Kamis, 23 April 2020

Cuan Lagi nih! Harga Emas Antam Hari Ini Rp 885.000/gram

Cuan Lagi nih! Harga Emas Antam Hari Ini Rp 885.000/gram
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT Rifan - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari Kamis ini (23/4/2020) naik 0,68% atau sebesar Rp 6.000 menjadi Rp 885.000/gram dari perdagangan Rabu kemarin di level Rp 879.000/gram.

Sebelumnya pada perdagangan kemarin, harga emas Antam juga naik 0,46% sebesar Rp 4.000 dari posisi harga Selasa yakni Rp 875.000/gram.

Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat 0,68% berada di Rp 88,5 juta dari harga kemarin Rp 87,9 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Kamis ini (23/4/2020) kembali naik Rp 6.000 menjadi Rp 934.000/gram setelah naik Rp 4.000 ke Rp 928.000/gram pada hari Rabu kemarin.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini juga naik 0,73% atau Rp 6.000 ditetapkan pada Rp 833.000/gram, dari posisi kemarin Rp 827.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Penguatan harga emas Antam seiring dengan harga emas dunia di pasar spot pada penutupan perdagangan kemarin yang naik 1,6% pada US$ 1.711,84/troy ons dan menjadi kenaikan harian terbesar sejak dua minggu lalu, melansir dari CNBC International.

Sementara harga emas berjangka (futures) untuk bulan Juni berakhir naik US$ 50,50 atau sekitar 3%, menjadi US$ 1.738,30/troy ons.

Penguatan harga emas dunia dipicu oleh harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman bulan Juni yang naik US$ 2,21 menjadi US$ 13,78 per barel.

Selain itu, meningkatnya kekhawatiran tentang ekonomi global karena dampak pandemi virus corona juga berkontribusi terhadap lonjakan logam emas.


"Prospek harga emas tetap positif untuk jangka menengah dengan ketidakpastian ekonomi yang tinggi dan pemerintah global dan neraca bank sentral yang meningkat secara besar-besaran." kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif Logam Dasar dan Logam Mulia di BMO.

Melansir dari CNBC International, seorang kepala pedagang (trader) di US Global Investors, Michael Matousek mengatakan "ini adalah sentimen positif untuk emas... pembeli melakukan aksi beli di tengah stimulus global."

Emas cenderung mendapat manfaat dari langkah-langkah stimulus dari bank sentral, karena sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.  
TIM RISET CNBC INDONESIA (har/har)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 22 April 2020

Cuan Lagi! Harga Emas Antam Hari Ini Rp 879.000/gram

Cuan Lagi! Harga Emas Antam Hari Ini Rp 879.000/gram
Foto : CNBC Indoinesia
PT Rifan Financindo Berjangka - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Rabu ini (22/4/2020) naik 0,46% atau sebesar Rp 4.000 menjadi Rp 879.000/gram, dari harga hari sebelumnya Rp 875.000/gram.
Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini,
 harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat 0,46% berada di Rp 87,9 juta dari harga kemarin Rp 87,5 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam juga naik Rp 4.000 menjadi Rp 928.000/gram.
 
Penguatan harga emas Antam seiring dengan harga emas dunia di pasar spot pada perdagangan hari ini pukul 09:10 WIB yang naik 0,1% pada US$ 1.687/troy ons.

Penguatan harga emas dunia dipicu oleh masifnya aksi jual di pasar saham global di tengah kekhawatiran hantaman ekonomi akibat pandemi virus corona.

"Prospek harga emas tetap positif untuk jangka menengah dengan ketidakpastian ekonomi yang tinggi dan pemerintah global dan neraca bank sentral yang meningkat secara besar-besaran." kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif Logam Dasar dan Logam Mulia di BMO.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini juga naik 0,49% atau Rp 4.000 ditetapkan pada Rp 827.000/gram, dari posisi kemarin Rp 823.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.
Untuk jenis lain, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.

Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.

Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.

Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
TIM RISET CNBC INDONESIA (har/har)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Selasa, 21 April 2020

Terendah dalam Sejarah! Harga Minyak Runtuh di Bawah US$0

Terendah dalam Sejarah! Harga Minyak Runtuh di Bawah US$0
Foto: Reuters
PT Rifan Financindo - Harga minyak mentah berjangka AS runtuh. Bahkan di bawah US$0 atau di teritori negatif pada Senin (20/4/2020) alias terendah sepanjang sejarah di NYMEX.

Pandemi corona (COVID-19) telah menyerang emas hitam. Penyebaran virus telah membuat aktivitas manusia berhenti dan menyebabkan melimpahnya pasokan.

Padahal, batas penjualan akan jatuh di Selasa (21/4/2020). Ini membuat kontrak West Texas Intermediate (WTI) untuk Mei turun dan sempat menyentuh -US$ 40,32 per barel sebelum akhirnya berakhir diperdagangkan pada -US$ 37,63.

Sementara kontrak WTI untuk Juni diperdagangkan di US$ 22 per barel. Meski tak semerosot penjualan Mei, harga masih sangat rendah.

"Ini kontrak untuk sesuatu yang tidak ingin dibeli siapapun," kata Matt Smith, pengamat dari ClipperData sebagaimana dikutip dari AFP.

Selain karena corona, ini juga konsekuensi dari perang minyak Arab Saudi dan Rusia yang terjadi pada akhir Maret lalu. Meski sudah diputuskan akan ada pemangkasan oleh OPEC+ sekitar 10 juta barel per hari (bph) di Mei hingga Juni, keputusan dianggap telat oleh pelaku pasar.

"Ini menjelaskan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tampak tidak nyata," kata analis minyak dari Rystad Energy AS, Louise Dickson, dikutip dari Reuters.

"Pricey shut-ins (pemangkasan produksi karena harga jual lebih rendah dari ongkos produksi) atau kebangkrutan mungkin saja lebih gampang terjadi pada operator (minyak), dibanding mengeluarkan banyak uang untuk memproduksi (minyak)."

Sementara patokan internasional Brent juga mengalami penurunan. Tapi beda dengan WTI, karena penyerapan di dunia lebih banyak. (sef/sef)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 20 April 2020

AS & Eropa Mau Akhiri Lockdown, Emas Ambles ke US$ 1.678/oz

AS & Eropa Mau Akhiri Lockdown, Emas Ambles ke US$ 1.678/oz
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Rifan Financindo - Usai reli tak terbendung dan mencapai level tertinggi nyaris dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, harga emas dunia di pasar spot akhirnya terpelanting akibat rencana AS dan Eropa yang akan segera mengakhiri karantina wilayah alias lockdown.

Pada Senin (20/4/2020), harga emas dunia di pasar spot turun 0,37% ke level US$ 1.678/troy ons. Pekan lalu, harga emas anjlok 1,95% di hari penutupan, mengacu data Refinitiv.
Harga emas harus nyungsep setelah Gedung Putih merilis dokumen panduan untuk kembali membuka ekonomi AS yang selama ini terhenti sebagai upaya menekan laju transmisi penyebaran wabah virus corona (Covid-19).

Tak hanya AS, beberapa negara Eropa yang juga mulai menunjukkan adanya penurunan kasus baru per hari melakukan hal yang sama yakni mulai melonggarkan pembatasan yang selama ini dilakukan.

Austria menjadi salah satu negara di Eropa yang melonggarkan pembatasan sosialnya. Pada Selasa pekan lalu, Austria sudah memperbolehkan pertokoan dengan luas 400 meter persegi untuk buka dan beroperasi dengan catatan tetap membatasi jumlah orang yang berada di dalam toko serta tetap menerapkan aturan jaga jarak.

Di Denmark sekolah-sekolah dasar mulai kembali dibuka dan rumah sakit sudah mulai menangani pasien-pasien selain yang terjangkit virus corona. Sementara itu, Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan akan mencabut larangan yang selama ini diterapkan pada 11 Mei nanti.

Upaya untuk segera bangkit dari keterpurukan tersebut diapresiasi oleh pasar. Sentimen terhadap risiko kembali pulih dan bursa saham global mengalami reli. Sentimen lain yang juga turut menopang apresiasi aset-aset berisiko adalah kabar manjurnya Remdesivir produksi Gilead Science dalam menyembuhkan pasien positif Covid-19.

Pasar saham yang kembali reli membuat emas sebagai aset safe haven tertekan. Investor kembali memilih aset-aset yang lebih berisiko. "Emas dan saham berkorelasi negatif beberapa hari ini dengan reli ekuitas semalam menekan kinerja emas.

Pedoman dari Trump untuk membuka kembali perekonomian telah mendorong pasar ekuitas," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam mulia dan dasar di BMO sebagaimana diwartakan Reuters.

"Jika saham bisa memperpanjang reli overnight, itu bisa memicu lebih banyak aksi ambil untung dalam emas," tambahnya.

Namun ada hal yang perlu di sorot terkait kebijakan AS dan Eropa yang akan kembali membuka perekonomiannya. Rencana AS dan beberapa negara Eropa untuk kembali memulai aktivitas sebenarnya masih menunjukkan adanya risiko. Apalagi dalam panduan yang dirilis Gedung Putih pada Kamis pekan lalu, Pemerintah Pusat AS menyerahkan kepada negara bagian masing-masing untuk mengambil keputusan kapan dan bagaimana mekanismenya.

Pembukaan lockdown masih ada nada-nada gambling mengingat adanya kemungkinan wabah gelombang kedua. Jika hal ini terjadi ekonomi akan semakin susah untuk bangkit dan pulih kembali.

Kepala Ekonomi IMF kembali mengingatkan bahwa walau ekonomi diramal pulih pada 2021. Namun ini bukanlah pulih dengan arti sebenarnya. Artinya dampak dari krisis kesehatan yang merembet ke perekonomian ini tak bisa dianggap remeh. Setiap kesalahan dalam pengambilan keputusan maupun kebijakan harus dibayar mahal.

Lagipula laporan yang membuat pasar optimis berasal dari obat Remdesivir produksi Gilead yang efektif melawan corona juga masih belum bisa diiyakan seratus persen oleh pasar. Bagaimanapun juga pengembangan obat dan vaksin ini masih harus terus diuji secara klinis. Dan ini membutuhkan waktu tidak serta merta dapat langsung digunakan.

Sampai di sini masih ada faktor ketidakpastian yang membayangi. Apalagi dengan berbagai stimulus yang digelontorkan, emas masih menjadi aset yang dilirik oleh investor. Artinya peluang harga emas untuk naik lagi masih terbuka lebar.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 17 April 2020

Harga Emas Global Diramal Tembus US$ 1.800/oz, Siap Borong?

Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
PT Rifan - Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), bank investasi yang berbasis di Frankfurt, Jerman, Commerzbank AG memprediksi harga emas dunia bisa mencapai US$ 1.800/troy ons pada akhir tahun ini.

Mengacu aturan di pasar, satu troy ons setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 1.800 per troy ons yang diproyeksikan Commerzbank dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 57,88 per gram. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 15.787/US$, maka prediksi harga emas berada di Rp 929.539/gram.

Prediksi ini sama dengan yang sudah disampaikan analis platform perdagangan online OANDA. "Reli [harga] emas terbatas karena optimisme [investor] terus tumbuh ketika puncak dari wabah virus corona sudah dekat," kata Ed Moya, analis OANDA, melansir Investing.com.

