Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus) |
"Risiko menyetujui vaksin terlalu dini bagi kami adalah, pertama-tama, akan sangat sulit untuk melanjutkan uji klinis acak," kata Kepala Ilmuan WHO Dr. Soumya Swaminathan dikutip dari CNBC International, Selasa (1/9/2020).
"Dan kedua, ada risiko memperkenalkan vaksin yang belum dipelajari secara memadai dan mungkin ternyata memiliki kemanjuran yang rendah. Sehingga tidak mengakhiri pandemi ini atau malah memperburuk, karena profil keamanan yang tidak dapat diterima."
Sementara itu, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Mike Ryan juga meminta negara dan pengembang vaksin mengumpulkan data yang lebih memadai. Terutama ke jenis populasi mana vaksin akan disalurkan,
"Saat vaksin diperkenalkan ke bagian populasi yang lebih besar dan mungkin lebih beragam, efek samping negatif dapat muncul," katanya ditulis media yang sama menekankan pada risiko keamanan.
Sejumlah negara memang memberi izin pada vaksin meski belum selesai pengujian atau uji fase terakhir masih berjalan. Di antaranya Rusia dan China.
Pemerintah AS juga dikabarkan bakal melakukan hal sama. Kritikus berpendapat itu karena desakan pemerintah Presiden Donald Trump agar vaksin dibagikan saat pemilu AS berlangsung November. (sef/sef)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar