Foto: Mata Uang Euro. (REUTERS/Lee Jae-Won) |
Rifan Financindo - Nilai tukar euro kembali
menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis
setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) diprediksi kembali
memangkas suku bunga secara agresif.
Pada pukul 20:45 WIB, euro menguat 0,4% ke US$ 1,118 di pasar spot, melansir data Refinitiv. Mata uang 19 negara ini kini berada di level tertinggi 2 bulan.
Seperti diketahui sebelumnya, Selasa malam (Selasa pagi waktu AS), The Fed secara tiba-tiba mengumumkan memangkas suku bunga acuannya atau Federal Funds Rate (FFR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1-1,25%. Pemangkasan yang mendadak sebesar itu merupakan yang pertama sejak Desember 2008 atau saat krisis finansial . Kala itu The Fed memangkas suku bunga sebesar 75 bps.
Pada pukul 20:45 WIB, euro menguat 0,4% ke US$ 1,118 di pasar spot, melansir data Refinitiv. Mata uang 19 negara ini kini berada di level tertinggi 2 bulan.
Seperti diketahui sebelumnya, Selasa malam (Selasa pagi waktu AS), The Fed secara tiba-tiba mengumumkan memangkas suku bunga acuannya atau Federal Funds Rate (FFR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1-1,25%. Pemangkasan yang mendadak sebesar itu merupakan yang pertama sejak Desember 2008 atau saat krisis finansial . Kala itu The Fed memangkas suku bunga sebesar 75 bps.
Bank sentral paling powerful di dunia ini
seharusnya mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 Maret waktu
AS, tetapi penyebaran wabah corona virus menjadi alasan The Fed
memangkas suku bunga lebih awal dari jadwal RDG.
Dalam konferensi pers setelah pengumuman tersebut, pimpinan The
Fed Jerome Powell mengatakan keputusan pemangkasan suku bunga diambil
setelah para anggota dewan The Fed melihat wabah virus corona
mempengaruhi outlook perekonomian.
"Besarnya efek virus corona
terhadap perekonomian AS masih sangat tidak menentu dan berubah-ubah.
Melihat latar belakang tersebut, anggota dewan menilai risiko terhadap
outlook perekonomian telah berubah secara material. Merespon hal
tersebut, kami telah melonggarkan kebijakan moneter untuk memberikan
lebih banyak support ke perekonomian" kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International.
Pemangkasan tersebut sudah diprediksi oleh pelaku pasar, hanya saja terjadi lebih cepat dari jadwal RDG dua pekan mendatang.
Kini,
pelaku pasar kembali memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga 25
bps saat mengumumkan suku bunga 18 Maret (19 Maret waktu Indonesia)
nanti. Tidak cukup sampai di situ, The Fed juga diprediksi akan kembali
memangkas suku bunga sebesar 50 bps di bulan April mendatang,
sebagaimana dilansir CNBC International.
Akibatnya prediksi tersebut, dolar AS kembali tertekan melawan mata uang utama, termasuk euro.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC
Baca Juga :