Jumat, 15 November 2024

Harga Minyak Menuju Penurunan Mingguan: Kekhawatiran Oversuplai dan Kekuatan Dolar

 

Penurunan Harga Minyak Akibat Faktor Global

Harga minyak mentah terus melemah, mencatat penurunan mingguan signifikan. Brent, acuan global, turun di bawah $72 per barel di London, dengan penurunan sekitar 3% minggu ini. Penurunan ini didorong oleh data ekonomi yang beragam dari China, kekhawatiran oversuplai, dan penguatan dolar AS.

Prediksi Surplus Minyak oleh International Energy Agency (IEA)

International Energy Agency (IEA) memperkirakan surplus minyak global pada tahun mendatang, yang diperburuk oleh perlambatan pertumbuhan permintaan di China. Selain itu, produksi minyak global diperkirakan meningkat signifikan. Jika OPEC+ melanjutkan rencana untuk menghidupkan kembali produksi yang sempat terhenti, kelebihan pasokan ini bisa menjadi lebih besar.

Penurunan Permintaan Minyak di China

Data terbaru dari China menunjukkan bahwa permintaan minyak domestik pada Oktober turun dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, aktivitas penyulingan minyak lokal juga melemah, dengan penurunan 4,6% dibandingkan Oktober 2023. Meskipun pemerintah China meluncurkan stimulus ekonomi, tanda-tanda pemulihan yang nyata belum terlihat di sektor energi.

Dolar AS yang Kuat Membebani Komoditas

Dolar AS, yang mencapai level tertinggi dalam dua tahun terakhir, memberikan tekanan tambahan pada harga minyak. Karena minyak dihargai dalam dolar, penguatan mata uang ini membuat minyak menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Penguatan dolar, yang didorong oleh kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS, telah membuat banyak komoditas, termasuk tembaga, mengalami kesulitan sepanjang minggu ini.

Volatilitas Harga Minyak Sejak Oktober

Sejak pertengahan Oktober, harga minyak telah berfluktuasi antara kenaikan dan penurunan mingguan. Faktor-faktor seperti ketegangan di Timur Tengah, prospek oversuplai, dan pergerakan di pasar mata uang terus memengaruhi pasar energi. Sepanjang tahun ini, Brent telah melemah lebih dari 6%, menyentuh level terendah sejak 2021 pada bulan September.

Perspektif Ahli

Warren Patterson, Kepala Strategi Komoditas di ING Groep NV, mencatat bahwa meskipun ada beberapa tanda positif di data ekonomi China, sektor minyak masih berada dalam tekanan. "Produksi industri lebih lemah dari yang diharapkan, dan angka terkait minyak, seperti aktivitas kilang dan permintaan yang diimplikasikan, juga menunjukkan kelemahan," jelas Patterson.

Harga Minyak Terbaru

  • Brent untuk penyelesaian Januari turun 1,3% menjadi $71,60 per barel pada pukul 10:37 pagi di London.
  • WTI untuk pengiriman Desember turun 1,4% menjadi $67,76 per barel.

Penurunan harga minyak mencerminkan tantangan global, termasuk melambatnya permintaan di China, kekhawatiran oversuplai, dan dampak dolar AS yang kuat. Pasar energi menghadapi ketidakpastian yang signifikan, dan investor harus tetap waspada terhadap perubahan kebijakan OPEC+ serta data ekonomi global untuk mengantisipasi pergerakan harga di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar