Rifan Financindo -- Nilai tukar rupiah
dibuka melemah 4 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.390 per dolar
Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot hari ini, Selasa
(17/7).
Sementara itu, sejumlah mata uang negara di kawasan Asia justru menguat. Mulai dari won Korea Selatan 0,1 persen, baht Thailand 0,05 persen, dolar Hong Kong 0,01 persen, dan renmimbi China 0,01 persen.
Sedangkan yen Jepang minus 0,13 persen, peso Filipina minus 0,09 persen, ringgit Malaysia minus 0,05 persen, dan dolar Singapura minus 0,04 persen.
Sementara mata uang negara maju kompak lesu dari dolar AS. Dolar Australia melemah 0,13 persen, poundsterling Inggris minus 0,01 persen, franc Swiss minus 0,02 persen, dolar Kanada minus 0,02 persen, dan euro Eropa minus 0,05 persen. Hanya rubel Rusia yang menguat 0,11 persen dari dolar AS.
Ibrahim, Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka mengatakan pergerakan rupiah hari ini masih akan berfluktuasi dengan kecenderungan melemah. Sebab, sentimen surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2018 dipastikan segera mereda.
"Pasar akan wait and see menunggu data-data ekonomi selanjutnya, termasuk menanti testimoni dari The Fed," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Sementara itu, sejumlah mata uang negara di kawasan Asia justru menguat. Mulai dari won Korea Selatan 0,1 persen, baht Thailand 0,05 persen, dolar Hong Kong 0,01 persen, dan renmimbi China 0,01 persen.
Sedangkan yen Jepang minus 0,13 persen, peso Filipina minus 0,09 persen, ringgit Malaysia minus 0,05 persen, dan dolar Singapura minus 0,04 persen.
Sementara mata uang negara maju kompak lesu dari dolar AS. Dolar Australia melemah 0,13 persen, poundsterling Inggris minus 0,01 persen, franc Swiss minus 0,02 persen, dolar Kanada minus 0,02 persen, dan euro Eropa minus 0,05 persen. Hanya rubel Rusia yang menguat 0,11 persen dari dolar AS.
Ibrahim, Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka mengatakan pergerakan rupiah hari ini masih akan berfluktuasi dengan kecenderungan melemah. Sebab, sentimen surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2018 dipastikan segera mereda.
"Pasar akan wait and see menunggu data-data ekonomi selanjutnya, termasuk menanti testimoni dari The Fed," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Baca Juga :
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA (Palembang) | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
Sumber: CNN Indonesia
Akb – rifanfinancindo
Akb – rifanfinancindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar