Senin, 05 November 2018

Jelang Rilis Pertumbuhan Ekonomi, IHSG Melemah ke 5.891 | PT Rifan Financindo

Foto: Rachman Haryanto
PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka di zona merah. Pelemahan IHSG terjadi jelang rilis pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah berada pada level Rp 14.949. Dolar AS pagi ini mendekati level Rp 15.000.

Pada perdagangan pre opening, IHSG dibuka melemah 11,049 poin ke 5.895,243. Indeks LQ45 juga berkurang 2,753 poin (0,29%) ke 938,837.

Membuka perdagangan, Senin (5/11/2018), IHSG kian melemah. IHSG berkurang 12,804 poin (0,28%) ke 5.891,143. Indeks LQ45 turun 4,521 poin (0,48%) ke 936,982.

Pada perdagangan pukul 09.05 waktu JATS, IHSG bergerak naik dengan penguatan 2,278 poin (0,02%) ke 5.908,007. Indeks LQ45 turun 1,965 poin (0,21%) ke 939,766. .

Sementara itu indeks utama bursa Wall St ditutup dalam teritori negatif pada perdagangan akhir pekan kemarin (02/11). Indeks Dow Jones turun 0,43%, S&P melemah 0,63% dan Nasdaq tertekan 1,04%. Penurunan terjadi seiring antisipasi pelaku pasar atas pernyataan penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow yang menyatakan belum adanya susunan rencana tarif impor antar AS dan China, dimana hal ini sedikit berbeda dengan pernyataan yang optimis pada hari sebelumnya.

Selain itu, rilisnya data pekerjaan serta upah tenaga kerja AS bulan Oktober yang mencatatkan kenaikan mengindikasikan adanya pengetatan pasar tenaga kerja yang berpotensi mendorong kebijakan Federal Reserve untuk mengambil langkah pengurangan stimulus melalui kenaikan suku bunga The Fed di bulan depan.

Adapun hal ini juga direspon dengan kenaikan imbal hasil obligasi AS yang juga turut menjadi sentimen negatif indeks.

Sementara itu dari pasar komoditas minyak mentah mengalami koreksi. Hal tersebut dikarenakan persetujuan AS atas delapan negara yang memutuskan tetap akan melakukan impor minyak Iran setelah AS memberlakukan sanksinya.

Sedangkan bursa saham Asia mayoritas bergerak negatif pagi ini. Berikut pergerakannya:
  • Indeks Nikkei 225 turun 309,330 (1,37%) ke 21.938,920
  • Indeks Hang Seng turun 507,670 poin (1,92%) ke 25.977,160
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 12,450 (0,47%) ke 2.664,520
  • Indeks Strait Times berkurang 46,740 poin (1,51%) ke 3.069,280 (ara/ara)

Jumat, 02 November 2018

Bos BI: Cadangan Devisa Oktober Meningkat dari September | Rifanfinancindo

Foto: Rengga Sancaya
Rifanfinancindo - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa cadangan devisa (cadev) akan mengalami peningkatan seiring dengan stabilnya nilai tukar rupiah.

Perry menggatakan, dalam waktu satu bulan ke depan, Bank Indonesia akan merilis data baru terkait dengan cadangan devisa.

"Dalam seminggu lagi akan kita keluarkan cadev yang di bulan ini Oktober, itu meningkat dari bulan September tapi nanti angkanya nunggu seminggu lagi. Cadev meningkat untuk akhir Oktober," kata Perry di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (1/11/2018).

Dia menyebut, secara year to date atau hingga kuartal III-2018, nilai tukar rupiah telah terdepresiasi sebesar 10%. Angka tersebut jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya masih lebih baik. Negara-negara yang dimaksud adalah India, Brasil, Turki, dan Rusia.

"Dilihat year to date (ytd) sekitar 10% itu lebih rendah dibanding negara sebanding seperti India, Brasil, Turki, dengan Rusia," tambah dia.


Kamis, 01 November 2018

Rifan Financindo | Awas, Pilih WPB yang Andal Bukan Abal-Abal!


Rifan Financindo – Hampir lazim kita temui bila membaca penawaran iklan dari perusahaan pialang berjangka, maka keuntungan selangit yang dijadikan daya tarik. Padahal keuntungan itu diperoleh bukan mutlak dari perusahaan pialangnya melainkan bagiamana Anda bisa dididik menjadi seorang trader professional. Singkatnya semua bergantung pada diri Anda sebagai seorang trader.

Untuk menjadi seorang trader professional, maka diperlukan intuisi yang tajam dan analisa yang mumpuni sebagai bekal meraih peluang di berbagai kesempatan. Nah, untuk bisa belajar teori sekaligus membantu Anda mengasah intuisi, serta mendukung Anda dengan beraneka parameter agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat bisa diperoleh dengan Wakil Pialang Berjangka (WPB) yang andal.

Untuk itu pilihlah perusahaan pialang berjangka yang tidak melulu menjual janji keuntungan muluk, tetapi yang memiliki tim Wakil Pialang yang mumpuni dan profesional. Selain cakap dari segi pengetahuan, setiap WPB juga harus memiliki jiwa pelayanan.

Karena ini yang akan menentukan sebuah perusahaan pialang berjangka kredibel atau tidak. Contoh layanan investasi terbaik dari seorang WPB adalah siap sedia menjadi tempat berkonsultasi, sabar mengedukasi dan memahami kebutuhan nasabah. WPB seperti ini hanya akan lahir dan terbentuk dari perusahaan pialang yang memiliki nilai dan budaya perusahaan yang kuat dan menjadi pedoman bagi setiap karyawannya.

PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) sejak lama mendidik setiap tim marketing dan calon WPB dengan nilai-nilai WHELOCK (work hard – play hard, hard training, eagerness, loyalty, openesss, clarity, & kinship) yang menjadi dasar bagi RFB Way. WHELOCK menjadi sebuah konsep nilai yang disusun dengan tujuan untuk memberikan pedoman bagi setiap individu dalam berkarya dan bekerjadi RFB.

Pedoman ini adalah identitas yang membangun karakter organisasi termasuk setiap individu di dalamnya. Dalam upaya mengembangkan bisnis, RFB meyakini bahwa setiap individu dalam organisasi adalah sumber daya yang paling utama.

Menjadi marketing RFB maka seperti skuad yang harus tangkas dengan perlengkapannya yaitu pengetahuan yang dalam soal industri pialang berjangka dan mampu memiliki jiwa servis yang kuat. Dengan bekal ini, setiap marketing RFB diharapkan mampu menjadi duta dan membawa reputasi yang baik bagi perusahaan.

Jadi, bekal untuk menjadi seorang trader professional yaitu, intuisi yang terlatih, teori dan didampingi WPB bereputasi.

Karena, khususnya bagi trader pemula, WPB adalah teman belajar pertama Anda ketika memasuki dunia investasi berjangka, sementara bagi yang sudah professional, WPB adalah rekan sharing dalam setiap keputusan investasi yang tepat. Jadi pastikan WPB Anda adalah WPB yang andal, bukanabal-abal!.(AD/RFB)

Baca Juga :
  • RIFAN  |  Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
  • PT. RIFAN  | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
  • RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
  • PT RIFANFINANCINDO  | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
  • PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
  • PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
  • RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
  • PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA (Palembang) | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
  • PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
  • RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi

Rabu, 31 Oktober 2018

Mengekor Bursa Asia, IHSG Dibuka Hijau ke 5.831 | PT Rifan Financindo

Foto: Rachman Haryanto
PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka di zona hijau. IHSG menguat 42,29 poin ke level 5.831.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah berada pada level Rp 15.209.

Pada perdagangan pre opening, IHSG dibuka menguat 28,39 poin ke 5.817,49. Indeks LQ45 juga bertambah 8,59 poin (0,91%) ke 921,282.
Membuka perdagangan, Selasa (30/10/2018), IHSG kian menguat. IHSG bertambah 42,29 poin (0,73%) ke 5.831,39. Indeks LQ45 naik 8,21 poin (0,92%) ke 922,23.

Pada perdagangan pukul 09.05 waktu JATS, IHSG masih terus bergerak naik dengan penguatan 34,97 poin (0,6%) ke 5.824,07.

Sementara itu, Bursa Amerika Serikat ditutup menguat. Dow Jones ditutup 24.847.64 (+1.77%), NASDAQ ditutup 7,161.65 (+1.58%), S&P 500 ditutup 2,682.63 (+1.57%). Bursa US ditutup menguat didorong oleh penurunan yang sudah terjadi selama berturut-turut selama 1 minggu dan menjelang akhir bulan Oktober.

Bursa saham mengalami penguatan sekitar 1.5%, namun tidak ada katalis yang mendorong cukup kuat kecuali mendekati akhir Oktober. Saat ini investor asing masih memperhatikan perkembangan perang dagang antara US-China yang berpotensi US menambahkan tarif kembali ke China.

Sedangkan bursa saham Asia mayoritas bergerak positif pagi ini. Berikut pergerakannya:
  • Indeks Nikkei 225 bertambah 315,43 poin (1,47%) ke 21.772,72
  • Indeks Hang Seng naik 229,65 poin (0,93%) ke 24.815,18
  • Indeks Komposit Shanghai naik 16,09 poin (0,63%) ke 2.584,14 
  • Indeks Strait Times bertambah 22,01 poin (0,63%) ke 2.988,46 (eds/eds)

Selasa, 30 Oktober 2018

Sinyal Rusia Jaga Produksi Tekan Harga Minyak di Awal Pekan | Rifanfinancindo

Sinyal Rusia Jaga Produksi Tekan Harga Minyak di Awal Pekan
Rifanfinancindo -- Harga minyak dunia tergelincir pada perdagangan Senin (29/10), waktu Amerika Serikat (AS). Pelemahan terjadi setelah Rusia memberikan sinyal produksi minyak akan tetap tinggi. Selain itu, permasalahan perekonomian global juga memicu kekhawatiran terhadap permintaan minyak mentah hingga membuat harganya tertekan.

Dilansir dari Reuters, Selasa (30/10), harga minyak mentah berjangka Brent melemah US$0,28 menjadi US$77,34 per barel. Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$0,55 menjadi US$67,04 per barel.

Melihat realisasi tersebut, harga Brent diperkirakan bakal merosot sekitar 6,6 persen sepanjang bulan ini. Sementara, harga WTI akan turun lebih dalam sekitar 8,5 persen. Penurunan harga bulanan keduanya merupakan yang terdalam sejak Juli 2016.

Harga minyak telah merosot sekitar US$10 per barel sejak mencapai level tertinggi dalam empat tahun pada awal Oktober lalu. Penurunan harga terjadi meski ada sentimen pengenaan sanksi AS terhadap ekspor Iran yang akan berlaku efektif pada 4 November 2018 mendatang.

Pada Sabtu (27/10) lalu, Menteri Energi Rusia Alexander Novak menyatakan tidak ada alasan bagi Rusia untuk memangkas produksinya dengan menekankan adanya risiko pasar minyak global dapat mengalami defisit.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang dipimpin oleh Arab Saudi dan anggota non OPEC Rusia telah sepakat untuk mengerek produksi minyak pada Juni 2018 lalu. Namun, pekan lalu, OPEC memberikan sinyal kemungkinan harus memangkas produksi minyak lagi seiring kenaikan persediaan minyak mentah global.

"Saat Rusia mulai membicarakan soal menjaga tingkat produksi tetap tinggi dan bahkan kemungkinan mereka perlu mengereknya akibat pasokan yang mungkin ketat, hal itu memberi tekanan untuk menjual," ujar Direktur Riset Pasar Tradition Energy Gene McGillian di Stamford, Connecticut.

Harga komoditas industri seperti minyak mentah dan tembaga juga diguncang oleh kemerosotan tajam kinerja pasar saham akibat kekhawatiran terhadap pendapatan korporasi, eskalasi perang dagang yang berimbas pada pertumbuhan ekonomi, serta penguatan kurs dolar AS.

Indeks kurs dolar AS terkerek oleh kuatnya data belanja konsumen AS. Penguatan dolar membuat harga komoditas yang diperdagangkan dengan dolar AS menjadi relatif semakin mahal bagi pemegang mata uang lain.
Manajer keuangan telah memangkas taruhan pada posisi harga akan naik (bullish) untuk kontrak minyak mentah berjangka dan opsi selama empat pekan berturut-turut ke level terendah sejak Juli 2017 seiring proyeksi pertumbuhan permintaan yang makin tidak pasti.

"Manajer keuangan benar-benar meninggalkan sisi beli pada pasar dan sedikit aksi jual terjadi karena persepsi perekonomian tengah melambat," ujar Analis Price Futures Group Phil Flynn.

MenurutFlynn, pelemahan secara psikologis di pasar masih berlanjut. 
 
Di sisi pasokan, Iran mulai menjual minyaknya ke perusahaan swasta melalui pertukaran domestik untuk pertama kalinya. Hal itu dilaporkan melalui situs resmi kementerian perminyakan Iran.

Berdasarkan keterangan sumber Reuters, dengan berlakunya sanksi AS yang tinggal dalam hitungan hari, tiga dari lima konsumen utama minyak Iran yaitu India, China dan Turki menahan tekanan AS untuk menghentikan pembelian minyak sepenuhnya dari Iran. Alasannya, pasokan global tidak mencukupi untuk menutupi hilangnya pasokan dari Iran.

Beberapa sumber Reuters menyatakan tekanan tersebut, bersamaan dengan kekhawatiran akan mengganggu tren kenaikan harga minyak, mengerek kemungkinan terjadinya kesepakatan bilateral yang memungkinkan sebagian pembelian minyak dari Iran terus berlanjut.
 
Sumber : CNN Indonesia
Rifanfinancindo