Jumat, 24 Juli 2020

Cuan Lagi! Harga Emas Antam Hari Ini Capai Rp 926.120/gram

Emas Antam
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

PT Rifan Financindo - Harga emas Antam hari ini, Jumat (24/7/2020) berada di Rp 926.120/gram, naik Rp 7.000 terdorong oleh meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China, sehingga investor memburu aset lindung nilai untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

Sebelumnya, pada perdagangan Kamis kemarin (23/7/2020) harga emas logam mulia acuan yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) sempat turun sebesar Rp 5.000 ke Rp 919.120 setelah lonjakan Rp 19.000 ke Rp 924.120/gram pada hari Rabu. 

Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia gerai Jakarta di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat 0,76% berada di Rp 92,612 juta per batang dari harga sebelumnya yakni Rp 91,912 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Jumat ini (24/7/2020) juga mengalami kenaikan yang sebesar Rp 7.000 menjadi Rp 984.000/gram setelah koreksi 0,51% atau sebesar Rp 5.000 ke Rp 977.000/gram pada hari Kamis kemarin.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini ditetapkan pada Rp 884.000/gramnaik Rp 7.000 atau 0,80% dari posisi kemarin Rp 877.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut akan dikenakan biaya PPh 22 (Pajak Penghasilan Pasal 22 atas emas batangan). 
Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45% (untuk pemegang NPWP dan 0,9% untuk non NPWP).

Harga Emas Antam 24 Juli 2020


Emas Antam 
Foto: Revinitif
Emas Antam

Kenaikan harga emas Antam terjadi seiring dengan penguatan harga emas dunia di pasar spot pada penutupan perdagangan hari Kamis kemarin (Jumat pagi waktu Indonesia), yang naik sebesar US$ 15,11 atau 0,81% ke level US$ 1.886,86/troy ons dari US$ 1.871,75/troy ons, melansir dari Refinitiv.

Harga emas dunia kemarin nyaris mendekati level resistance atau batas atas selanjutnya yang berada di level US$ 1.900/troy ons, dengan harga tertinggi harian atau intraday di level US$ 1.897,91/troy ons.

Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Agustus juga mengalami kenaikan yang sebesar US$ 24,90 atau sekitar 1,3% ke level US$ 1.890,00/troy ons, melansir dari RTTNews.

Selain itu harga emas juga mendapat dorongan dari pelemahan indeks dolar yang merosot ke 94,70, turun 0,3% dari penutupan sebelumnya. Pelemahan dolar terjadi setelah sebuah laporan data dari Departemen Tenaga Kerja yang menunjukkan bahwa klaim untuk tunjangan pengangguran AS meningkat untuk pertama kalinya dalam kurun enam belas minggu.

Laporan tersebut mengatakan klaim pengangguran awal melonjak menjadi 1,416 juta pada pekan yang berakhir 18 Juli 2020, meningkat sebesar 109.000 dari tingkat 1,307 juta di pekan sebelumnya, sementara ekonom mengharapkan klaim pengangguran untuk tidak berubah.

Klaim pengangguran meningkat untuk pertama kalinya sejak akhir Maret tetapi masih jauh di bawah rekor tertinggi 6,867 juta yang ditetapkan dalam pekan yang berakhir pada 28 Maret 2020 lalu.

"Pasar tenaga kerja tetap di tempat yang genting karena kasus Covid-19 melonjak di beberapa bagian negara dan langkah-langkah yang lebih ketat diadopsi guna menghambat penyebaran," kata Nancy Vanden Houten, Kepala Ekonom AS di Oxford Economics, mengutip RTTNews.

"Ini (data klaim pengangguran) memberi tahu Anda bahwa setidaknya di sini di Amerika Serikat, kita masih memiliki jalan panjang sebelum kita pulih," kata Edward Meir, analis di ED&F Man Capital Markets. Emas sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian geopolitik dan keuangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA (har/har)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Kamis, 23 Juli 2020

Rupiah Perkasa, Dolar AS Sudah di Bawah Rp 14.600!

Warga menukarkan sejumlah uang di mobil kas keliling dari sejumlah bank yang terparkir di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Senin (13/5/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Rupiah tidak (atau belum?) terimbas dampak negatif dari hubungan AS-China yang memburuk.

Pada Kamis (23/7/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.600 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Rupiah menguat 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Seiring perjalanan pasar, rupiah semakin menguat. Pada pukul 09:02 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.550 di mana rupiah menguat 0,55%.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,34%. Meski penguatannya tidak terlampau mencolok, tetapi sudah cukup untuk membuat rupiah jadi mata uang terbaik Asia.

Sejauh ini, tren penguatan rupiah belum berhenti. Bisa jadi pelaku pasar masih menanggap rupiah 'terlalu murah. Maklum, mata uang Tanah Air masih melemah 3,69% di hadapan dolar AS dalam sebulan terakhir. Artinya, peluang untuk apresiasi masih cukup tinggi.

Namun rupiah patut waspada karena ada sentimen yang bisa membuat investor gugup yaitu ketegangan AS-China. Kemarin, Washington memerintahkan pemerintah China untuk menutup konsulat di Houston, Negara Bagian Texas. Beijing dituding melakukan tindakan mata-mata dan membahayakan kepentingan nasional.

"Kantor konsulat China di Houston ditutup demi melindungi hak atas kekayaan intelektual dan privasi rakyat AS," sebut keterangan tertulis Kementerian Dalam Negeri AS. Pemerintah China diberi waktu 72 jam untuk menutup kantor dan mengosongkan gedung.

Kecurigaan AS datang setelah muncul asap dari kantor konsulat tersebut. Beberapa sumber di lingkaran dalam Gedung Putih mengungkapkan bahwa sedang terjadi pembakaran dokumen.

"Kami rasa mereka melakukan pembakaran. Apakah itu dokumen atau kertas lainnya, saya penasaran," ujar Presiden AS Donald Trump, sebagaimana diwartakan Reuters.

China tentu tidak terima diperlakukan begitu rupa. Wang Wenbin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, menegaskan bakal memberikan balasan setimpal.
"AS harus mencabut keputusan yang sangat salah itu. China pasti akan membalas dengan tegas," kata Wang, seperti dikutip dari Reuters.

China disebut-sebut bakal melancarkan serangan balasan dengan menutup kantor konsulat AS di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, yang notabene merupakan tempat awal penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Namun kebetulan gedung itu memang sudah kosong, karena pagebluk corona membuat seluruh staff dipulangkan ke Negeri Paman Sam.

Ekonomi dunia sudah menghadapi tantangan sangat berat yaitu pandemi virus corona. Ketegangan AS-China tentu tidak akan membantu, malah bisa menghambat proses pemulihan ekonomi global.

Tentu masih segar di ingatan bagaimana perang dagang AS-China membuat arus perdagangan dan investasi dunia mampet. Apabila sentimen ini mulai merasuki benak investor, maka aset-aset berisiko di negara berkembang tidak akan dilirik. Hasilnya, rupiah bisa melemah karena kekurangan 'darah'.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CBNC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 22 Juli 2020

Dolar AS Sedang Dihajar Euro, Kesempatan Bagi Rupiah Melesat!

Ilustrasi Rupiah dan Dolar di Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
PT RifanNilai tukar rupiah akhirnya menguat 0,2% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.680/US$ pada perdagangan Selasa kemarin setelah babak belur sejak pekan lalu.

Pada hari ini, Rabu (22/7/2020), rupiah berpeluang kembali menguat melihat dolar AS yang sedang nyungsep.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam terhadap 6 mata uang utama lainnya kemarin merosot hingga menyentuh level 3,5 bulan di 95,117.

Penyebab merosotnya indeks dolar yakni stimulus fiskal yang digelontorkan Eropa senilai 750 miliar guna membangkitkan perekonomian yang merosot ke jurang resesi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19). Kebijakan tersebut menimbulkan harapan akan kebangkitan ekonomi Benua Biru dan membuat kurs euro melesat naik ke level tertinggi dalam 1,5 tahun terakhir.

Euro merupakan merupakan satu dari enam mata uang yang membentuk indeks dolar, bahkan kontribusinya paling besar yakni sebesar 57,6%. Sehingga ketika euro menguat tajam melawan dolar AS, indeks dolar akan merosot.

Indeks ini juga biasa dijadikan tolak ukur kekuatan dolar AS terhadap mata uang lainnya. Sehingga ketika indeks dolar merosot, rupiah berpeluang menguat.

Secara teknikal, rupiah mampu bertahan di bawah Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8% kemarin. Sehingga peluang penguatan terbuka cukup lebar.

Level tersebut tetap menjadi kunci pergerakan di pekan ini. Selama tertahan di bawahnya, rupiah berpeluang kembali menguat.
idr 
Foto: Refinitiv
idr
Sementara itu indikator stochastic bergerak naik dan mulai masuk wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika USD/IDR mencapai overbought, rupiah punya peluang untuk berbalik menguat.

Target penguatan terdekat ke Rp 14.650/US$, jika mampu ditembus rupiah berpeluang menuju Rp 14.510/US$ di pekan ini.

Sementara itu jika menembus ke atas Rp 1.4.730/US$, rupiah berisiko melemah menuju Rp 15.090/US$ yang merupakan Fib. Retracement 50%.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/hps)

Sumber : CBNC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 21 Juli 2020

Rekor Baru! Harga Emas Antam Hari Ini Tembus Rp 905.120/gram

Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT Rifan Financindo Berjangka - Harga emas Antam hari ini, Selasa (21/7/2020) naik Rp 7.000 ke Rp 905.120/gram terdorong oleh lonjakan infeksi Covid-19 dan harapan untuk stimulus lebih lanjut dari sejumlah bank sentral dunia, sehingga mendukung permintaan logam emas sebagai safe haven.

Penguatan hari ini, mendekati rekor sepanjang tahun 2020 ini yang dicapai pada 7 April 2020 lalu ketika berada di level Rp 914.000/gram. Namun, merupakan harga tertinggi baru sejak 13 April 2020 saat berada di Rp 903.000/gram.

Sebelumnya, pada perdagangan Senin kemarin (20/7/2020) harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tidak mengalami perubahan alias stagnan dari harga Sabtu yang berada di Rp 898.120/gram.

Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram naik 0,78% berada di Rp 90,512 juta dari harga kemarin Rp 89,812 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Selasa ini (21/7/2020) melonjak Rp 7.000atau 0,73% menjadi Rp 963.000/gram setelah sempat mandek di harga Rp 956.000/gram pada hari Senin kemarin.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini juga menguat 0,82% atau sebesar Rp 7.000 ditetapkan pada Rp 863.000/gram, dari posisi kemarin Rp 856.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut akan dikenakan biaya PPh 22 (Pajak Penghasilan Pasal 22 atas emas batangan). Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45% (untuk pemegang NPWP dan 0,9% untuk non NPWP).


Harga Emas Antam 21 Juli 
2020  
 Emas Antam 
Foto: logammulia.com
Emas Antam    

Kenaikan harga emas Antam seiring dengan penguatan harga emas dunia di pasar spot pada penutupan perdagangan hari Senin kemarin (Selasa pagi waktu Indonesia) yang naik sebesar US$ 6,5 atau 0,36% ke level US$ 1.815,4/troy ons dari US$ 1.808,9/troy ons di hari Senin kemarin, melansir dari Refinitiv.

Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Agustus juga naik US$ 7,40 atau sekitar 0,4% ke level US$ 1.817,40/troy ons, melansir dari RTTNews.

Emas ditutup lebih tinggi pada hari Senin kemarin, memperpanjang keuntungan dari sesi sebelumnya, karena dolar AS tetap lemah dan ketidakpastian tentang laju pemulihan ekonomi global akibat meningkatnya kasus virus corona terus membebani sentimen pasar ekuitas, sehingga mengangkat permintaan untuk logam.

"Emas mendapatkan popularitas secara eksponensial sekarang, hanya karena semua aspek inflasi: kurva hasil, pencetakan uang, kekhawatiran tentang ekonomi dan COVID," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Global Investors AS, melansir CNBC Internasional.
(har/har)
Sumber : CBNC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 20 Juli 2020

Pandemi Corona Tak Kunjung Usai, Apa Kabar Harga Minyak?

FILE PHOTO: Saudi Aramco's Ras Tanura oil refinery and oil terminal in Saudi Arabia, May 21, 2018. REUTERS/Ahmed Jadallah/File Photo
Foto: File Photo: Saudi Aramco (REUTERS/Ahmed Jadallah/File Photo)
PT Rifan FinancindoHarga minyak mentah melemah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (20/7/2020). Kenaikan infeksi virus corona (Covid-19) yang masih terus terjadi seolah tak kunjung usai menjadi pemberat harga emas hitam lantaran prospek pemulihan yang menjadi suram.

Pada 09.25 WIB harga minyak mentah untuk kontrak yang ramai diperdagangkan kompak melemah. Harga minyak mentah acuan global Brent turun 0,65% ke US$ 42,86/barel.

Pada saat yang sama, harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami koreksi sebesar 0,69% ke US$ 40,31/barel.

Sejak 17 Juli lalu, harga emas cenderung terkoreksi. Dari sisi pasokan, para eksportir minyak yang tergabung dalam OPEC+ memutuskan untuk mengendurkan pemangkasan produksi lantaran ada perbaikan dari sisi permintaan.

Mulai Agustus nanti, Arab Saudi, Rusia dan koleganya akan memangkas produksi minyak sebanyak 7,7 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun dari sebelumnya pada Mei-Juli sebanyak 9,7 juta bpd.

Meskipun bakal ada kenaikan pasokan kurang lebih 2 juta bpd, tetapi secara neto kenaikannya lebih rendah dari itu, mengingat negara-negara dengan kepatuhan rendah bersedia memberikan kompensasi pemangkasan produksi lebih banyak untuk menutup kelebihan produksi pada periode sebelumnya.

Dari sisi permintaan, impor minyak Negeri Sakura bulan Juni turun 14,7% dari periode yang sama tahun lalu. Penurunan impor memang tidak sebanyak bulan lalu yang mencapai 25%.

Namun sesungguhnya kenaikan kasus infeksi Covid-19 di berbagai negara di dunia kembali membuat prospek perbaikan permintaan menjadi lebih suram. Lagipula permintaan minyak juga masih lebih rendah dari periode sebelum krisis. Saat lockdown diterapkan permintaan minyak anjlok sampai 30%.

"Dengan jumlah kasus Covid-19 harian global masih meningkat dan negara bagian AS yang masuk dalam gugus Sunbelt dengan penduduk paling padat menunjukkan sedikit keberhasilan dalam menekuk kurva (epidemi), tetapi kekhawatiran tentang kecepatan pemulihan pasca-Covid membatasi kenaikan untuk minyak," kata Stephen Innes , kepala strategi pasar global di Axicorp
Saat ini sudah ada lebih dari 14 juta orang yang terinfeksi oleh virus corona jenis baru ini. Tak kurang dari 602 ribu orang telah terenggut jiwanya akibat menderita Covid-19.

Jika kasus tak segera dapat dipulihkan, bahkan justru memicu serentetan lockdown lagi, maka permintaan minyak bisa tertekan. Tanpa intervensi OPEC+, harga minyak kembali akan terpangkas.

Untuk pekan ini sentimen yang menggerakkan harga minyak adalah rilis data perminyakan AS oleh asosiasi industri (API) maupun lembaga resmi pemerintah (EIA) pada hari Rabu waktu setempat.

Mengacu pada data API, terjadi penurunan stok minyak mentah sebanyak 8,32 juta barel pada untuk sepekan yang berakhir pada 10 Juli. Sementara data EIA menunjukkan penurunan stok sebanyak 7,49 juta barel.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Sumber : CBNC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan