Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
PT Rifan - Berbeda dengan dua periode
perdagangan sebelumnya, kemarin pasar keuangan tanah air kompak ditutup
terkoreksi. Koreksi terjadi di tengah penantian apakah penerapan tarif
baru terhadap produk impor asal China akan terjadi 15 Desember nanti.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi tipis 0,06% ke level 6.189,1 pada perdagangan kemarin, Rabu (11/12/2019). IHSG menjadi salah satu dari tiga bursa utama kawasan Asia dengan kinerja terburuk.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi tipis 0,06% ke level 6.189,1 pada perdagangan kemarin, Rabu (11/12/2019). IHSG menjadi salah satu dari tiga bursa utama kawasan Asia dengan kinerja terburuk.
Bersama IHSG, indeks SETi dan indeks Nikkei225 menutup perdagangan
kemarin di zona merah. Bahkan bisa dibilang IHSG merupakan bursa saham
di kawasan Benua Kuning dengan kinerja terburuk kedua setelah Jepang.
Setelah
mengalami penguatan empat hari beruntun, nilai tukar rupiah terhadap
dolar akhirnya ditutup melemah. Mata uang Garuda terdepresiasi 0,18%
pada perdagangan kemarin dan menyentuh level Rp 14.030/US$.
Memang
perdagangan kemarin diwarnai dengan pelemahan mayoritas mata uang Asia
terhadap dolar. Namun kinerja rupiah tak bisa dibilang moncer. Pasalnya,
rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terburuk kedua di Benua Kuning
setelah won.
Di
pasar obligasi pemerintah, koreksi harga juga tak terelakkan. Hal itu
tercermin dari kenaikan imbal hasil empat seri surat utang yang menjadi
acuan. Seri acuan yang paling melemah adalah FR0078 dan FR0079 yang
masing-masing bertenor 10 dan 20 tahun.
Melemahnya
pasar keuangan dalam negeri terjadi di tengah penantian kelanjutan
negosiasi dagang AS-China. Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa AS
berencana untuk menunda penerapan tarif untuk produk impor asal China 15
Desember nanti.
The Wall Street Journal pada Selasa melaporkan
bahwa rencana penundaan tarif tambahan tersebut dilakukan guna
memuluskan tercapainya kesepakatan. Tak bisa dipungkiri dalam kurun
waktu hampir dua tahun ini perang dagang telah menyebabkan perlambatan
pertumbuhan ekonomi.
"Perang dagang masih menjadi ladang ranjau
terbesar, tapi yang bisa dilakukan adalah mengikuti harga dan berharap
akan ada resolusi," tutur Chief Investment Strategist Capital Wealth
Planning Jeff Saut, dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC
International.
Dari bursa tanah air nilai transaksi harian pekan
ini juga tak jauh-jauh dari Rp 6 triliun dengan asing membukukan aksi
jual bersih Rp 109,7 miliar pada perdagangan Rabu (11/12/2019).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Sumber : CNBC
Baca Juga :
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar