PT Rifan Financindo - Palembang - Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis
premium di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara (Lutra) Sulawesi Selatan
(Sulsel) mengalami lonjakan hingga Rp20.000 per liter.
Warga Kecamatan Seko, Ullang, mengatakan kawasan tersebut
nampaknya tidak menerapkan BBM satu harga, lantaran medan yang
dilaluinya dengan kondisi serta bentang alam yang memang berbeda dengan
kondisi alam di Lutra.
"Kalau di seko sendirinya biasanya mencapai Rp15 ribu hingga Rp20
ribu. Hak itu dikarenakan kurangnya tukang ojek yang lalu jalan dan
dengan jarak kurang lebih menempuh 86 kilometer yang harus dilaluinya
dengan medan dan konstruksi jalan yang berlumpur," kata Ullang kepada Okezone.
Selain Seko, kabupaten Luwu Utara memiliki daerah bagian yang
terisolir dan sangat sulit di jangkau melalui jalur darat. Meski
Jaraknya hanya 86 km dari ibu kota kabupaten Luwu Utara di Masamba,
namun Rampi (kawasan terisolir lainnya) hanya bisa diakses dengan motor
modifikasi melalui jalur darat atau menggunakan pesawat perintis melalui
Bandara Andi Djemma.
Akses darat menuju Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara,
Sulawesi Selatan, terbilang menyeramkan dan fantastis dan tarif ojek
yang ditawarkan untuk pulang pergi pun mencapai Rp1,8 juta per motor,
itu pun tidak boleh hanya satu motor, minimal tiga motor, dengan lama
perjalanan satu hari.
"Itu kalau beruntung, dan paling cepat. Biasanya di tempuh dua
hari dua malam. Tidak semua tukang ojek berani melakukan perjalanan ke
Kecamatan Rampi," jelas dia.
"Karena selain masuk dan ke luar hutan, juga harus melewati
berbagai rintangan seperti jurang di kiri-kanan jalan, serta melewati
jalanan yang sangat tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan roda
dua, apalagi kalau hanya seorang diri, itu hal mustahil," bebernya.
Meski Pemerintah daerah terus berupaya untuk membuka akses darat
menuju kecamatan terpencil ini, namun apa daya, kondisi alam yang sering
longsor, membuat jalan darat menuju Rampi begitu sulit di lalui.
Terpisah, Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR VII,
Roby Hervindo, mengklaim BBM satu harga akan memberikan dampak positif,
karena harga di pelosok dapat tersentuh dengan baik, dan benar-benar
dirasakan oleh masyarakat pendalaman.
"Sebagai contoh, di Tojo Una Una (Sulawesi Tengah) harga BBM yang
dulunya mencapai Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per liternya. Nelayan harus
mengambil bahan bakar dengan dari daerah tersebut hingga ke kota Ampana
(jarak kurang lebih 26 km melalui darat) sedangkan dengan menggunakan
kapal tradisional serta jarak waktu 1-2 jam," kata Roby.
Roby mengatakan, program BBM satu harga di Sulawesi hingga saat
ini telah beroperasi di 4 lokasi yaitu Kecamatan Wangi Wangi Kabupaten
Wakatobi, Kecamatan Melonguane Kabupaten Talaud, Kecamatan Kabaruan
Kabupaten Talaud dan Kecamatan Una Una Kabupaten Tojo.
Dirinya juga menjamin akan kestabilan harga yang ada saat
sekarang ini justru semakin menyejahterakan nelayan dan pengguna BBM
yang berada di kawasan pelosok.
"Kini dengan adanya BBM 1 harga di sana, harga premium dan solar
sama dengan daerah lain di Indonesia. Bahan bakar untuk nelayan melaut
lebih mudah diperoleh dengan harga standar. Sehingga harga-harga menjadi
lebih stabil. Tantangan yang dihadapi umumnya kondisi alam/cuaca,"
jelasnya.
(mrt)
Sumber : Okezone
PT RIFAN FINANCINDO, PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA (CABANG), RIFAN FINANCINDO, PT RIFAN, RIFANFINANCINDO, RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, RIFAN, PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, PT. RIFAN, RIFAN BERJANGKA, PT. RIFAN FINANCINDO, PT RIFANFINANCINDO, PT RFB, PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA, RFB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar