Senin, 29 Januari 2018

Berkah Harga Komoditas terhadap Ekonomi Indonesia | Rifan Financindo Palembang

Rifan Financindo - Palembang - komoditas di pasar dunia menjadi sentimen positif bagi perekonomian nasional. Kenaikan harga komoditas ini melanjutkan tren positif selama 2017 lalu.
Meski dari sisi konsumsi domestik nasional pertumbuhan tidak terlalu baik, setidaknya ada katalisator yang membuat perekonomian nasional tetap seksi, yakni aktivitas ekspor komoditas. Tren kenaikan harga sejumlah komoditas asal Indonesia yang diekspor, khususnya yang bersumber dari komoditas sumber daya alam seperti karet, kelapa sawit, batu bara dan komoditas tambang lain, memberikan sentimen positif bagi penghasilan masyarakat, terutama yang tinggal di kawasan penghasil komoditas seperti Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.

Bank Dunia juga memperkirakan harga komoditas di pasar global akan terus pada fase tren meningkat pada tahun ini. Salah satunya akibat dari meningkatnya permintaan di pasar Eropa dan China. Apalagi negara-negara produsen dan pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC menyepakati pemotongan kuota produksi. Ini tentu memberikan dampak terhadap fluktuasi harga komoditas tahun ini. Bank Dunia memperkirakan untuk komoditas seperti gas alam dan batu bara akan tumbuh 4-6% pada tahun ini. Hal yang sama juga terjadi untuk komoditas berbasis mineral hasil tambang seperti nikel, emas, dan feronikel. Lalu apa dampaknya terhadap Indonesia?

Kondisi eksternal peningkatan harga komoditas di pasar dunia itu akan menopang surplus neraca perdagangan nasional. Lalu apa dampaknya bagi Indonesia? Tahun ini pemerintah memproyeksikan surplus neraca perdagangan lebih tinggi daripada tahun lalu. Peningkatan gradual harga komoditas juga telah memberikan dukungan pada ekspor tambang yang menjadi salah satu komoditas ekspor utama Indonesia. Kenaikan harga komoditas ini juga diyakini akan memberikan dampak pada pertumbuhan sektor lain seperti automotif.

Meningkatnya permintaan komoditas global secara langsung mendorong pertumbuhan perdagangan internasional, khususnya ekspor ke negara-negara besar sepeti China, AS, Jepang dan negara-negara kawasan Eropa. Peningkatan permintaan tersebut juga telah memberi kontribusi pada pergerakan harga komoditas seperti batu bara yang didorong kenaikan permintaan dari China
Kenaikan harga batu bara yang cukup tajam sejak 2017 lalu disebabkan hambatan di sisi suplai karena penurunan produksi di China serta isu perburuhan di Australia. Sementara untuk komoditas non-sumber daya alam seperti komoditas pangan dan hortikultura berhasil dikendalikan sehingga berkontribusi pada penurunan tren laju inflasi volatile food.
Penurunan beberapa harga komoditas pangan lainnya seperti bawang merah, bawang putih, dan daging ayam ras mendorong laju inflasi pangan yang relatif cukup rendah. Sementara untuk produk komoditas nonmigas, komoditas ekspor sektor industri manufaktur dan pertanian tahun ini juga diproyeksikan meningkat. Tren harga komoditas yang meningkat sejak pertengahan 2017 lalu berhasil mendorong positifnya pertumbuhan ekspor Indonesia.

Adapun komoditas ekspor utama yang diproyeksikan akan tumbuh agresif adalah komoditas minyak nabati, bahan bakar mineral, mesin dengan negara tujuan ekspor ke China, AS, dan Jepang. Meskipun tahun ini merupakan tahun politik dengan diadakannya pilkada serentak di beberapa kabupaten/kota dan provinsi, hal itu tidak akan memberikan dampak krusial bagi pertumbuhan perekonomian nasional tahun ini.

Kondisi ekonomi global yang positif dan tren peningkatan harga komoditas masih menjadi katalisator dan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Harapannya, di tahun politik ini, konsumsi domestik justru meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi juga mendapat dukungan dari pertumbuhan konsumsi di dalam negeri yang selama dua tahun terakhir menunjukkan tren kurang bagus.
(kmj)

Sumber : Okezone

Jumat, 26 Januari 2018

SMF Terbitkan Obligasi Rp2 Triliun untuk Ganti Biaya KPR | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - Palembang - PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) akan menawarkan obligasi berkelanjutkan IV SMF tahap IV. Dari obligasi ini, ditargetkan dana sekira Rp2 triliun yang terdiri dari tiga seri. 

Melansir keterbukaan informasi yang diterbitkan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (26/1/2018), rencananya dana tersebut akan digunakan untuk menggantikan sebagian dana ekuitas yang telah disalurkan sebagai pinjaman kepada penyalur KPR refinancing aktiva produktif per 30 September 2017, dengan jumlah Rp3,07 triliun.
 
 
Adapun obligasi seri A, ditawarkan sebesar Rp1 triliun, dengan tingkat bunga tetap sebesar 6%, memiliki tenor 370 hari. Obligasi seri A ini akan jatuh tempo pada 2 Maret 2019. 

Sementara obligasi seri B, ditawarkan sebesar Rp800 miliar, dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,85%, memiliki tenor tiga tahun. Obligasi seri B ini, akan jatuh tempo pada 20 Februari 2021.
Sedangkan untuk obligasi seri C, ditawarkan sebesar Rp200 miliar, dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,95%, memiliki tenor lima tahun. Obligasi ini, akan jatuh tempo pada 20 Februari 2023. 

Adapun masa penawaran umum obligasi ini yakni pada 9-14 Februari, dengan penjatahan akan dilakukan pada 15 Februari, distribusi secara elektronik pada 20 Februari dan pencatatan di BEI pada 21 Februari.
(mrt)
Sumber : Okezone

Kamis, 25 Januari 2018

Rp2.000 Triliun Kapitalisasi Pasar Modal Masih dalam Bentuk Warkat | Rifanfinancindo Palembang

Rifanfinancindo - Palembang - Nilai kapitalisasi pasar modal makin bertumbuh tiap tahunnya. Hingga perdagangan hari ini nilai kapitalisasi pasar sudah menyentuh angka Rp7.364 triliun.
Akan tetapi, dari total tersebut ternyata Rp2.000 masih dalam bentuk warkat atau masih dalam bentuk kertas.

Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan, saat ini total kapitalisasi pasar modal yang tercatat dalam data KSEI sekira Rp4.600 triliun sudah dalam bentuk scripless (tanpa warkat). Sementara sisanya, masih dalam bentuk warkat.

"Dengan kapitalisasi sekira Rp7.200 triliun di pasar modal Indonesia, Rp4.600 triliun sudah disimpan secara scripless di KSEI. 20 tahun yang lalu angkanya baru Rp115 triliun sekarang sudah 4.600 triliun," ujarnya di sela-sela acara peringatan 20 Tahun KSEI, di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (24/1/2018) malam.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida menjelaskan bahwa saham dalam bentuk scripless ditujukan untuk memudahkan penyelesaian transaksi.
 
Akan tetapi, perusahaaan diberikan kesempatan untuk menyimpan saham mereka dalam bentuk warkat. Dengan syarat, bahwa saham dalam bentuk kertas tersebut tidak dapat diperdagangkan. 

"Memang ada saham perusahaan belum scripless. Tapi itu memang diberikan opsi kepada pemegang untuk tidak mengscriptkan saham mereka. Tetapi, memang tidak boleh diperdagangakan," jelas Nurhaida. 

Namun, Nurhaida menyatakan bahwa mayoritas perusahaaan tertulis di pasar modal, sudah mentransformasi saham mereka dalam bentuk online sehingga mudah untuk diperdagangkan. 

Bagi perusahaan yang masih memiliki saham dalam bentuk kertas, Nurhaida mengatakan OJK tidak memberikan paksaan untuk menjadikannya dalam bentuk scripless. 

"Yang tidak scripless itu memang dikehendaki oleh pemegang saham untuk tidak diperdagangkan,"tukas dia.
(dni)

Sumber : Okezone


Rabu, 24 Januari 2018

Dolar AS Tiba-Tiba Anjlok, Ini Penyebabnya | Rifan Financindo Palembang

Rifan Financindo - Palembang - Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah data menunjukkan kepercayaan konsumen zona euro untuk Januari naik lebih besar dari yang diperkirakan. 

Data dari Komisi Eropa pada Selasa 23 Januari 2018 menunjukkan bahwa perkiraan indikator kepercayaan konsumen di zona euro meningkat sebesar 0,8 poin dari Desember menjadi +1,3 poin pada Januari, mendekati rekor tertinggi.

Para analis mengatakan bahwa angka tersebut menggarisbawahi momentum kuat dalam ekonomi zona euro.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,31% menjadi 90,125 pada pukul 15.00 waktu setempat (20.00 GMT).

Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi USD1,2294 dari USD1,2257 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi USD1,4000 dari USD1,3982 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi USD0,7996 dari USD0,8012. 

Dolar AS dibeli 110,33 yen Jepang, lebih rendah dari 110,99 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9581 franc Swiss dari 0,9625 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2435 dolar Kanada dari 1.2457 dolar Kanada.
(dni)
Sumber : Okezone

Selasa, 23 Januari 2018

Harga Emas Antam Turun Rp1.000/Gram | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - Palembang - Harga emas logam mulia yang dijual oleh PT Aneka Tambang (Antam) turun Rp1.000 pada hari ini dan dibanderol Rp634.000 per gram dari harga sebelumnya Rp635.000 per gram.
Dilansir dari situs Logammulia, Selasa(23/1/2018), harga beli kembali (buy back) juga turun Rp1.000 per gram menjadi Rp562.000 per gram dari harga sebelumnya Rp563.000 per gram.

Sementara emas Antam ukuran 2 gram diperdagangkan di harga Rp1.230.000, dengan harga per gram Rp615.000. Harga emas 2,5 gram dibanderol di angka Rp1.528.000 dengan harga per gram Rp611.200.

Emas ukuran 3 gram dihargai Rp1.829.000 dengan harga per gram Rp609.667 . Harga emas ukuran 4 gram hari ini dijual di angka Rp2.427.000 dengan harga per gram Rp606.750.
Harga emas 5 gram dijual sebesar Rp3.023.000 dengan harga per gram Rp604.400. Sementara untuk emas ukuran 10 gram dihargai Rp5.973.000 dengan harga per gram Rp597.300.

Adapun harga emas ukuran 25 gram Rp14.832.000, sementara untuk harga emas 50 gram dijual di angka Rp29.551.000 dan emas Antam dengan ukuran 100 gram dihargai Rp58.976.000. Selain itu, emas ukuran 250 gram dijual dengan harga Rp147.142.000 dan emas Antam ukuran 500 gram dijual di harga Rp293.992.000.

Sedangkan untuk emas batik ukuran 10 gram, dijual dengan harga Rp6.462.000 dengan harga per gram Rp646.200. Emas batik ukuran 20 gram dihargai dengan nilai Rp12.501.000 dengan harga per gram Rp625.050.
(dni)
Sumber : Okezone