunan. Tapi beda dengan WTI, karena penyerapan di dunia lebih banyak. (sef/sef)
Sumber : CNBC
Baca Juga :
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar