Kamis, 19 Juli 2018

Permintaan Bensin Diramal Naik, Harga Minyak Menguat | Rifanfinancindo




Permintaan Bensin Diramal Naik, Harga Minyak Menguat

Rifanfinancindo -- Harga minyak mentah dunia menanjak pada perdagangan Rabu (18/7), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan terjadi menyusul dirilisnya data yang memberikan sinyal kenaikan permintaan bensin dan minyak distilasi.

Di sisi lain, stok minyak mentah AS melonjak di luar perkiraan dan produksi minyak Negeri Paman Sam untuk pertama kalinya menyentuh level 11 juta barel per hari (bph).

Dilansir dari Reuters, Kamis (19/7), harga minyak mentah berjangka Brent menguat US$0,74 atau satu persen menjadi US$72,9 per barel. Selama sesi perdagangan, harga Brent sempat tertekan ke level US$71,19 per barel, terendah sejak 17 April.


Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$0,68 atau satu persen menjadi US$68,76 per barel.

Stok minyak mentah AS mengejutkan pasar. Berdasarkan data Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA), stok minyak mentah AS melonjak 5,8 juta barel pekan lalu seiring jumlah produksi yang untuk pertama kalinya mencapai 11 juta bph.

Impor minyak mentah bersih AS juga naik sebesar 2,2 juta bph.

"Pergeseran mingguan pada stok minyak mentah AS semakin dipengaruhi oleh perdagangan internasional dan hal ini terjadi pada data pekan ini," ujar Presden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch dalam catatannya.

Begitu data stok minyak mentah AS dirilis, harga minyak mentah AS langsung merosot di pasar. Namun, harga kembali menanjak setelah pasar mendapatkan data yang bersifat menopang harga seperti penurunan stok bensin yang di luar perkiraan.

Berdasarkan data EIA, stok bensin turun sebesar 3,2 juta barel. Semetara, stok minyak distilasi, termasuk solar dan minyak pemanas turun sebesar 371 ribu barel.

Pekan lalu, pasar minyak melandai setelah Arab Saudi dan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) lain serta Rusia mengerek produksinya untuk mengatasi gangguan pasokan global.

Dua sumber Reuters menyatakan bahwa kepatuhan anggota dan nonanggota OPEC terhadap kesepakatan pemangkasan produksi telah merosot sekitar 120 persen pada Juni dari 147 persen pada Mei.

Investor juga mulai mengkhawatirkan dampak terhadap permintaan energi dari memanasnya tensi perdagangan AS dengan mitra dagangnya, termasuk China.

BMI Research menyatakan bahwa tensi perdagangan AS dan China dapat menyeret perekonomian global.

"Perlambatan pertumbuhan perdagangan akan membebani permintaan fisik dari minyak mentah," ujar BMI Research.


Baca Juga :
Sumber: CNN Indonesia
Akb – rifanfinancindo

Rabu, 18 Juli 2018

Harga Minyak Naik, RI Kantongi Rp 58 Triliun | Rifan Financindo

Foto: Rachman Haryanto

Rifan Financindo - Kementerian Keuangan menyebut kenaikan harga minyak dunia turut memberikan keuntungan bagi negara. Dari data realisasi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) semester I-2018 penerimaan Sumber Daya Migas (SDA) Rp 58,75 triliun.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menjelaskan ada keuntungan dari dampak harga ICP.

"Satu sisi kita tahu penerimaan sangat dinamis. Dampak ICP (Indonesia Crude Price) ada windfall pada penerimaan. Subsidi basisnya realisasi ini kita lakukan setiap tahun dan kita audit dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)," kata Askolani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Dia menjelaskan untuk dana bagi hasil (DBH) juga akan fleksibel sejalan dengan kenaikan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Kemudian pemerintah akan menaikkan subsidi untuk bahan bakar minyak jenis solar sebesar Rp 2.000 per liter. Askolani menyebut tahun ini tak ada APBN Perubahan.

"Sesuai dengan undang-undang APBN, subsidi energi itu basisnya relaksasi," ujarnya.

Periode semester I 2018 realisasi harga ICP periode Desember 2017 sebesar US$ 65,76 per barel. Asumsi harga minyak di APBN sebesar US$ 48 per barel.

Jumlah realisasi ICP bulan Desember 2016 hingga Juni 2017 sebesar US$ 49,21 barel.

Kemenkeu mencatat untuk belanja subsidi energi 2018 di APBN ditetapkan Rp 94,52 triliun, terdiri dari subsidi BBM dan elpiji tabung 3 kg sebesar Rp 46,86 triliun, dan subsidi listrik Rp 47,66 triliun.

Realisasi semester I-2018 sebesar Rp 59,51 triliun atau sudah 63,0% dari pagu anggaran. Untuk subsidi BBM dan elpiji 3 kg realisasinya Rp 35,41 triliun atau 75%, sedangkan subsidi listrik Rp 24,09 triliun atau 50,6%.

Adapun proyeksi di semester II 2018 untuk subsidi BBM dan elpiji 3 kg adalah sebesar Rp 68,08 triliun, dan subsidi listrik sebesar Rp 35,89 triliun. Dengan demikian, total subsidi energi di semester II bakal naik menjadi Rp 103,98 triliun atau 110% terhadap APBN.

Sehingga selama 2018, subsidi energi jumlahnya membengkak menjadi Rp 163,48 triliun atau 173,0% dari APBN. Rinciannya untuk subsidi BBM dan elpiji menjadi Rp 103,48 triliun atau 220,8% dari APBN, sedangkan subsidi listrik menjadi Rp 59,99 triliun atau 125,9%

Baca Juga :
Sumber: Detik
Akb – rifanfinancindo

Selasa, 17 Juli 2018

Rupiah Dibuka Melemah Tipis ke Rp14.390 per Dolar AS | PT Rifan Financindo

Rupiah Dibuka Melemah Tipis ke Rp14.390 per Dolar AS 

Rifan Financindo -- Nilai tukar rupiah dibuka melemah 4 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.390 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot hari ini, Selasa (17/7). 

Sementara itu, sejumlah mata uang negara di kawasan Asia justru menguat. Mulai dari won Korea Selatan 0,1 persen, baht Thailand 0,05 persen, dolar Hong Kong 0,01 persen, dan renmimbi China 0,01 persen.
 
Sedangkan yen Jepang minus 0,13 persen, peso Filipina minus 0,09 persen, ringgit Malaysia minus 0,05 persen, dan dolar Singapura minus 0,04 persen. 
 
Sementara mata uang negara maju kompak lesu dari dolar AS. Dolar Australia melemah 0,13 persen, poundsterling Inggris minus 0,01 persen, franc Swiss minus 0,02 persen, dolar Kanada minus 0,02 persen, dan euro Eropa minus 0,05 persen. Hanya rubel Rusia yang menguat 0,11 persen dari dolar AS.

Ibrahim, Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka mengatakan pergerakan rupiah hari ini masih akan berfluktuasi dengan kecenderungan melemah. Sebab, sentimen surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2018 dipastikan segera mereda.

"Pasar akan wait and see menunggu data-data ekonomi selanjutnya, termasuk menanti testimoni dari The Fed," katanya kepada CNNIndonesia.com.
 
Baca Juga :
Sumber: CNN Indonesia
Akb – rifanfinancindo
 

Senin, 16 Juli 2018

Gerbang Pembayaran Nasional RI Ancam Payment Asing? | Rifanfinancindo

Foto: Tim Infografis, Mindra Purnomo

Rifanfinancindo - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution akhir pekan lalu menggelar rapat koordinasi terbatas tentang gerbang pembayaran nasional (GPN). GPN dibahas karena disebut masuk dalam evaluasi produk generalized system of preferences (GSP) yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat (AS).

GSP adalah fasilitas atau hak istimewa yang diberikan kepada produk-produk ekspor dari seluruh negara ke AS dan sudah diterapkan sejak 1974. Setidaknya ada 112 negara merdeka dan 17 teritori yang mendapatkan hak istimewa dengan jumlah produk yang diberikan sekitar 5.000-an.

"Untuk mengevaluasi mereka punya daftar permintaan kita kok dihambat-hambat di Indonesia. Ada yang mengenai asuransi, national payment gateway (Gerbang Pembayaran Nasional/GPN), ada mengenai data processing center, ada mengenai intelectual property rights, pertanian. Nah tadi itu kita membahas 3 yang pertama itu untuk merumuskan kita tawarannya apa," kata Darmin.

Sebenarnya apa GPN itu?
GPN adalah sistem yang dibuat oleh Bank Indonesia (BI) untuk mendukung interkoneksi dan interoperabilitas sistem pembayaran nasional. Sudah lebih 20 tahun Indonesia mengkaji dan akhirnya diluncurkan akhir 2017 lalu.

GPN juga diharapkan bisa meningkatkan perlindungan konsumen antara lain melalui pengamanan data transaksi nasabah dalam setiap transaksi. Hal ini juga terkait dengan pemrosesan yang akan dilakukan dalam negeri, sehingga data nasabah tidak akan pergi keluar lalu kembali.

Sebab selama ini pemrosesan transaksi pembayaran menggunakan kartu baik debit atau kredit masih dilakukan di luar negeri.

Sekedar informasi sebelum menggunakan GPN Indonesia masih menggunakan sistem pembayaran milik asing seperti Visa, MasterCard, JCB, hingga UnionPay. Karena seluruhnya pemrosesan di dalam negeri, maka biaya-biaya yang sebelumnya dibebankan bisa dihemat karena Indonesia memiliki GPN sendiri.

BI menyebutkan, meskipun ada GPN nantinya Payment Gateway asing yang sudah ada akan berjalan beriringan dengan GPN.

Untuk mencapai sasaran tersebut Bank Indonesia telah menerbitkan Peraturan Bank Indonesia No.19/8/PBI/2017 tanggal 21 Juni 2017 dan Peraturan Anggota Dewan Gubernur No.19/10/PADG/2017 tanggal 20 September 2017 tentang Gerbang Pembayaran Nasional.

Baca Juga :
Sumber: Detik
Akb – rifanfinancindo

Jumat, 13 Juli 2018

IHSG Berpotensi Berbalik Melemah pada Akhir Pekan | Rifan Financindo

IHSG Berpotensi Berbalik Melemah pada Akhir Pekan 






Rifan Financindo -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi sulit bertahan di zona hijau pada akhir pekan ini, Jumat (13/7), bila dilihat secara teknikal karena sudah mendekati level terkuat.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan mengatakan pergerakan IHSG saat ini sudah mendekati level terkuatnya, sehingga berpeluang berbalik melemah.

"Secara teknikal IHSG telah bergerak mendekati resistance kuat moving average 50 sehingga IHSG berpotensi kembali terkoreksi," terang Dennies dalam risetnya.
Memang, IHSG dalam tiga hari berturut-turut telah menguat mendekati level 6.000. Pada perdagangan kemarin saja, IHSG ditutup ke level 5.907.

Menurut Dennies, sentimen negatif dalam beberapa waktu tak hanya terlihat secara teknikal, melainkan isu perang dagang masih menyumbang dampak negatif bagi pergerakan indeks saham dalam negeri.

"Pergerakan IHSG masih dibayangi sentimen perang dagang yang kembali memanas," sambung Dennies.

Maka itu, Dennies belum melihat IHSG bisa kembali ke level 6.000 meski saat ini sudah berada di area sekitar 5.900. Menurutnya, IHSG hanya akan bergerak dalam level support 5.892-5.899 dan resistance 5.923-5.939.

Di sisi lain, Pengamat Pasar Modal Reza Priyambada melihat sudah ada beberapa pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung (profit taking) merespons penguatan IHSG beberapa hari terakhir.

"Tetap waspadai sentimen-sentimen yang membuat IHSG melemah," ucap Reza melalui risetnya.

Sepanjang hari ini, Reza memproyeksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.873-5.884 dan resistance 5.915-5.926.

Adapun, pergerakan bursa saham Wall Street sejalan dengan IHSG kemarin. Terbukti, tiga indeks utamanya ditutup menguat tadi malam. Terinci, Dow Jones naik 0,91 persen, S&P500 naik 0,87 persen, dan Nasdaq Composite naik 1,39 persen.

Baca Juga :
Sumber: CNN Indonesia
Akb – rifanfinancindo