Foto: Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/ Benoit Tessier) |
PT Rifan - Nilai tukar poundtserling
Inggris melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan
Selasa (19/11/19) setelah mencatat penguatan tiga hari beruntun.
Pada pukul 20:35 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2945 di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara dalam tiga hari sebelumnya, Mata Uang Negeri Ratu Elizabeth ini total menguat 0,8%.
Partai Konservatif yang diprediksi akan memenangi Pemilihan Umum (Pemilu) Inggris 12 Desember mendatang menjadi pemicu penguatan poundsterling dalam tiga hari sebelumnya.
Pada pukul 20:35 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2945 di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara dalam tiga hari sebelumnya, Mata Uang Negeri Ratu Elizabeth ini total menguat 0,8%.
Partai Konservatif yang diprediksi akan memenangi Pemilihan Umum (Pemilu) Inggris 12 Desember mendatang menjadi pemicu penguatan poundsterling dalam tiga hari sebelumnya.
Partai Konservatif merupakan partai pemerintah Inggris saat
ini pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Jika Partai Konservatif
atau yang biasa disebut Tory ini memenangi Pemilu dan meraih suara
mayoritas di parlemen, maka hambatan proses perceraian Inggris dari Uni
Eropa (Brexit) akan menjadi berkurang.
PM Johnson mengatakan semua kandidat anggota parlemen Inggris
dari Tory sudah berjanji mendukung proposal Brexit yang diajukan
pemerintah sehingga akan bisa dilakukan pada 31 Januari 2020.
Seperti
diketahui sebelumnya, proposal Brexit selalu kandas di Parlemen
Inggris. Proposal terbaru yang dibuat PM Johnson dan telah disetujui
oleh Komisi Eropa juga kandas sehingga deadline Brexit yang seharusnya
pada 31 Oktober lalu mundur menjadi 31 Januari tahun depan.
Hasil
polling dari Good Morning Britain menunjukkan Partai Konservatif unggul
14 poin dari pesaing beratnya Partai Buruh pimpinan Jeremy Corbyn,
sebagaimana dilansir CNBC International. Kemenangan Tory dalam
Pemilu memberikan sentimen positif bagi poundsterling, karena akan
mengakhiri ketidakpastian nasib Inggris selama tiga setengah tahun.
Meski demikian, poundsterling yang berada di dekat level US$
1,3/GBP dikatakan sulit untuk menguat lebih jauh. Poundsterling
diprediksi baru akan menembus level tersebut seandainya Partai Buruh
kembali gagal memenangi Pemilu atau gagal menambah jumlah kursi, di sisi
lain Partai Konservatif meraih kursi mayoritas di parlemen.
"Level
US$ 1,3 merupakan resisten (tahanan atas) psikologis yang cukup kuat.
Untuk meraih momentum (penguatan) tersebut, kita perlu melihat manifesto
Partai Buruh tidak bekerja dengan baik seperti di 2017" kata Jordan
Rochester, ahli strategi mata uang di perusahaan finansial Nomura,
sebagaimana dilansir Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC
Baca Juga :
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar