Rabu, 20 November 2019

Dekati Level US$ 1,3/GBP, Poundsterling Sulit Menguat Lagi

Dekati Level US$ 1,3/GBP, Poundsterling Sulit Menguat Lagi
Foto: Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/ Benoit Tessier)
PT RifanNilai tukar poundtserling Inggris melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (19/11/19) setelah mencatat penguatan tiga hari beruntun.

Pada pukul 20:35 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2945 di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara dalam tiga hari sebelumnya, Mata Uang Negeri Ratu Elizabeth ini total menguat 0,8%.

Partai Konservatif yang diprediksi akan memenangi Pemilihan Umum (Pemilu) Inggris 12 Desember mendatang menjadi pemicu penguatan poundsterling dalam tiga hari sebelumnya.


Partai Konservatif merupakan partai pemerintah Inggris saat ini pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Jika Partai Konservatif atau yang biasa disebut Tory ini memenangi Pemilu dan meraih suara mayoritas di parlemen, maka hambatan proses perceraian Inggris dari Uni Eropa (Brexit) akan menjadi berkurang.

PM Johnson mengatakan semua kandidat anggota parlemen Inggris dari Tory sudah berjanji mendukung proposal Brexit yang diajukan pemerintah sehingga akan bisa dilakukan pada 31 Januari 2020.

Seperti diketahui sebelumnya, proposal Brexit selalu kandas di Parlemen Inggris. Proposal terbaru yang dibuat PM Johnson dan telah disetujui oleh Komisi Eropa juga kandas sehingga deadline Brexit yang seharusnya pada 31 Oktober lalu mundur menjadi 31 Januari tahun depan.

Hasil polling dari Good Morning Britain menunjukkan Partai Konservatif unggul 14 poin dari pesaing beratnya Partai Buruh pimpinan Jeremy Corbyn, sebagaimana dilansir CNBC International. Kemenangan Tory dalam Pemilu memberikan sentimen positif bagi poundsterling, karena akan mengakhiri ketidakpastian nasib Inggris selama tiga setengah tahun.

Meski demikian, poundsterling yang berada di dekat level US$ 1,3/GBP dikatakan sulit untuk menguat lebih jauh. Poundsterling diprediksi baru akan menembus level tersebut seandainya Partai Buruh kembali gagal memenangi Pemilu atau gagal menambah jumlah kursi, di sisi lain Partai Konservatif meraih kursi mayoritas di parlemen.

"Level US$ 1,3 merupakan resisten (tahanan atas) psikologis yang cukup kuat. Untuk meraih momentum (penguatan) tersebut, kita perlu melihat manifesto Partai Buruh tidak bekerja dengan baik seperti di 2017" kata Jordan Rochester, ahli strategi mata uang di perusahaan finansial Nomura, sebagaimana dilansir Reuters. 
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 19 November 2019

AS-China Masih Tarik-Ulur, Rupiah Sulit Tentukan Arah

Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
PT Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka stagnan di perdagangan pasar spot hari ini. Namun itu tidak lama, karena kemudian rupiah langsung melemah.

Pada Selasa (19/11/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.070 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Namun rupiah langsung terpeleset ke zona merah. Pada pukul 08:12 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.075 di mana rupiah melemah tipis 0,04%.

Senasib dengan rupiah, berbagai mata uang utama Asia juga melemah di hadapan dolar AS. Sejauh ini hanya yen Jepang dan peso Filipina yang mampu bertahan di jalur hijau.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:13 WIB: 
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Senin, 18 November 2019

AS-China Rukun, Rupiah Tak Lagi Manyun

Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
PT Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Lagi-lagi sentimen hubungan AS-China masih menjadi penggerak utama.

Pada Senin (18/11/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.065 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,02% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Sepanjang minggu kemarin, rupiah melemah 0,41% secara point-to-point di hadapan dolar AS. Ini membuat rupiah punya tenaga untuk mengalami technical rebound, karena rupiah yang sudah murah akan menarik bagi investor.

Sementara mata uang utama Asia bergerak variatif di hadapan greenback. Selain rupiah, mata uang lain yang menghuni zona hijau adalah yuan China, rupee India, ringgit Malaysia, dan baht Thailand.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08: WIB:


Sumber : CNBC

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 15 November 2019

Walau Kesepakatan Dagang Abu-abu, Bursa Saham China Menghijau

Walau Kesepakatan Dagang Abu-abu, Bursa Saham China Menghijau
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Rifan Financindo - Bursa saham China dan Hong Kong mengawali perdagangan terakhir di pekan ini, Jumat (15/11/2019), di zona hijau.

Pada pembukaan perdagangan, indeks Shanghai naik 0,05% ke level 2.911,35, sementara indeks Hang Seng menguat 0,78% ke level 26.529,95.

Bursa saham China dan Hong Kong menguat kala kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China semakin berwarna abu-abu.

Kini, hubungan AS-China di bidang perdagangan terlihat semakin renggang dan penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu sepertinya masih belum akan terjadi dalam waktu dekat.

CNBC International melaporkan bahwa AS sedang berusaha mendapatkan konsesi yang lebih besar dari China terkait dengan perlindungan kekayaan intelektual dan penghentian praktik transfer teknologi secara paksa. Sebagai gantinya, AS akan menghapuskan sebagian bea masuk tambahan yang sudah dibebankan terhadap produk impor asal China.

Di sisi lain, Beijing dikabarkan enggan untuk memasukkan komitmen untuk membeli produk agrikultur asal AS dalam jumlah tertentu dalam teks kesepakatan dagang tahap satu. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa China setuju untuk membeli produk agrikultur asal AS senilai US$ 50 miliar setiap tahunnya sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu.

Perkembangan tersebut lantas melengkapi kabar negatif seputar perundingan dagang AS-China. Sebelumnya, Trump menegaskan bahwa AS akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China secara signifikan jika kesepakatan dagang tahap satu tak bisa diteken.

"Jika kami tak mencapai kesepakatan, kami akan secara signifikan menaikkan bea masuk tersebut," kata Trump dalam pidatonya di hadapan para peserta Economic Club of New York.

"Bea masuk akan dinaikkan dengan sangat signifikan. Hal ini akan berlaku untuk negara-negara lain yang juga memperlakukan kita dengan tidak benar," tambahnya.

Lolosnya perekonomian Jerman dari resesi menjadi faktor yang mengerek kinerja bursa saham China dan Hong Kong. Kemarin, pembacaan awal atas angka pertumbuhan ekonomi Jerman periode kuartal III-2019 diumumkan di level 0,1% secara kuartalan.

Untuk diketahui, pada kuartal II-2019 perekonomian Jerman terkontraksi 0,2% secara kuartalan. Jika pada kuartal III-2019 masih terjadi kontraksi, maka Jerman akan resmi memasuki periode resesi.

Sebagai informasi, resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, seperti dilansir dari Investopedia. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Melansir World Economic Outlook edisi April 2019 yang dipublikasikan oleh International Monetary Fund (IMF), Jerman merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kelima di dunia. Alhasil, lolosnya Jerman dari periode resesi praktis menjadi kabar positif bagi perekonomian dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA(ank/ank)

Kamis, 14 November 2019

Netflix Tak Bayar Pajak, Johnny Plate Harus Blokir Layanan!

Netflix Tak Bayar Pajak, Johnny Plate Harus Blokir Layanan!
Foto: Infografis/Dari hobi rental DVD, ini kisah sukses bos NETFLIX/Aristya Rahadian Krisabella
PT Rifan - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di bawah kendali Johnny Plate sebagai Menteri harus berani memblokir seluruh layanan Netflix di Indonesia. Pasalnya, video on demand yang tengah digandrungi masyarakat ini sama sekali tidak berkontribusi terhadap penerimaan negara.

Padahal aturan sudah jelas, segala bentuk transaksi jual beli hingga jasa harus tunduk aturan perpajakan.

"Gampang sebenarnya, mereka tak bayar pajak. Setop sementara layanan di Indonesia. Kominfo harus kerja sama dengan Kementerian Keuangan," ungkap Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini kepada CNBC Indonesia, Kamis (14/11/2019).

Menurut Didik, pertama pihak Netflix haruslah dipanggil untuk berdialog lebih jauh. Setelah itu, sambung Didik diminta komitmennya untuk membayar pajak.

Netflix Tak Bayar Pajak, Johnny Plate Harus Blokir Layanan!
Foto: Netflix (REUTERS/Mike Blake)
"Kalau belum bayar pajak ya setop. Kan gampang itu. Apalagi di Netflix harus dilihat kabarnya banyak film yang tidak sesuai atau film dewasa kategori porno," tegas Didik.

"Pemerintah terkesan lembek hadapi yang seperti ini," imbuh Didik lagi.

Lebih jauh Didik mengatakan sepertinya pasar Indonesia ini dijual sangat murah. Konsumen Indonesia ini diobral oleh pemerintah.

"Akhirnya, itu adalah devisa keluar ke Netflix bikin bocor bukan hanya pajak tapi neraca jasa dan neraca berjalan," tegas Didik.

Sebelumnya Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Hestu Yoga Saksama.

"Enggak [bayar pajak]. Karena memang selama ini, mereka belum jadi BUT [Badan Usaha Tetap] di Indonesia, dan tidak menjadi wajib pajak di Indonesia," kata Hestu saat dihubungi CNBC Indonesia.

"Nah memang kesulitan kita memang di situ. Karena dari segi regulasi yang ada sekarang ini, belum bisa memaksa mereka jadi BUT, jadi subyek pajak dalam negeri. BUT kan subyek pajak dalam negeri."

Melihat kewajiban Netflix sendiri, jika menggunakan PPN sebesar 10% maka Netflix harus setor ke negara sebsar Rp 62 miliar. Belum lagi PPh atau pajak penghasilan dan lainnya.

Corporate Communication Netflix Kooswardini Wulandari sudah dikonfirmasi mengenai hal ini. Namun pihaknya meminta waktu untuk memberikan jawabannya. (dru)