Kamis, 21 November 2019

Fokus Saat Ini Adalah Suku Bunga BI

Foto : CNBC Indonesia
Rifan Financindo - Kinerja pasar keuangan dalam negeri relatif tidak banyak bergerak pada perdagangan hari Rabu (20/11/2019). Rupiah melemah, obligasi pemerintah rata-rata melemah, hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat.Rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 14.090/US$ atau melemah tipis 0,04%. Mayoritas mata uang utama Asia memang melemah terhadap dolar AS: won Korea Selatan paling terdepresiasi setelah melemah 0,23%, yuan China pada posisi runner up dengan pelemahan 0,15%, ringgit Malaysia melengkapi tiga besar setelah melemah 0,1%.

Dari pasar obligasi pemerintah rata-rata juga melemah. Seri acuan yang paling melemah adalah FR0078 dan FR0077 yang bertenor 10 tahun dan 5 tahun, dengan yield masing-masing 0,3 basis poin (bps) menjadi 7,05% dan 6,49%.

Pergerakan harga dan yield pada obligasi saling bertolak belakang, ketika harga naik maka yield turun. Namun, yield-lah yang dijadikan acuan transaksi obligasi di pasar sekunder dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) tersebut, investor asing masih menggenggam Rp 1.066,67 triliun SBN, atau setara 38,91% dari total beredar Rp 2.741 triliun SBN per 19 November 2019. Akhir pekan lalu investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 2,09 triliun, tetapi sejak awal bulan masih surplus Rp 8,2 triliun.


Yield Obligasi Negara Acuan 20 Nov'19
Seri Jatuh tempo Yield 19 Nov'19 (%) Yield 20 Nov'19 (%) Selisih (basis poin) Yield wajar IBPA 20 Nov'19 (%)
FR0077 5 tahun 6.494 6.497 0.30 6.4711
FR0078 10 tahun 7.05 7.053 0.30 7.0278
FR0068 15 tahun 7.447 7.447 0.00 7.4242
FR0079 20 tahun 7.634 7.632 -0.20 7.6175
Sumber: Refinitiv
Sementara dari pasar saham, IHSG berhasil naik tipis 0,05% ke level 6.155 setelah tertekan hampir sepanjang hari. Berbeda dengan pasar obligasi, investor asing sudah dua hari berturut-turut masuk ke pasar saham, kemarin asing mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 133,35 miliar di pasar reguler.
Secara sektoral, technical rebound pada saham-saham infrastruktur dengan indeksnya yang menguat 0,72% dan bangkitnya sektor keuangan dengan penguatan 0,21% menjadi penyelamat IHSG.

Saham-saham keuangan kembali mendapat perhatian pasar setelah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Selasa (19/11) lalu menurunkan bunga penjaminannya sebesar 25 bps menjadi 6,25%, untuk valuta asing atau valas juga diturunkan 25 bps menjadi 1,75%.

Kini pelaku pasar mengarahkan fokusnya kepada kebijakan Bank Indonesia (BI) yang akan mengakhiri Rapat Dewan Gubernur (RDG) dengan pengumuman kebijakan suku bunganya pada siang hari ini.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan akan dipertahankan di 5%. Refinitiv Reuters dalam polling juga memprediksi suku bunga akan tetap pada level 5%, deposit facility rate juga tetap di level 4,25%, dan lending facility rate tetap di 5,75%.


TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/yam)
Sumber : CNBC

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 20 November 2019

Dekati Level US$ 1,3/GBP, Poundsterling Sulit Menguat Lagi

Dekati Level US$ 1,3/GBP, Poundsterling Sulit Menguat Lagi
Foto: Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/ Benoit Tessier)
PT RifanNilai tukar poundtserling Inggris melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (19/11/19) setelah mencatat penguatan tiga hari beruntun.

Pada pukul 20:35 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2945 di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara dalam tiga hari sebelumnya, Mata Uang Negeri Ratu Elizabeth ini total menguat 0,8%.

Partai Konservatif yang diprediksi akan memenangi Pemilihan Umum (Pemilu) Inggris 12 Desember mendatang menjadi pemicu penguatan poundsterling dalam tiga hari sebelumnya.


Partai Konservatif merupakan partai pemerintah Inggris saat ini pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Jika Partai Konservatif atau yang biasa disebut Tory ini memenangi Pemilu dan meraih suara mayoritas di parlemen, maka hambatan proses perceraian Inggris dari Uni Eropa (Brexit) akan menjadi berkurang.

PM Johnson mengatakan semua kandidat anggota parlemen Inggris dari Tory sudah berjanji mendukung proposal Brexit yang diajukan pemerintah sehingga akan bisa dilakukan pada 31 Januari 2020.

Seperti diketahui sebelumnya, proposal Brexit selalu kandas di Parlemen Inggris. Proposal terbaru yang dibuat PM Johnson dan telah disetujui oleh Komisi Eropa juga kandas sehingga deadline Brexit yang seharusnya pada 31 Oktober lalu mundur menjadi 31 Januari tahun depan.

Hasil polling dari Good Morning Britain menunjukkan Partai Konservatif unggul 14 poin dari pesaing beratnya Partai Buruh pimpinan Jeremy Corbyn, sebagaimana dilansir CNBC International. Kemenangan Tory dalam Pemilu memberikan sentimen positif bagi poundsterling, karena akan mengakhiri ketidakpastian nasib Inggris selama tiga setengah tahun.

Meski demikian, poundsterling yang berada di dekat level US$ 1,3/GBP dikatakan sulit untuk menguat lebih jauh. Poundsterling diprediksi baru akan menembus level tersebut seandainya Partai Buruh kembali gagal memenangi Pemilu atau gagal menambah jumlah kursi, di sisi lain Partai Konservatif meraih kursi mayoritas di parlemen.

"Level US$ 1,3 merupakan resisten (tahanan atas) psikologis yang cukup kuat. Untuk meraih momentum (penguatan) tersebut, kita perlu melihat manifesto Partai Buruh tidak bekerja dengan baik seperti di 2017" kata Jordan Rochester, ahli strategi mata uang di perusahaan finansial Nomura, sebagaimana dilansir Reuters. 
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 19 November 2019

AS-China Masih Tarik-Ulur, Rupiah Sulit Tentukan Arah

Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
PT Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka stagnan di perdagangan pasar spot hari ini. Namun itu tidak lama, karena kemudian rupiah langsung melemah.

Pada Selasa (19/11/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.070 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Namun rupiah langsung terpeleset ke zona merah. Pada pukul 08:12 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.075 di mana rupiah melemah tipis 0,04%.

Senasib dengan rupiah, berbagai mata uang utama Asia juga melemah di hadapan dolar AS. Sejauh ini hanya yen Jepang dan peso Filipina yang mampu bertahan di jalur hijau.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:13 WIB: 
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Senin, 18 November 2019

AS-China Rukun, Rupiah Tak Lagi Manyun

Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
PT Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Lagi-lagi sentimen hubungan AS-China masih menjadi penggerak utama.

Pada Senin (18/11/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.065 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,02% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Sepanjang minggu kemarin, rupiah melemah 0,41% secara point-to-point di hadapan dolar AS. Ini membuat rupiah punya tenaga untuk mengalami technical rebound, karena rupiah yang sudah murah akan menarik bagi investor.

Sementara mata uang utama Asia bergerak variatif di hadapan greenback. Selain rupiah, mata uang lain yang menghuni zona hijau adalah yuan China, rupee India, ringgit Malaysia, dan baht Thailand.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08: WIB:


Sumber : CNBC

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 15 November 2019

Walau Kesepakatan Dagang Abu-abu, Bursa Saham China Menghijau

Walau Kesepakatan Dagang Abu-abu, Bursa Saham China Menghijau
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Rifan Financindo - Bursa saham China dan Hong Kong mengawali perdagangan terakhir di pekan ini, Jumat (15/11/2019), di zona hijau.

Pada pembukaan perdagangan, indeks Shanghai naik 0,05% ke level 2.911,35, sementara indeks Hang Seng menguat 0,78% ke level 26.529,95.

Bursa saham China dan Hong Kong menguat kala kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China semakin berwarna abu-abu.

Kini, hubungan AS-China di bidang perdagangan terlihat semakin renggang dan penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu sepertinya masih belum akan terjadi dalam waktu dekat.

CNBC International melaporkan bahwa AS sedang berusaha mendapatkan konsesi yang lebih besar dari China terkait dengan perlindungan kekayaan intelektual dan penghentian praktik transfer teknologi secara paksa. Sebagai gantinya, AS akan menghapuskan sebagian bea masuk tambahan yang sudah dibebankan terhadap produk impor asal China.

Di sisi lain, Beijing dikabarkan enggan untuk memasukkan komitmen untuk membeli produk agrikultur asal AS dalam jumlah tertentu dalam teks kesepakatan dagang tahap satu. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa China setuju untuk membeli produk agrikultur asal AS senilai US$ 50 miliar setiap tahunnya sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu.

Perkembangan tersebut lantas melengkapi kabar negatif seputar perundingan dagang AS-China. Sebelumnya, Trump menegaskan bahwa AS akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China secara signifikan jika kesepakatan dagang tahap satu tak bisa diteken.

"Jika kami tak mencapai kesepakatan, kami akan secara signifikan menaikkan bea masuk tersebut," kata Trump dalam pidatonya di hadapan para peserta Economic Club of New York.

"Bea masuk akan dinaikkan dengan sangat signifikan. Hal ini akan berlaku untuk negara-negara lain yang juga memperlakukan kita dengan tidak benar," tambahnya.

Lolosnya perekonomian Jerman dari resesi menjadi faktor yang mengerek kinerja bursa saham China dan Hong Kong. Kemarin, pembacaan awal atas angka pertumbuhan ekonomi Jerman periode kuartal III-2019 diumumkan di level 0,1% secara kuartalan.

Untuk diketahui, pada kuartal II-2019 perekonomian Jerman terkontraksi 0,2% secara kuartalan. Jika pada kuartal III-2019 masih terjadi kontraksi, maka Jerman akan resmi memasuki periode resesi.

Sebagai informasi, resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, seperti dilansir dari Investopedia. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Melansir World Economic Outlook edisi April 2019 yang dipublikasikan oleh International Monetary Fund (IMF), Jerman merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kelima di dunia. Alhasil, lolosnya Jerman dari periode resesi praktis menjadi kabar positif bagi perekonomian dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA(ank/ank)