Rabu, 10 April 2019

Poundsterling Sambut Baik Pernyataan Donald Tusk - PT Rifan Financindo

Poundsterling Sambut Baik Pernyataan Donald Tusk
PT Rifan Financindo Palembang - Setelah mengakhiri perdagangan Selasa (9/4/19) di zona merah, poundsterling kembali menguat terhadap dolar AS di perdagangan sesi Asia Rabu (10/4/19). Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk yang mengindikasikan akan memberikan penundaan Brexit membuat pound menguat.

Mengutip kuotasi MetaTrader 5, poundsterling diperdagangkan di kisaran US$ 1,3059 pada pukul 11:41 WIB, lebih tinggi dari penutupan perdagangan Selasa di level US$ 1,3048.

Perdana Mentari Inggris, Theresa May, akan mengadakan pertemuan dengan Uni Eropa (UE) hari ini waktu setempat untuk meminta penundaan Brexit yang seharusnya dilakukan pada 12 April nanti.

Sebelum pertemuan resmi tersebut, mengutip media BBC, Donald Tusk mengatakan UE seharusnya mempertimbangkan menawarkan penundaan Brexit yang "fleksibel" kepada Inggris.

Arti fleksibel tersebut yakni penundaan bisa diberikan hingga setahun, dan dapat dilakukan lebih cepat jika proposal Brexit sudah mencapai kata sepakat, baik dari Pemerintah dan Parlemen Inggris hingga Uni Eropa.

Sementara itu PM May dikabarkan meminta penundaan hingga 30 Juni, namun Presiden Tusk sepertinya tidak percaya proposal tersebut akan rampung saat deadline itu tiba. Sehingga lebih baik memberikan penundaan yang "fleksibel" daripada pada akhirnya PM May harus meminta penundaan secara berulang.

Kemungkinan disetujuinya penundaan Brexit semakin menjadi nyata setelah PM May bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. Kanselir Merkel mengatakan penundaan kemungkinan diberikan sampai akhir tahun ini atau awal 2020.

Selain keputusan seberapa lama penundaan Brexit nantinya akan diberikan, dan apa saja yang harus dilakukan Inggris untuk memperoleh penundaan tersebut, pergerakan poundsterling hari ini juga akan dipengaruhi oleh data-data ekonomi Inggris.

Pada pukul 15:30 WIB, Inggris akan melaporkan data produk domestik bruto (PDB) dan produksi manufaktur bulan Februari.

Mengutip data dari Forex Factory, PDB bulan Februari diperkirakan tumbuh 0,2% dari bulan Januari yang naik 0,5%. Sementara produksi manufaktur juga diprediksi naik 0,2% dari bulan sebelumnya yang naik 0,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/hps)


Selasa, 09 April 2019

Dituduh Trump Sebabkan Ekonomi Lesu, The Fed Buka Suara - Rifanfinancindo

Dituduh Trump Sebabkan Ekonomi Lesu, The Fed Buka Suara
Rifanfinancindo Palembang - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menyangkal tuduhan Presiden Donald Trump bahwa pengetatan kebijakan moneternya telah memukul perekonomian.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan Jumat (5/4/2019) pekan lalu, The Fed St. Louis mengatakan langkah bank sentral menurunkan jumlah kepemilihan obligasi dalam neracanya - yang dikenal dengan istilah pengetatan kuantitatif - tidak akan memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan.
Pendapat tersebut secara langsung membantah pernyataan Trump di hari yang sama bahwa normalisasi kebijakan bank sentral telah benar-benar memperlambat perekonomian, dilansir dari CNBC International, Senin.

"Benar bahwa menghapuskan kebijakan moneter akomodatif yang tidak biasa akan menimbulkan aktivitas bisnis riil yang lebih sedikit dan harga-harga yang lebih rendah namun penyusutan neraca The Fed yang sedang berlangsung bukanlah penyebab lesunya pasar aset di 2018, tidak juga akan menghambat kegiatan ekonomi ke depan," tulis ekonom The Fed Christopher J. Neely.

The Fed telah melepas kepemilikan obligasi negara AS dan surat berharga berbasis hipotek senilai US$50 miliar per bulan untuk menurunkan nilai neracanya yang sebelumnya mencapai US$4,5 triliun.

Namun, bank sentral di Maret mengumumkan akan mulai memperlambat penurunan neraca itu di Mei dan menghentikannya di September setelah berhasil melepas kepemilikannya senilai sekitar US$1 triliun.

Trump pada Jumat lalu menyebut ekonomi AS bisa melesat seperti "roket" jika The Fed memangkas suku bunga acuan. Pernyataan tersebut ia sampaikan setelah rilis data angka pekerja bulan Maret diumumkan.

Sang presiden juga mengatakan The Fed "benar-benar memperlambat pertumbuhan ekonomi AS, dan "tidak ada inflasi"terjadi karenanya.

"Saya pikir mereka (Fed) harus menurunkan suku bunga dan menghapuskan pengetatan kuantitatif," kata Trump kepada wartawan.

Para staff Gedung Putih juga telah meminta The Fed untuk memangkas suku bunga sebanyak 50 basis poin. (prm)


Senin, 08 April 2019

Masalah Brexit Makin Kompleks, Poundsterling tak Bisa Rileks - Rifan Financindo

Masalah Brexit Makin Kompleks, Poundsterling tak Bisa Rileks
Rifan Financindo Palembang - Mata uang Inggris poundsterling tertahan di dekat level terendah dua tiga pekan pada awal perdagangan hari ini, Senin (8/4/2019).

Pekan lalu pound mengalami pelemahan dua hari beruntun yang membuyarkan peluang mencatat penguatan dalam sepekan. Sementara pada pukul 7:06 WIB hari ini, pound ditransaksikan di kisaran US$ 1,3036, naik tipis dibandingkan dengan penutupan Jumat (5//4/19) di level US$ 1,3032, mengutip kuotasi MetaTrader 5.

Brexit yang sudah di depan mata membuat poundsterling tidak bisa rileks dan cenderung masih akan tertekan. Memang Pemerintah Inggris berencana untuk mengajukan penundaan sekali lagi, namun semakin hari masalah yang dihadapi semakin kompleks.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, akan mengadakan pertemuan dengan Uni Eropa pada tanggal 10 April, atau dua hari sebelum deadline Brexit untuk, meminta penundaan. Namun kini Kabinet yang dipimpin PM May bergolak.

Melansir The Guardian, beberapa anggota Kabinet meminta PM May untuk tidak meminta penundaan Brexit terlalu lama karena dikhawatirkan akan menimbulkan "kecemasan yang luar biasa". Selain itu, mereka juga melihat tidak ada hasil yang pasti dari negosiasi PM May dengan pimpinan oposisi Jeremy Corbyn.

PM May kin menghadapi resign massal dari Kabinet yang dipimpinnya akibat pergolakan tersebut. Sebelumnya Partai Konservatif yang PM May adalah ketuanya juga menunjukkan tanda-tanda perpecahan suara. Di sisi lain, Partai Buruh selaku oposisi mengatakan baru mempelajari proposal yang diberikan Brexit terbaru, sementara waktu yang dimiliki PM May tinggal dua hari lagi sebelum berangkat ke Brussels untuk meminta penundaan.

Kompleksnya masalah di internal Inggris, serta tanpa rilis data ekonomi penting hari ini membuat poundsterling nyaris tanpa peluang untuk bangkit. Apalagi dolar sedang mendapat momentum penguatan pasca-rilis data tenaga kerja AS Jumat lalu. Kecuali ada kabar bagus dari perkembangan politik di Inggris, dolar terlihat masih akan mendominasi pound.

Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat melaporkan data non-farm payroll, yang memberikan gambaran sepanjang bulan Maret perekonomian AS mampu menyerap tenaga kerja 198.000 tenaga kerja, meningkat signifikan dari bulan Februari sebanyak 33.000 tenaga kerja.

Meski data lain menunjukkan rata-rata gaji per jam hanya naik 0,1% di bulan Maret, di bawah kenaikan bulan sebelumnya 0,4%, dan tingkat pengangguran dilaporkan tetap sebanyak 3,8%, namun sepaket data tenaga kerja ini cukup menunjukkan perekonomian AS masih kuat, dan untuk sementara menghilangkan kecemasan akan kemungkinan terjadi resesi.


TIM RISET CNBC INDONESIA (prm)

Sumber : CNBC

Jumat, 05 April 2019

Kabar Bagus dari Jerman, Ikut Bantu Euro Bangkit | PT Rifan Financindo

Kabar Bagus dari Jerman, Ikut Bantu Euro Bangkit
Foto: Mata uang Euro (REUTERS/Eric Gaillard)
PT Rifan Financindo Palembang - Mata uang euro menguat jelang dibukanya perdagangan sesi Eropa Jumat (5/4/19), Jerman kali ini memberikan kabar bagus bagi mata uang tunggal 19 negara ini.

Pada pukul 13:30 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1232 menguat dibandingkan penutupan Kamis (4/4/19) di level US1,1219, mengutip kuotasi MetaTrader 5.

Biro Statistik Jerman melaporkan tingkat produksi industri Jerman pada bulan Februari mengalami kenaikan sebesar 0,7% dari bulan sebelumnya yang turun 0,8%. Kenaikan tersebut menjadi yang pertama dalam lima bulan terakhir, dan sekaligus melebihi prediksi 0,7% dari Forex Factory.

Rilis tersebut tentunya menjadi kabar bagus setelah pada Kamis Jerman membuat euro loyo di hadapan dolar AS. Biro yang sama Kemarin melaporkan data pesanan pabrik bulan Februari turun sebesar 4,2% dibandingkan bulan sebelumnya, sekaligus menjadi penurunan terbesar dalam dua tahun terakhir. Jika dibandingkan dengan Februari 2018, data tersebut lebih buruk lagi, turun 8,4%.

Meski demikian euro belum sepenuhnya aman, rilis data mixed tersebut masih memunculkan kecemasan akan pelambatan di raksasa ekonomi Eropa tersebut.

Belum lagi malam ini AS akan melaporkan data tenaga kerja yang  kerap selalu memberi momentum penguatan bagi dolar jika dirilis apik.

Data tenaga kerja AS sering dijadikan barometer kekuatan ekonomi negeri Paman Sam.Pemerintah AS akan melaporkan data tersebut pada pukul 19:30 WIB. Data ini terdiri dari tiga poin, non-farm payroll (NFP) yakni kemampuan perekonomian AS menyerap tenaga kerja di luar sektor pertanian, rata-rata upah per jam, dan tingkat pengangguran.

Mengutip Forex Factory, data NFP untuk bulan Maret diperkirakan sebanyak 175.000 naik jauh dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 20.000 pekerja. Rata-rata upah per jam diprediksi naik 0,2% lebih rendah dari kenaikan bulan Februari 0,4%, dan tingkat pengangguran diperkirakan tetap di level 3,8%.

Jika data-data tersebut dirilis lebih bagus dari perkiraan euro berpeluang besar berbalik melemah dan dapat mencatat penurunan tiga pekan beruntun. Sebaliknya euro memiliki peluang menguat lebih tinggi jika data tersebut dirilis mengecewakan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/hps)



Kamis, 04 April 2019

Kompak dengan Bursa Asia, IHSG Dibuka Menguat ke 6.495 - Rifanfinancindo

Foto: Rachman Haryanto
Foto: Rachman Haryanto
Rifanfinancindo Palembang - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pagi ini. IHSG dibuka naik 15,740 poin (0,24%) ke 6.495,226.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini bertahan di level Rp 14.170.

Pada perdagangan pre opening, IHSG menguat 13,719 poin atau 0,21% ke 6.489,785. Indeks LQ45 menguat 3,486 poin atau 0,34% ke 1.023.

Membuka perdagangan Kamis (4/4/2019), IHSG melanjutkan penguatan 15,740 poin (0,24%) ke 6.495,226. Indeks LQ45 bertambah 3,975 poin (0,39%) ke 1.025,130.

Pada pukul 09.05 waktu JATS, IHSG masih menguat 16,938 poin (0,26%) ke 6.493. Indeks LQ45 juga naik lagi 3,029 poin (0,30%) ke 1.022.

Pada perdagangan Rabu (3/4) bursa saham Wall Street kompak ditutup menguat, Dow Jones naik 0,15%, S&P 500 menguat 0,21% dan Nasdaq positif 0,60%. Penguatan tersebut ditopang oleh optimisme perdagangan antara AS dan China, di mana Penasihat Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa kedua negara telah mendekati kata sepakat.

Sementara itu rilisnya data dari sektor jasa AS yang tercatat turun ke level terendah 1,5 tahun terakhir membuat penguatan bursa Wall Street sedikit tertahan.

Adapun data yang rilis diantaranya Markit Composite Final periode Maret turun ke level 54,6 lebih rendah dibandingkan sebelumnya yang di level 55,6, kemudian data penambahan jumlah tenaga kerja bulan Maret yang tercatat lebih sedikit dari perkiraan pasar atau sebanyak 129.000.

Perdagangan bursa saham Asia mayoritas bergerak positif pagi ini. Berikut pergerakannya:
  • Indeks Nikkei 225 naik 59,109 poin ke posisi 21.773,600
  • Indeks Hang Seng bertambah 32,320 poin ke 30.017,971
  • Indeks Komposit Shanghai naik 26,640 poin ke 3.241
  • Indeks Strait Times naik 6,060 poin ke 3.317
(ara/ara)

Sumber : Detik

Lowongan Kerja

Rifanfinancindo
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo