Jumat, 17 November 2017

Tahan Gempuran Dolar AS, Rupiah Berhasil Menguat ke Rp13.513/USD | Rifan Financindo Palembang

Rifan Financindo - Palembang - Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) mencatat klaim awal untuk tunjangan pengangguran di negara tersebut meningkat 10.000 ke 249.000 dan membawa dolar AS menguat. Akibatnya, nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang patokan lainnya pun menguat. 

Meski demikian, Rupiah tercatat masih mampu menguat pagi ini. Melansir Yahoofinance, Rupiah pagi ini menguat 25 poin atau 0,18% menjadi Rp13.513 per USD. Dalam pantuan Yahoofinance, Rupiah bergerak di kisaran Rp13.508 per USD hingga Rp13.540 per USD.

Sementara Bloomberg Dollar Index mencatat, Rupiah pada perdagangan spot exchange rate menguat 44 poin atau 0,32% menjadi Rp13.495 per USD. Adapun kisaran perdagangan harian Rupiah, berada di angka Rp13.485-Rp13.527 per USD.

Sekadar informasi, Federal Reserve AS mengatakan bahwa produksi industri AS meningkat 0,9% pada Oktober, karena aktivitas pabrik pulih dari dampak Badai Harvey dan Irma, mengalahkan konsensus pasar.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,15 persen menjadi 93,951 pada akhir perdagangan. Dolar AS juga dibeli pada 113,03 yen Jepang, lebih tinggi dari 112,95 yen pada sesi sebelumnya. 

Selain itu, dolar AS meningkat menjadi 0,9942 franc Swiss dari 0,9888 franc Swiss, dan bergerak turun menjadi 1,2747 dolar Kanada dari 1,2769 dolar Kanada.
(mrt)
Sumber : Okezone

Kamis, 16 November 2017

Saingi Australia, China Siap Banjiri Garam ke Indonesia | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - Palembang - China terus berupaya menegosiasikan garam dengan Indonesia agar bisa menjadi pemasok bersama Australia untuk mencukupi kebutuhan nasional.
"Sampai sekarang kami masih terus kontak dengan Indonesia," kata Penyelia Pemasaran Zigong 9D Salt Industry Group Co Ltd, Xiao Yang di Kota Zigong, Provinsi Sichuan, Kamis (16/11/2017).

Pihaknya mengaku sudah lama melakukan negosiasi terkait harga dan volume garam dengan pihak Indonesia.
"Namun sampai sekarang belum ada titik temu soal harga. Padahal harga yang kami tawarkan sangat kompetitif," ujarnya tanpa menyebut harga dimaksud.

Menurut Yang, garam yang diproduksinya tidak berbeda dengan garam dari Australia yang sama-sama dihasilkan dari lokasi tambang.
"Tapi kami punya keunggulan budaya dan sejarah yang sangat panjang hingga saat ini kami masih terus memproduksi garam," katanya. 

Zigong 9D Salt Industry Group yang berlokasi di pinggiran Kota Zigong itu mampu memproduksi hampir 4 juta ton garam per tahun.
Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri China, kelompok perusahaan yang sepuluh tahun lalu telah berubah status dari perusahaan milik negara menjadi swasta itu juga mengekspor garam ke Jepang, Taiwan, Vietnam, Malaysia, dan Jerman. 

"Harga yang ditawarkan pemerintah Indonesia masih belum kompetitif dibandingkan dengan tawaran negara lain," kata Xiao Yang.
Berdasarkan data di Kementerian Perdagangan RI, pemerintah memiliki jatah impor garam konsumsi sebanyak 226.124 ton pada tahun ini.
Produksi garam rakyat di sejumkah wilayah pesisir Nusantara anjlok dari normalnya sebesar 166 ribu ton per bulan menjadi hanya 6.200 ton per bulan. Akibat turunnya produksi, harga garam di sejumlah daerah sempat melonjak. 

Untuk mengatasi hal itu, pada bulan Agustus lalu pemerintah melalui PT Garam mendatangkan garam dari Australia sebanyak 75 ribu ton.
Zigong merupakan salah satu kota penghasil garam terbesar di daratan China. Seiring dengan perkembangan teknologi, sebagian lokasi pertambangan garam rakyat di kota itu dijadikan museum lengkap dengan peralatan manualnya. 

Industri garam di kota yang berjarak sekitar 195 kilometer sebelah selatan Ibu Kota Provinsi Sichuan di Chengdu itu pertama kali dikembangkan secara tradisional pada tahun 1736 pada masa Dinasti Qing.
Zigong yang lokasinya berada di cekungan lembah Sichuan memiliki cadangan garam bawah tanah yang melimpah sehingga dikenal sebagai "Kota Garam".
(dni)
Sumber : Okezone


Rabu, 15 November 2017

Permintaan Sedikit, Harga Minyak Terjun Bebas ke USD55,70/Barel | Rifanfinancindo Palembang

Rifanfinancindo - Palembang - Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa permintaan global turun sehingga menimbulkan kekhawatiran.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun USD1,06 menjadi menetap di USD55,70 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, turun USD0,95 menjadi ditutup pada USD62,21 per barel di London ICE Futures Exchange. 

Dalam Laporan Pasar Minyak (Oil Market Report) yang dirilis, Badan Energi Internasional (IEA) memangkas proyeksi permintaan minyaknya sebesar 100.000 barel per hari (bph) untuk 2017 dan 2018, menjadi sekitar 1,5 juta barel per hari pada 2017 dan 1,3 juta barel per hari pada 2018.

Lembaga tersebut mengatakan harga yang lebih tinggi dan temperatur awal musim dingin yang relatif ringan, berkontribusi terhadap revisi turun pada perkiraan permintaan global. 

Para analis mengatakan prospek permintaan suram dikombinasikan dengan meningkatnya produksi minyak Amerika Serikat memperbaharui kekhawatiran investor tentang kelebihan pasokan global yang terus berlanjut. 

Pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), harga minyak global berakhir beragam, karena tekanan geopolitik di Timur Tengah mengimbangi peningkatan produksi Amerika Serikat. 

Kekhawatiran regional di Timur Tengah termasuk perang di Yaman dan meningkatnya ketegangan antara Arab Saudi dan Iran, telah mendorong kenaikan harga minyak mentah. 

Para analis mengatakan investor percaya bahwa ketegangan geopolitik di Timur Tengah akan mengganggu produksi minyak di kawasan tersebut, sehingga mengimbangi kenaikan produksi minyak AS.
(dni)

Sumber : Okezone


Selasa, 14 November 2017

Keluar dari Tekanan, Rupiah Menguat Tipis ke Rp13.551/USD | Rifan Financindo Palembang

Rifan Financindo - Palembang - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya dibuka menguat tipis pada perdagangan Selasa (14/11/2017) pagi. Alhasil, Rupiah menjauhi level Rp13.600 per USD
Melansir Bloomberg Dollar Index, Rupiah pada perdagangan spot exchange rate di pasar Asia menguat 1 poin atau 0,01% menjadi Rp13.551 per USD. Adapun pergerakan harian Rupiah, berada di kisaran Rp13.546-Rp13.554 per USD.

Sementara Yahoofinance mencatat Rupiah menguat 12 poin atau 0,09% menjadi Rp13.538 per USD. Dalam pantauan Yahoofinance, Rupiah bergerak dalam rentang Rp13.528 per USD hingga Rp13.550 per USD.
Sebelumnya, kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena para investor menunggu data ekonomi penting yang akan keluar selama pekan ini.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,11% menjadi 94,496 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi USD1,1668 dari USD1,1660 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,3116 dari USD1,3200 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi USD0,7625 dari USD0,7659. 

Dolar AS dibeli 113,62 yen Jepang, lebih tinggi dari 113,56 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9961 franc Swiss dari 0,9962 franc Swiss, dan bergerak naik menjadi 1,2728 dolar Kanada dari 1,2686 dolar Kanada.
(dni)
Sumber : Okezone


Senin, 13 November 2017

Riset Indosurya Mandiri: IHSG Siap Bangkit, Simak Pilihan Saham Ini | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - Palembang - Mengawali pertengahan bulan November, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diprediksi melaju di zona positif. IHSG diperkirakan bergerak pada rentang 5.972-6.123
Analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG masih terlihat cukup kuat bertahan dalam rentang konsolidasi wajar. IHSG sedang bersiap untuk kembali melanjutkan proses kenaikan selanjutnya.

"Kenaikan IHSG ditopang oleh sisi fundamental perekonomian yang masih stabil terlihat dari data perekonomian terlansir," kata William dalam riset tertulis, Senin (13/11/2017). 

William melanjutkan, momentum koreksi wajar tetap dapat dimanfaatkan utnuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi dalam rentang jangka panjang.

"IHSG hari ini berpotensi melaju di zona positif," kata dia.
Saham-saham yang enjadi rekomendasi Indosurya Mandiri Sekuritas antara lain, WSBP, JSMR, BBCA, ICBP, TLKM, INDF, SMRA, CTRA, KLBF.
(dni)
Sumber : Okezone