Foto: Ketua Federal Reserve Board Jerome Powell (REUTERS/Yuri Gripas) |
PT Rifan Financindo Palembang - Para pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve
tetap berkomitmen untuk melaksanakan kebijakan moneter yang sabar
sebagaimana terungkap dalam risalah pertemuan mereka awal bulan ini yang
dirilis Rabu (22/5/2019).
Para central banker tersebut mengatakan suku bunga acuan sepertinya tidak akan berubah dalam waktu dekat.
Risalah
pertemuan Federal Open Market Committee pada 1-2 Mei lalu itu juga
menunjukkan bahwa para anggota komite menaikkan proyeksi pertumbuhan
ekonomi untuk sepanjang tahun ini. Mereka juga mengatakan kekhawtiran
sebelumnya terkait perlambatan ekonomi mulai reda.
Meskipun bank sentral secara umum berpandangan optimistis, komite memutuskan menahan bunga acuannya utamanya dengan alasan kurangnya tekanan inflasi, dilansir dari CNBC International.
"Para anggota mengamati bahwa pendekatan yang sabar untuk menentukan
penyesuaian target kisaran federal funds rate di masa depan sepertinya
akan tetap sesuai selama beberapa waktu ini, terutama di lingkungan
pertumbuhan ekonomi yang moderat dan tidak adanya tekanan inflasi,
bahkan jika ekonomi dan kondisi keuangan global terus membaik," bunyi
risalah itu.
Selama beberapa pertemuan sebelumnya, para anggota
komite telah menunjukkan kecemasan terkait melambatnya perekonomian
global, negosiasi Brexit, dan perang dagang AS-China.
Namun, risalah dari pertemuan terakhir itu menunjukkan sikap yang lebih optimistis.
|
"Dengan demikian, beberapa sumber ketidakpastian lainnya masih ada.
Mempertimbangkan ekonomi global dan perkembangan keuangan begitu juga
tiadanya tekanan inflasi, para peserta secara umum sepakat bahwa
pendekatan yang sabar dalam menentukan penyesuaian kisaran target
federal funds rate di masa depan masih sesuai," tegasnya.
Pertemuan
itu berakhir tiga hari sebelum Presiden AS Donald Trump meluncurkan
serangan baru terhadap China dengan menuduh Beijing mundur dari
perjanjian yang hampir disepakati.
Gedung Putih kemudian menaikkan bea impor terhadap produk China pada 10 Mei yang dibalas Beijing tiga hari kemudian. (prm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar