Rabu, 12 Februari 2020

Corona Memang dari China, Tapi Bisa Hantam Ekonomi Dunia!

Foto: Hong Kong Terkena Corona. (AP Photo/Kin Cheung)
PT Rifan - Virus Corona semakin mengkhawatirkan. Jika penyebaran berlangsung semakin lama, maka perekonomian China dan dunia bakal merasakan dampaknya.

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pada Rabu (12/2/2020) pukul 08:53 WIB, jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia mencapai 45.119 di mana 44.643 melanda Negeri Tirai Bambu. Korban jiwa semakin bertambah menjadi 1.115 orang, dua di antaranya berada di luar China.

Virus Corona bermula dari Kota Wuhan di Provinisi Hubei (China). Penyebarannya menjadi meluas karena bertepatan dengan momen perayaan Tahun Baru Imlek yang menjadi puncak mobilitas masyarakat China. Virus menyebar ke penjuru China dan berbagai negara di Asia, Eropa, hingga Amerika.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menegaskan bahwa virus Corona adalah ancaman yang bisa jadi melebih terorisme. "Dunia harus sadar dan melihat (Corona) sebagai musuh publik nomor satu," katanya, seperti diberitakan Reuters.

Gara-gara Corona, aktivitas ekonomi di China belum pulih betul meski masa libur Imlek sudah berakhir. Masih ada perusahaan yang meliburkan karyawannya atau memperbolehkan bekerja dari rumah.

Serba salah juga, karena kalau semakin banyak orang yang beraktivitas di luar rumah maka penyebaran virus bakal kian meluas. "Banyaknya orang yang kembali bekerja menambah kesulitan untuk meredam penyebaran virus," ujar Zhang Gewho, seorang pejabat pemerintah pusat China, seperti diberitakan Reuters. 

Tak Cuma China, Seluruh Dunia Bakal Kena Getahnya
Oleh karena itu, virus Corona hampir pasti membuat ekonomi China melambat. Sebab aktivitas ekonomi, baik oleh rumah tangga maupun dunia usaha, menjadi terbatas.

Sejumlah institusi pun merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi China untuk 2020. Citi menurunkan dari 5,8% menjadi 5,5%, Economist Intelligence Unit memangkas dari 5,9% menjadi 4,9-5,4%, Macquarie memotong dari 5,9% ke 5,6%, Mizuho menurunkan dari 5,9% menjadi 5,6%, Natixis memangkas dari 5,7% menjadi 5,5%, dan UBS merevisi dari 6% menjadi 5,5%.

"Kami meyakini bahwa upaya China untuk meredam penyebaran virus, termasuk dengan melakukan karantina, akan cukup efektif. Namun tetap saja akan ada tekanan di perekonomian dalam jangka pendek karena gangguan permintaan dan pasokan," kata Mark Haefele, Global Chief Investment Officer UBS, seperti dikutip dari CNBC International.
"Virus Corona jelas akan berdampak signifikan terhadap perekonomian China pada Januari dan Februari. Pasar terlalu meremehkan ini," sebut riset Nomura, seperti diberitakan Reuters. 

Peran China dalam percaturan ekonomi global semakin besar. Bahkan China diharapkan menjadi lokomotif perekonomian global karena kondisi di negara-negara maju yang belum bisa diharapkan.



Oleh karena itu, perlambatan ekonomi China tentu akan berdampak terhadap dunia. Kala China melambat, kemungkinan besar negara-negara lain akan merasakan hal serupa.

Berdasarkan pendekatan Purchasing Power Parity (PPP), Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat China menyumbang 19,24% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Hampir seperlima. Kala seperlima dari perekonomian dunia bermasalah, tentu dampaknya akan sangat terasa.

 
 
Jadi kalau outbreak virus corona semakin luas dan mengkhawatirkan, bukan cuma ekonomi China yang terpukul. Seluruh dunia akan merasakan akibatnya, cepat atau lambat. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 11 Februari 2020

Dolar Perkasa & Corona Makin Ganas, Emas Malah Tak Berdaya

Dolar Perkasa & Corona Makin Ganas, Emas Malah Tak Berdaya
Foto: Emas Batangan di toko Degussa di Singapur, 16 Juni 2017 (REUTERS/Edgar Su)
PT Rifan Financindo Berjangka - Harga emas di pasar spot melemah pada perdagangan kedua pekan ini. Walau virus corona masih belum dapat dijinakkan harga emas tak bisa banyak bergerak karena dolar AS yang juga perkasa.

Data Refinitiv menunjukkan harga emas global di pasar spot mengalami koreksi sebesar 0,25% ke level US$ 1.597.98/troy ons pada Selasa (11/2/2020). Harga si logam mulia turun setelah kemarin ditutup menguat di posisi US$ 1.57,9/troy ons.

Harga emas memang berada di rentang level tertingginya sejak awal tahun setelah mengalami apresiasi dobel digit sepanjang tahun 2019. Pada 2019, harga emas di pasar spot naik 18%. Penyebabnya adalah perang dagang yang berkecamuk antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Namun, harga emas kembali melesat pada awal tahun karena ketidakpastian masih ada. Terutama soal hubungan AS-China. Walau sudah teken kesepakatan dagang fase satu, tarif yang menghambat perdagangan keduanya masih ada.

Harga emas makin melejit kala virus penyebab pneumonia misterius ditemukan di Wuhan China. Patogen tersebut berasal dari golongan virus corona, masih satu kelompok dengan penyebab SARS 2002-2003.

Sebulan lebih berlalu, virus corona terus memakan korban. Menurut data John Hopkins CSSE, sudah ada 43.099 kasus terkonfirmasi positif terjangkit corona.

Walau kasus paling banyak ditemukan di China, tetapi orang yang terinfeksi virus mematikan ini telah dilaporkan di 27 negara dan kasus juga dijumpai di kapal pesiar Diamond Princess yang kini menepi di pelabuhan Yokohama Jepang untuk dikarantina.

Sampai saat ini sudah ada 1.016 orang yang meninggal dunia akibat infeksi patogen berbahaya tersebut. Sebanyak 1.014 orang berasal dari China, sementara dua kasus kematian lainnya berasal dari Hong Kong dan Filipina. Masing-masing satu kasus.

Merebaknya virus corona ini membuat berbagai aktivitas di China terganggu. Libur yang sudah panjang diperpanjang dan memukul aktivitas perekonomian China.

Reuters melaporkan banyak perusahaan China yang memulai mencari pinjaman bank untuk meringankan dampak akibat wabah virus corona ini. Ada lebih dari 300 perusahaan China yang meminjam total US$ 8,2 miliar ke bank-bank di China.

Tak bisa dipungkiri, epidemi virus corona mulai menampakkan tanda-tanda memukul perekonomian China. Saat ini Negeri Panda yang menyandang status perekonomian terbesar kedua di dunia sedang "sakit".


Bisa dibayangkan ketika perekonomian terbesar kedua di dunia mengalami guncangan maka dampaknya juga akan terasa pada perekonomian global, mengingat perekonomian global saat ini serba terhubung satu sama lain.

Kala perekonomian sedang tidak sehat, pelaku pasar mulai melirik aset-aset minim risiko alias safe haven salah satunya adalah emas. Inilah yang mengangkat harga emas saat pertama kali virus corona merebak.

Namun harga emas tak dapat terangkat banyak mengingat aset minim risiko lain yaitu mata uang dolar greenback juga dilirik oleh pelaku pasar. Alhasil dolar menjadi menguat. Keperkasaan dolar tercermin dari indeks dolar yang mengukur dolar AS di hadapan enam mata uang lain.

Indeks dolar saat ini berada di posisi 98.853, tertinggi sejak 10 Oktober 2019. Penguatan dolar juga dipicu oleh rilis data ekonomi AS yang boleh dibilang bagus akhir-akhir ini. Aktivitas manufaktur yang mulai ekspansif hingga data tenaga kerja yang kuat.
Hal ini menyebabkan emas tak bisa naik banyak. Emas yang dibanderol dalam dolar AS menjadi lebih mahal kala dolar AS menguat. Inilah yang terjadi saat ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/hps)

Senin, 10 Februari 2020

Sudah Anjlok 17%, Harga Minyak Mentah Masih Tertekan

Sudah Anjlok 17%, Harga Minyak Mentah Masih Tertekan
Foto: Reuters
PT Rifan Financindo - Mengawali perdagangan pada pekan ini, harga minyak mentah masih dalam tekanan. Kabar dari Rusia sebagai salah satu anggota aliansi OPEC+ membuat harga minyak mentah belum mampu keluar dari zona tekanan.

Harga minyak mentah kontrak masih dibayangi oleh keberadaan virus corona yang makin meluas. Berdasarkan data John Hopkins CSSE, jumlah orang yang positif terinfeksi virus mencapai 40.444 pada Senin pagi (10/2/2020).

Jumlah orang yang terinfeksi virus ini sudah ditemukan di lebih dari 27 negara, dan jumlahnya pun bertambah. Sementara jumlah korban meninggal mencapai 910 orang. Kasus kematian yang dilaporkan di luar China berjumlah dua, satu di Hong Kong dan satu di Filipina.

Hal ini membuat belasan kota di China diisolasi dan berbagai maskapai membatalkan penerbangan menuju China. Jika hal ini terus terjadi, maka dampaknya dapat menurunkan permintaan terhadap bahan bakar pesawat. Hal ini bukanlah kabar baik untuk harga minyak mentah.

Sudah anjlok lebih dari 17%, harga minyak masih berada dalam tekanan. Data Refinitiv menunjukkan harga minyak mentah berada di level US$ 54,63/barel untuk Brent (+0,29%) dan US$ 50,4/barel untuk WTI (0,16%).

Sebelum naik, harga minyak mentah kontrak sempat terkoreksi pada perdagangan pagi ini. Harga minyak mentah kontrak Brent sempat menyentuh level US$ 54,09/barel sementara minyak WTI juga sempat turun ke level US$ 49,56/barel.

Mengingat harga minyak terus-terusan terkoreksi, Join Technical Committee (JTC) yang memberi saran kepada OPEC+ minggu lalu melakukan pertemuan untuk membahas langkah merespons anjloknya harga minyak ini.

JTC merekomendasikan kepada OPEC dan aliansinya yang tergabung dalam OPEC+ untuk memangkas produksi minyak lebih dalam sebanyak 600.000 barel per hari. Namun Rusia masih mempertimbangkan saran ini.

Reuters melaporkan, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan Moskow membutuhkan lebih banyak waktu untuk menilai situasi saat ini, mengingat pertumbuhan produksi minyak AS melambat dan permintaan minyak masih solid.

"Proposal untuk kembali memangkas produksi minyak tersebut gagal meringankan tekanan pada minyak, mengingat belum dibahas secara resmi oleh para menteri OPEC dan karena Rusia yang kurang sepakat dengan gagasan tersebut" kata Stephen Innes, Chief Market Strategist AxiCorp, melansir Reuters.

"Jika kartel (OPEC+) gagal mencapai kesepakatan, maka akan ada tekanan yang lebih kuat pada minyak" tambahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/tas)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Jumat, 07 Februari 2020

Lumayan! Harga Emas Antam Naik Rp 2.000/gram, Dipicu Corona

Lumayan! Harga Emas Antam Naik Rp 2.000/gram, Dipicu Corona
Foto: Ist
Rifan Financindo - Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik Rp 2.000 (0,28%) menjadi Rp 723.000 per gram pada perdagangan Jumat ini (7/2/2020), dari Rp 721.000/gram Kamis kemarin.
Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini (7/2/20), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 72,3 juta dari harga kemarin Rp 72,1 juta per batang.
Naiknya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang naik kemarin akibat kekhawatiran dampak virus corona Wuhan ke ekonomi China dan dunia pada data ekonomi Januari dan kuartal I-2020.
Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda. 

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga naik Rp 2.000/gram hari ini menjadi Rp 687.000/gram dari Rp 685.000/gram kemarin.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.
Terkait dengan harga emas di pasar spot global, kemarin harga logam mulia ini sudah mencapai US$ 1.566,56 per troy ounce (oz), naik 0,65% dari US$ 1.556,4/oz pada hari sebelumnya. Hari ini, harga emas di pasar spot masih melanjutkan penguatan sebesar 0,07% menjadi US$ 1.567,63/oz.
Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya. 

Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/irv)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 06 Februari 2020

Tok! Trump Batal Dimakzulkan

Tok! Trump Batal Dimakzulkan
Foto: CNBC Internasional
PT Rifan - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump selamat dari upaya pemakzulan. Meski sebelumnya, sudah disetujui DPR AS, Trump "batal" lengser berkat bantuan koleganya Partai Republik yang menguasai Senat AS.

Dalam pemungutan suara terhadap dua pasal yang didakwakan, penolakan mewarnai hasil voting Rabu (5/2/2020). Di pasal pertama penyalahgunaan kekuasaan, 52 suara menolak dakwaan sedangkan 48 menerima.

Hal yang sama juga terjadi pada dakwaan kedua terkait obstruksi (upaya menghalangi) kongres. Sebanyak 53 anggota Senat menolak sementara 47 menerima dakwaan itu.

Pemungutan suara ini menjadi langkah terakhir dalam proses pemakzulan Trump. Seperti diketahui, politik AS menganut sistem bikameral.

Sehingga pemakzulan tak hanya harus disetujui DPR AS tapi juga Senat AS. DPR AS kini dikuasai oposisi Trump, Partai Demokrat sedangkan Senat AS, dikuasai Partai Republik.

Trump menjadi Presiden ke-3 AS yang melalui proses pemakzulan. Sama seperti dua presiden sebelumnya, Andrew Jackson dan Bill Clinton, Trump juga kini lolos dari upaya "pendongkelan" itu.

Hal ini membuat oposisi Trump, Partai Demokrat, menuding Republik merekayasa Senat. Sebagaimana dikutip dari Reuters, Demokrat menyebut persidangan ini palsu dan banyak fakta ditutup-tutupi.

"Tidak diragukan lagi Presiden akan menyombongkan diri karena menerima pembebasan total," kata politisi Demokrat Chuck Schumer.

Menurut Manajer Kampanye Trump, Brad Parscale hasil ini merupakan bukti bahwa Trump tak bersalah. "Sekarang saatnya kembali ke bisnis rakyat Amerika," katanya. (sef/sef)

Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan