Rifanfinancindo - Palembang – Sebanyak 185.000 hektare (ha) kebun rakyat akan diremajakan (replanting) tahun ini. Program replanting tersebut menyasar pada kebun sawit rakyat yang produktivitasnya rendah.
”Program replanting ini butuh dukungan pemda untuk mendata kebun sawit rakyat yang siap di-replanting.
Kecepatan data ini menentukan percepatan pendanaan yang dilakukan
BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan K elapa Sawit),” ujar Direktur
Perbenihan Perkebunan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan
Kementerian Pertanian (Kementan) Muhammad Anas di Jakarta kemarin.
Menurutnya, pendataan ini sangat diperlukan mengingat untuk mendapatkan dana replanting dari BPDPKS sebesar Rp25 juta per ha , status kebun yang akan di-replanting tersebut tidak bermasalah, terutama soal legalitas kebun.
”Setelah dinyatakan tidak ada masalah, baru bantuan Rp25 juta per ha tersebut ditransfer ke rekening petani,” kata Anas.
Untuk melakukan replanting 185.000 ha tersebut membutuhkan
27.750.000 benih sawit. Setiap ha membutuhkan 150 benih. Kebutuhan benih
tersebut diyakini akan bisa dicukupi oleh 17 produsen benih sawit yang
telah mendapatkan izin dari pemerintah.
Asian Agri, salah satu produsen benih sawit, siap mendukung
program repla nting ini. Perusahaan ini telah menyiapkan 267.000 benih
sawit unggul yang berada di tiga provinsi.
”Kami punya kapasitas hingga 25 juta benih per tahun. Tapi,
selama ini kami hanya memproduksi sekitar 9-10 juta benih. Sejak Januari
hingga Maret kami telah memproduksi benih sawit unggul sebanyak 3
juta,” ujar Senior Breeder Asian Agri Ang Boon Beng.
Manajer Perbenihan, Pemuliaan, dan Genetika Tanaman Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Edy Supriyanto mengatakan, pihaknya siap
mendukung program re-planting ini dari sisi pembibitan. Menurutnya,
sejak Januari hingga Maret lalu PPKS telah menyiapkan 4,8 juta benih
sawit.
”Benih tersebut tersebar di 15 provinsi dengan bekerja sama
dengan pewaralaba,” katanya. Di sisi lain, Edy mengeluhkan maraknya
peredaran benih palsu.
Menyikapi persoalan ini, Anas menegaskan bahwa dalam program
replanting ini harus mengambil benih dari sumber benih yang telah
diberikan izin oleh pemerintah. ”Benih yang digunakan harus
besertifikat, unggul, dan berlabel. Kami akan awasi betul penggunaan
benih sawit ini,” katanya.
Anas mengakui saat ini masih banyak petani yang menggunakan benih
sawit asalan atau palsu. Akibat itu, produktivitasnya sangat rendah.
”Ke depan tidak boleh ada penggunaan benih asalan,” ungkapnya. (Sudarsono)
(dni)
Sumber : Okezone
PT RIFAN FINANCINDO, PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA (CABANG), RIFAN FINANCINDO, PT RIFAN, RIFANFINANCINDO, RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, RIFAN, PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, PT. RIFAN, RIFAN BERJANGKA, PT. RIFAN FINANCINDO, PT RIFANFINANCINDO, PT RFB, PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA, RFB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar