Foto: Launching Bahan Bakar B 30 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
PT Rifan Financindo Berjangka - Program mandatori biodiesel 30% (B30) yang sudah berjalan tahun ini bukan tanpa kendala. Konsumsi B30 ini dianggap menimbulkan banyak dampak negatif terutama kepada mesin kendaraan.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo) Bambang Tjahjono dalam sebuah diskusi daring pada Kamis (24/09/2020).
Bambang mengatakan penggunaan B30 menimbulkan konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi daripada penggunaan solar fosil (diesel fuel) biasa. Menurutnya, penggunaan B30 untuk otomotif bisa lebih boros sekitar 1-3% dibandingkan penggunaan diesel biasa tanpa campuran Fatty Acid Methyl Esters (FAME) tersebut. Untuk menghasilkan energi yang sama, dibutuhkan pedal gas yang lebih dalam, alhasil, imbuhnya, bahan bakar yang dibutuhkan lebih tinggi.
Seperti diketahui, B30 yaitu biodiesel yang setiap satu liter solarnya telah dicampur dengan 30% FAME.
"Lalu uji coba untuk B100, ternyata lebih boros 7-10%, dan di alat berat lebih boros 2-5%. Lebih boros karena tenaga yang dihasilkan lebih rendah daripada bahan bakar dari fosil," tuturnya dalam diskusi daring tersebut.
Selain itu, sifat dari biodiesel yang mudah menyerap air dari udara bebas, menurutnya ini nantinya akan berdampak pada jangka panjang yang akan menghasilkan mikroba dan gel. Oleh karena itu, dibutuhkan perawatan tangki mesin yang lebih intens.
Dia mengatakan, oksidan itu mudah menghasilkan endapan, dan bila terjadi di tangki bahan bakar, maka mudah terserap oleh filter. Akibatnya, umur filternya pendek, pada umumnya hanya setengahnya. Biasanya berlaku empat sampai lima kali periode penggantian filter, namun setelah itu akan normal kembali.
"Ini tidak terjadi seterusnya, hanya untuk periode pendek. Tidak terjadi pada mobil dan alat baru," ujarnya.
Bambang pun menyarankan untuk sistem penyimpanan biodiesel tidak direkomendasikan lebih dari tiga bulan. Kecuali, penyimpanan di dalam tangki yang dilengkapi dengan N2 blanketing ataupun filter udara atau biodiesel yang dibubuhkan sejumlah sejumlah antioksidan. Penyimpanan biodiesel pun disarankan tidak dilakukan dalam tangki bawah tanah.
Melihat ke belakang, FAME dari minyak sawit (CPO) yang saat ini dipakai untuk biodiesel dulunya adalah komoditas andalan ekspor. Namun dalam perjalanannya mendapatkan black campaign dari Eropa.
"Karena murah, sementara Eropa ada bunga matahari dan lainnya yang biayanya lebih mahal. Itulah salah satu sebab penyerapan biodiesel di dalam negeri dipercepat, supaya menolong sawit. Keuntungan FAME ini mengurangi polusi karena ini kadar karbon tidak ada ya," jelasnya. (wia)
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar