Foto: Resesi Malaysia. AP/Vincent Thian |
PT Rifan Financindo - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19)
benar-benar kejam. Sudah ratusan ribu orang di seluruh dunia kehilangan
nyawa akibat virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Republik Rakyat China itu. Tidak puas sampai di situ, virus corona juga
mengobrak-abrik seluruh sendiri kehidupan masyarakat, termasuk ekonomi.
Per 16 Agustus 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh negara mencapai 21.294.845 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 761.779 orang meninggal dunia.
Belum pernah dunia berhadapan dengan wabah dengan skala semasif ini sejak flu Spanyol pada awal abad ke-20. Oleh karena itu, para pemimpin dunia dibuat tergagap-gagap dalam menentukan upaya pencegahan. Mau bagaimana lagi, wong belum ada pengalaman sebelumnya.
Namun yang jelas virus akan sangat mudah menyebar ketika jarak antar-manusia semakin dekat. Butiran droplet berukuran mikroskopis bisa menjadi wadah pembawa virus yang menyebar dari seseorang ke orang lain.
Jadi, ditetapkanlah upaya untuk meredam ruang gerak virus corona dengan pembatasan sosial (social distancing). Sebisa mungkin warga jangan keluar rumah. Sebab segala bentuk aktivitas, terutama jika berinteraksi dengan orang lain, akan meningkatkan risiko infeksi.
Saat miliaran penduduk bumi terpaksa bekerja, belajar, dan beribadah di rumah, maka aktivitas ekonomi mati suri. Mau itu permintaan, mau itu penawaran, semua mampet. Roda ekonomi seakan berhenti berputar karena masyarakat lebih banyak rebahan.
Hasilnya, agregat ekonomi yang dicerminkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB) menyusut. Pertumbuhan negatif alias kontraksi terjadi di mana-mana. Ketika kontraksi terjadi dalam periode dua kuartal beruntun, itu namanya resesi.
Satu per satu negara berjatuhan ke jurang resesi. Negara maju, berkembang, sampai miskin semua mengalami. Berikut adalah daftar sejumlah negara yang sudah masuk teritori resesi:
Per 16 Agustus 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh negara mencapai 21.294.845 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 761.779 orang meninggal dunia.
Belum pernah dunia berhadapan dengan wabah dengan skala semasif ini sejak flu Spanyol pada awal abad ke-20. Oleh karena itu, para pemimpin dunia dibuat tergagap-gagap dalam menentukan upaya pencegahan. Mau bagaimana lagi, wong belum ada pengalaman sebelumnya.
Namun yang jelas virus akan sangat mudah menyebar ketika jarak antar-manusia semakin dekat. Butiran droplet berukuran mikroskopis bisa menjadi wadah pembawa virus yang menyebar dari seseorang ke orang lain.
Jadi, ditetapkanlah upaya untuk meredam ruang gerak virus corona dengan pembatasan sosial (social distancing). Sebisa mungkin warga jangan keluar rumah. Sebab segala bentuk aktivitas, terutama jika berinteraksi dengan orang lain, akan meningkatkan risiko infeksi.
Saat miliaran penduduk bumi terpaksa bekerja, belajar, dan beribadah di rumah, maka aktivitas ekonomi mati suri. Mau itu permintaan, mau itu penawaran, semua mampet. Roda ekonomi seakan berhenti berputar karena masyarakat lebih banyak rebahan.
Hasilnya, agregat ekonomi yang dicerminkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB) menyusut. Pertumbuhan negatif alias kontraksi terjadi di mana-mana. Ketika kontraksi terjadi dalam periode dua kuartal beruntun, itu namanya resesi.
Satu per satu negara berjatuhan ke jurang resesi. Negara maju, berkembang, sampai miskin semua mengalami. Berikut adalah daftar sejumlah negara yang sudah masuk teritori resesi:
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar