Rifan Financindo - Jokowi Bicara Resesi, Amit-amit RI Kena: Rifan Financindo - Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China mulai berdampak pada perlambatan perekonomian global.
Kamis, 05 September 2019
Rabu, 04 September 2019
PT Rifan Financindo - Hati-Hati, The Fed Indikasikan Enggan Pangkas Suku Bunga
Foto: BOE Tahan Suku Bunga Acuan (CNBC Indonesia TV) |
PT Rifan Financindo - Bank
sentral Amerika Serikat The Federal Reserves (The Fed) sepertinya tidak
akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Apalagi melihat kondisi
ekonomi AS yang cukup solid seperti saat ini.
Hal ini diutarakan salah satu pejabat The Fed, Presiden Federal reserve of Boston Eric Rosengren. Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi AS masih stabil, pengeluaran konsumen juga masih kuat. Apalagi, indikator inflasi juga masih rendah dan kenaikan upah tetap ada.
"Maka dalam pandangan saya tidak diperlukan tindakan kebijakan segera," kata Rosengren sebagaimana dilansir CNBC Indonesia dari AFP, Rabu (4/9/2019).
Hal ini diutarakan salah satu pejabat The Fed, Presiden Federal reserve of Boston Eric Rosengren. Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi AS masih stabil, pengeluaran konsumen juga masih kuat. Apalagi, indikator inflasi juga masih rendah dan kenaikan upah tetap ada.
"Maka dalam pandangan saya tidak diperlukan tindakan kebijakan segera," kata Rosengren sebagaimana dilansir CNBC Indonesia dari AFP, Rabu (4/9/2019).
Komentar pejabat The Fed ini dikeluarkan menjelang 2 minggu sebelum
pertemuan pembahasan penentuan tingkat suku bunga. Pada tanggal 17-18
September mendatang, The Fed akan menggelar pertemuan guna menentukan
tingkat suku bunga acuan terbarunya.
Sebagian pelaku pasar begitu yakin The Fed akan mengambil sikap dovish. Mengutip situs CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 3 September 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan bulan ini berada di level 97,3%.
Sebagian pelaku pasar begitu yakin The Fed akan mengambil sikap dovish. Mengutip situs CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 3 September 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan bulan ini berada di level 97,3%.
Sementara itu, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas
sebesar 50 bps berada di level 2,7%. Pernyataan pejabat the Fed ini
kemungkinan disambut negatif pasar.
Sebelumnya, dalam simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming, Gubernur The Fed Jerome Powell sempat mengeluarkan pernyataan yang mengindikasikan pemangkasan suku bunga. The Fed akan melakukan apa yang mereka bisa untuk mempertahankan ekspansi ekonomi yang saat ini tengah dirasakan di AS.
"Tantangan bagi kita sekarang adalah untuk mengeksekusi kebijakan moneter yang bisa mempertahankan ekspansi (ekonomi) sehingga manfaat dari kuatnya pasar tenaga kerja bisa dirasakan oleh mereka yang belum merasakannya, dan sehingga tingkat inflasi bergerak dengan stabil di kisaran dua persen," kata Powell, dilansir dari CNBC International.
Namun kemudian, nada hawkish keluar dari mulut Powell. Dirinya menyebut bahwa melihat perkembangan sekarang The Fed tidak akan terlalu agresif. (sef/sef)
PT Rifan Financindo - Ke Mana Arah Harga Emas Dunia Hari Ini?
PT Rifan Financindo - Ke Mana Arah Harga Emas Dunia Hari Ini?: PT Rifan Financindo - Harga emas dunia di pasar spot terlihat kurang bertenaga sejak perdagangan awal pekan ini, padahal kondisi global kurang kondusif
Selasa, 03 September 2019
Rifanfinancindo - Tidak Ada Aksi Jual Saham, Yen Jadi Loyo
Foto: Mata Uang Yen. (REUTERS/Yuriko Nakao/Files) |
Rifanfinancindo - Mata uang yen Jepang
mengakhiri perdagangan Senin (2/8/19) dengan menguat tipis 0,08%,
padahal di awal perdagangan melesat menguat cukup signifikan. Babak baru
perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China tidak memicu
aksi jual di bursa saham, sehingga yen tidak terlalu diburu pelaku pasar
sebagai aset aman (safe haven).
Bursa utama saham Asia berakhir variatif pada Senin kemarin, indeks
Nikkei yang melemah juga tidak terlalu tajam (-0,4%), indeks Shanghai
Composite China malah berakhir menguat 1,31%. Bursa saham Eropa malah
semuanya menghijau, sementara bursa saham AS libur pada Senin kemarin.
Pada hari ini, Selasa (3/9/19) pukul 7:28 WIB, yen berbalik melemah tipis 0,07%, diperdagangkan di kisaran 106,28/US$ di pasar spot, melansir daya Refinitiv.
Pada 1 September lalu, AS mulai mengenakan bea masuk 15% untuk importasi produk asal China senilai US$ 125 miliar di antaranya smartwatch, televisi layar datar, dan alas kaki. Sebelumnya, total produk China yang sudah terkena bea masuk di AS mencapai US$ 250 juta.
Sementara China mengenakan bea masuk 5-10% untuk importasi produk made in the USA senilai
US$ 75 miliar. Bea masuk baru ini mencakup 1.717 produk, termasuk
minyak mentah. Ini adalah kali pertama minyak asal AS dibebani bea masuk
di China.
Resmi berlakunya tambahan tarif impor tentunya membuat pertumbuhan ekonomi global terancam semakin melambat.
Tapi, data ekonomi China menunjukkan kejutan, indeks aktivitas
manufaktur di bulan Agustus menunjukkan ekspansi. Data yang dirilis oleh
Caixin tersebut menunjukkan angka indeks manajer pembelian (purchasing
managers' index/PMI) sebesar 50,4, naik dari bulan sebelumnya 49,9.
Indeks PMI dari Markit menggunakan angka 50 sebagai batas, di bawah
50 berarti kontraksi atau aktivitas yang menurun sementara di atas 50
berarti ekspansi atau perusahaan-perusahaan manufaktur meningkatkan
kegiatan usahanya.
Di tengah perang dagang yang kembali membara, ekspansi manufaktur
tentunya menjadi kejutan, ini berarti ada permintaan yang cukup tinggi
untuk produk-produk dari China. Hal tersebut membuat minat investor
terhadap aset berisiko membaik, dan permintaan akan aset safe haven seperti yen berkurang. (pap)
Sumber : CNBC
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo
Rifanfinancindo - Ayo Nabung Emas! Masih Bisa Naik •
Rifanfinancindo - Ayo Nabung Emas! Masih Bisa Naik •: Rifanfinancindo - Arah pergerakan harga emas dunia sedang dicermati oleh para pemodal saat pasar keuangan global sedang bergejolak.
Langganan:
Postingan (Atom)