"Investor seharusnya tidak terkejut dengan volatilitas emas, dan sementara reli [harga emas] tampaknya sudah berada di titik jenuh beli, prospek kenaikan [bullish] tetap kuat," tambah Moya. "[Harga] emas akan mendapat dukungan cukup besar dari dari level
US$ 1.650/troy ons dan akhirnya menuju level US$ 1.800/troy ons."

 Pada perdagangan Kamis kemarin (16/4), harga emas dunia kembali menguat setelah turun dari rekor penutupan tertinggi sejak tahun 2012. Pada pukul 17:10 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.721/troy ons, menguat 0,33% di pasar spot, melansir data Refinitiv.


Rabu lalu, harga emas dunia berakhir melemah 0,69% dari rekor penutupan tertinggi sejak November 2012 US$ 1.727,7/troy ons sehari sebelumnya.

Analis dari Commerzbank mengatakan investor kini tidak hanya melihat emas sebagai aset aman (safe haven) tetapi juga "jalur penyelamatan terakhir" di tengah penyebaran penyakit virus corona (Covid-19), yang membuat negara-negara menggelontorkan stimulus fiskal dan moneter dalam jumlah besar.

Pandemi Covid-19 yang membawa perekonomian global ke resesi, akibat banyak negara menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown), yang menyebabkan aktivitas ekonomi menurun bahkan terhenti.

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dalam laporan terbaru yang diberi judul The Great Lockdown, memperkirakan ekonomi global akan mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif (-3%) pada tahun ini. Anjlok 6,3 poin persentase dibandingkan proyeksi yang dibuat pada Januari.

Lembaga yang berkantor pusat di Washington tersebut juga menyatakan krisis yang terjadi kali ini jauh lebih parah dibandingkan dengan krisis finansial global tahun 2008.

"Ini adalah krisis yang tidak sama dengan krisis lainnya. Sekarang begitu banyak ketidakpastian tentang bagaimana hidup dan kehidupan manusia. Kita bergantung kepada epidemologi dari sang virus, efektivitas upaya pencegahan penularan, pengembangan vaksin, yang semuanya tidak mudah untuk diprediksi," sebut Gita Gopinath, Penasihat Ekonomi IMF.

Kontraksi pertumbuhan ekonomi global di tahun ini diprediksi sangat dalam, membuat investor kembali melihat emas sebagai aset aman (safe haven).

Selain itu, pandemi Covid-19 juga membuat bang sentral di berbagai negara menurunkan suku bunga acuan, hingga menerapkan kebijakan moneter yang tidak biasa (unconventional), guna menjaga likuiditas di perekonomian.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menjadi yang paling agresif, dengan membabat habis suku bunganya menjadi 0-0,25%, dan menerapkan kebijakan pembelian aset (quantitative easing/QE) dengan nilai tak terbatas.

Selain itu, pemerintah di berbagai negara juga menggelontorkan stimulus fiskal, yang terbesar lagi-lagi AS sang Negeri Adikuasa dengan nilai US$ 2 triliun.

Suku bunga rendah, kebijakan moneter unconventional, serta stimulus fiskal menjadi kondisi yang mendukung harga emas untuk terus menguat.

"Dampak parah dari lockdown ke perekonomian dan pasar keuangan, pemerintah dan bank sentral yang membanjiri perekonomian serta membengkaknya utang negara membuat permintaan emas meningkat sebagai safe haven dan jalur penyelamatan terakhir," kata Carsten Fritsch, analis Commerzbank sebagaimana dikutip Kitco.
"Oleh karena itu, kami menaikkan proyeksi harga emas di akhir tahun menjadi US$ 1.800/troy ons (dari sebelumnya US$ 1.650/troy ons). Proyeksi tersebut berdasarkan ekspektasi pandemi Covid-19 berhasil diatasi pada semester II, dan situasi di pasar mulai tenang" ujar Fritsch.
TIM RISET CNBC INDONESIA (tas/tas)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan