Rifan Financindo - Palembang - Harga minyak dunia kembali menguat pada
Selasa (Rabu pagi WIB), mencatat kenaikan bulanan untuk Oktober lebih
dari 5,0%. Akan tetapi para analis mengatakan sentimen "bullish" yang
mendorong minyak mentah Brent ke level tertinggi dalam lebih dari dua
tahun dapat mendorong produsen AS mengekspor minyak lebih banyak.
Patokan global, minyak mentah Brent naik 47 sen atau 0,7% menjadi
menetap di USD61,37 per barel, mendekati level tertinggi Juli 2015 yang
dicapai awal pekan ini, dan naik sekitar 37% dari level terendah 2017
pada Juni.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 23 sen
atau 0,4% menjadi berakhir di USD54,38 per barel, masih mendekati level
tertinggi sejak Februari dan mendekati level tertinggi dalam lebih dari
dua tahun.
Para pedagang dan pialang mengatakan investor menyesuaikan posisi setelah kenaikan harga sekitar 5,0% pada Oktober.
Untuk Oktober, Brent naik 6,7%, sementara WTI naik 5,2%. Diskon WTI
terhadap Brent telah melebar menjadi hampir tujuh dolar AS, membuatnya
menarik bagi eksportir.
"Perbedaan besar telah membuka pintu arbitrase regional,
mendorong lonjakan ekspor minyak mentah AS dalam beberapa pekan
terakhir," kata BMI Research dalam sebuah catatan.
Ekspor minyak mentah AS melonjak mendekati dua juta barel per
hari (bph) dan produksi C-OUT-T-EIA telah meningkat hampir 13 persen
sejak pertengahan 2016 menjadi 9,5 juta barel per hari.
"Masalahnya adalah segera setelah harga bergerak naik, terlalu
mudah bagi produsen AS untuk menambahkan rig lain atau awak penyelesaian
lainnya," kata Stewart Glickman, analis ekuitas energi di CFRA Research
di New York, "Kemudian mereka meningkatkan produksi dan Anda kembali di
mana Anda memulai." Minyak mentah AS dan bensin berjangka memperpanjang
kenaikannya pada perdagangan pasca-penyelesaian setelah kelompok
industri American Petroleum Institute mengatakan bahwa persediaan minyak
AS turun jauh lebih banyak dari yang diperkirakan.
Persediaan minyak mentah turun 5,1 juta barel dalam pekan yang
berakhir 27 Oktober menjadi 456,8 juta barel, dibandingkan dengan
ekspektasi para analis untuk penurunan 1,8 juta barel. Stok bensin
anjlok 7,7 juta barel, dibandingkan perkiraan 1,5 juta barel, kata API.
Data persediaan minyak pemerintah AS akan dirilis pada pukul 10.30 pagi (14.30 GMT) pada Rabu waktu setempat.
Sentimen "bullish" telah didorong oleh sebuah janji oleh
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan eksportir
lainnya untuk menahan sekitar 1,8 juta bph dalam produksi minyak untuk
memperketat pasar.
Ketaatan OPEC terhadap pengurangan pasokan yang dijanjikan naik
menjadi 92 persen pada Oktober dari 86 persen pada September, sebuah
survei Reuters menunjukkan, karena eksportir utama Arab Saudi terus
memompa di bawah target OPEC dan produksi di Venezuela, yang berada
dalam depresi ekonomi, menurun lebih jauh.
OPEC dijadwalkan bertemu berikutnya di kantor pusatnya di Wina pada 30 November.
(rzy)
Sumber : Okezone
PT RIFAN FINANCINDO, PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA (CABANG), RIFAN FINANCINDO, PT RIFAN, RIFANFINANCINDO, RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, RIFAN, PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, PT. RIFAN, RIFAN BERJANGKA, PT. RIFAN FINANCINDO, PT RIFANFINANCINDO, PT RFB, PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar