|
Foto: Infografis/ Kronologi perang dagang AS-China belum temukan titik terang/Aristya Rahadian Krisabella |
PT Rifan Financindo - Rencana
Presiden Donald Trump menandatangani dokumen pertama dari perjanjian
dagang dengan Xi Jinping bulan depan menjadi pertanyaan. Kabarnya Chile
membatalkan pertemuan puncak di mana kedua pemimpin telah merencanakan
untuk bertemu.
Pembatalan itu, yang diumumkan pada Rabu pagi
oleh Chile tampaknya membuat Gedung Putih lengah. Tetapi pemerintah
bersikeras bahwa mereka akan terus berusaha untuk menyelesaikan
perjanjian "tahap satu" dalam beberapa minggu mendatang.
Belum diketahui apakah pejabat Amerika akan dapat menemukan
tempat pengganti untuk pertemuan dengan Xi. Penyelenggara KTT Kerjasama
Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) mengindikasikan mereka tidak memiliki
rencana untuk mengadakan acara di tempat lain.
Lokasi Lainnya
Menurut beberapa sumber yang mengetahui
persoalan AS-China, pihak KTT sedang mencari lokasi lain, dikarenakan
adanya demonstrasi yang meningkat di Chile.
"Kami menantikan
finalisasi Fase Satu dari kesepakatan perdagangan bersejarah dengan
China dalam jangka waktu yang sama, dan ketika kami sudah selesai, kami
akan memberi tahu anda," kata juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley
dalam email, sebagaimana dilansir dari Bloomberg, Kamis (31/10/2019).
Kedutaan
Besar China di Washington belum dapat menanggapi permintaan berkomentar
terkait hal tersebut. Perwakilan perdagangan AS yang memimpin
pembicaraan dengan China, Robert Lighthizer mengatakan "tidak ada
komentar" ketika ditanya oleh wartawan bagaimana pembatalan akan
mengubah rencana.
Prospek pertemuan Trump-Xi di Santiago bulan depan telah
mendukung pasar, karena investor mencari tanda-tanda bahwa akhir dari
perang perdagangan antara kedua negara sudah di depan mata. Indeks
S&P 500 dari saham AS secara singkat jatuh ke sesi terendah setelah
berita tentang pembatalan pertemuan beredar.
Tahap Satu
"Saya selalu memandang Chile sebagai lokasi di
mana Trump dan Xi berada pada saat yang sama," kata Brendan McKenna,
ahli strategi mata uang di Wells Fargo Securities di New York.
"Jika
ada kesepakatan di mana kedua belah pihak bersedia untuk
menandatangani, saya pikir mereka pasti menemukan cara untuk
menyelesaikannya."
Para pejabat AS dan China telah bekerja selama
berminggu-minggu untuk mengisi rincian dari kesepakatan "fase satu"
yang diumumkan oleh Trump setelah pertemuan Oval Office 11 Oktober
dengan negosiator China, Liu He.
Baru-baru ini kedua belah pihak mengatakan bahwa mereka
sudah membuat kemajuan yang signifikan pada kesepakatan, yang akan
membuat China melanjutkan pembelian produk pertanian AS dan membuat
komitmen pada kekayaan intelektual dan mata uang, dengan imbalan
komitmen dari Trump untuk tidak mengenakan tarif lebih lanjut pada
barang-barang China.
Sementara itu merupakan rintangan baru bagi
pemerintahan Trump dan China, penundaan paksa pertemuan antara para
pemimpin memberi lebih banyak waktu bagi negosiator. Tetapi tenggat
waktu yang bergeser juga dapat mengurangi tekanan di kedua belah pihak
untuk memangkas kesepakatan awal dan beralih ke pembicaraan yang lebih
komprehensif.
"Jika kedua belah pihak berniat untuk menyelesaikan
kesepakatan fase-satu, pembatalan KTT itu hanya soal logistik," kata
Jude Blanchette, seorang pakar China di Pusat Strategi dan Pembelajaran
Internasional.
"Namun, jika satu atau kedua belah pihak tidak
merasa mereka bisa mencapai kesepakatan pada pertengahan November ini,
pembatalan KTT adalah alasan yang bagus untuk memiliki lebih banyak
waktu."
Ketidakpastian
Risiko untuk bisnis dan pasar keuangan adalah
bahwa pembatalan pertemuan APEC hanya akan menambah ketidakpastian yang
telah mengurangi investasi dan pertumbuhan di seluruh dunia. Itu mungkin
mendorong keinginan Trump untuk menandatangani perjanjian itu sendiri
dan membuktikan kepada dunia yang skeptis dan pemilih di AS bahwa
tarifnya telah membuahkan hasil jelang kampanye pemilihan ulangnya.
"Ini
memungkinkan pembicaraan tingkat rendah akan terus berlanjut tanpa
hasil nyata," kata Edward Alden, seorang rekan senior di Dewan Hubungan
Luar Negeri.
Pemerintah AS biasanya akan membantu Chili menyelesaikan
krisis politiknya sehingga pertemuan puncak itu dapat dilanjutkan, kata
Alden.
"Tapi sebaliknya, Gedung Putih tidak hasir dalam permasalah pemakzulan dan krisis yang dibuatnya sendiri," katanya.
Trump telah berulang kali mengatakan bahwa ia optimistis kesepakatan perdagangan akan diselesaikan di KTT.
"Risiko
di sini adalah bahwa jika pertemuan puncak sekarang ditunda, maka
paling tidak menunjukkan bahwa ketidakpastian perang perdagangan mungkin
akan menggantung kita lebih lama," kata Torsten Slok, kepala ekonom di
Deutsche Bank AG, dalam sebuah wawancara di Bloomberg Television, Rabu.
"Ini
menimbulkan risiko bahwa kita tidak pernah bisa melihat fase dua atau
fase tiga, dan karena itu lah ketidakpastian tidak akan hilang."
Selain
APEC, Chile juga batalkan United Nations climate change conference,
yang dikenal sebagai COP25, yang dijadwalkan pada Desember di Santiago,
kata Presiden Sebastian Pinera.
"Kami sangat memahami pentingnya
APEC dan COP untuk Chile dan dunia, tetapi kami mendasarkan keputusan
kami pada akal sehat," kata Pinera dari istana kepresidenan. "Seorang
presiden harus menempatkan orang-orangnya di atas segalanya."
Keputusan
untuk membatalkan pertemuan menyoroti kedalaman masalah yang dihadapi
bangsa Amerika Latin yang telah menghadapi hampir dua minggu kerusuhan
dan protes. Ini juga memalukan bagi pemerintah yang bersikeras akan
melanjutkan konferensi.
Pinera mengatakan dia telah berbicara
dengan presiden lain sebagai peringatan tentang pembatalan tersebut.
(sef/sef)
Sumber : CNBC
Baca Juga :
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan