Senin, 27 Agustus 2018

Dikritik Trump, The Fed akan Tetap Naikkan Suku Bunga Acuan | PT Rifan Financindo

image_title 
PT Rifan Financindo – Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, memberikan sinyal tegas untuk kembali menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini, meskipun kenaikan suku bunga tersebut mendapat kritikan dari Presiden AS, Donald Trump.

Dia menegaskan, upaya untuk kembali menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) pada tahun ini merupakan cara terbaik untuk mendukung pemulihan ekonomi yang saat ini tengah berlangsung di negara tersebut. Hal itu dibuktikannya dari data-data perekonomian AS yang terus menguat.
"Ekonomi kuat, inflasi mendekati target dua persen. Banyak orang yang mencari pekerjaan kini telah mendapatkannya. Jika pertumbuhan pendapatan meningkat kuat dan perolehan pekerjaan berlanjut, maka kenaikan suku bunga fed funds rate yang bertahap sepertinya akan pantas," ujar dia sebagaimana dikutip dari Reuters, Minggu 26 Agustus 2018.

Kenaikan suku bunga acuan tersebut, menurut Trump, hanya akan menambah biaya pinjaman atau kredit di Amerika Serikat. Karenanya dia dengan tegas menyatakan ketidaksukaannya terhadap keputusan kenaikan suku bunga The Fed, dan meminta The Fed untuk memgambil kebijakan yang bisa mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi AS, bukan sebaliknya.
Meski demikian, Jerome Powell melalui pernyataannya tersebut dinilai para analis telah mengkonfirmasi bahwa The Fed akan secara jelas kembali menaikkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali lagi di tahun ini, yang diperkirakan akan terjadi pada September dan Desember 2018.

"Pidatonya Powell di Jackson Hole itukan mengkonfirmasi bahwa mereka masih akan menaikan suku bunga (dua kali lagi) walaupun sebelumnya Trump kan kurang setuju dengan apa yang dilakukan The Fed. Dia (Trump) bilang dolar terlalu kuat dan baiknya The Fed tidak terus naikan suku bunga. Tapi kan bank sentral AS independen terhadap pemerintah Amerika sendiri," ujar Kepala Ekonom Bank BCA, David Sumual kepada VIVA, Minggu 26 Agustus 2018.

Kebijakan The Fed untuk terus menaikkan suku bunga acuannya secara bertahap diperkirakan akan masih terus berlangsung hingga 2019. Langkah The Fed tersebut merupakan langkah mereka untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter.

The Fed telah tujuh kali menaikkan bunga acuannya sejak pengetatan moneter dimulai di Desember 2015 dengan kenaikan masing-masing 25 basis poin menjadi di kisaran 1,75 persen dan 2 persen.
"Dengan pengangguran yang sangat rendah, mengapa tidak (Federal Open Market Committe) memperketat kebijakan moneter lebih tajam untuk mencegah ekonomi tumbuh berlebih dan inflasi yang terkontrol," ujar Powell.


Baca Juga :
Sumber:Viva
PT Rifan Financindo

Jumat, 24 Agustus 2018

IHSG Dibuka Melemah, Analis Ramal Positif Akhir Pekan | Rifanfinancindo

IHSG Dibuka Melemah, Analis Ramal Positif Akhir Pekan 

Rifanfinancindo -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di level 5958, melorot 24 poin atau 0,4 persen pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (24/8).

Sebanyak 54 emiten tercatat mengalami kenaikan harga saham, 89 saham emiten menurun, dan 94 emiten tak berubah.

Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menilai indeks saham masih akan berada dalam rentang konsolidasi wajar menutup akhir pekan ini.

"Peluang kenaikan masih terbuka cukup lebar. Hari ini, potensi kenaikan masih terlihat pada indeks, ditopang oleh fundamental perekonomian yang kuat," ungkapnya dalam hasil riset.

Menurut dia, peluang itu terlihat dari data perekonomian nasional. Ekspektasi terhadap arus balik dana investasi dari luar negeri masih cukup besar, dan dapat kembali mendorong kenaikan IHSG.

Analis Saham Teknikal PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi berpendapat, investor menanti pertemuan bank sentral global, setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve mengisyaratkan tidak ada perubahan pada laju pengetatan kebijakan moneternya.

Bank-bank sentral dunia menjadi fokus investor, menunggu hasil pidato Gubernur Fed Reserve Jerom powell terkait tingkat suku bunga, pada akhir pekan.

Dolar AS menguat pada mayoritas mata uang setelah The Fed menyatakan siap melakukan peningkatan suku bunga jika kondisi ekonomi terus berekspansi.

Pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG naik 38,68 poin atau 0,65 persen ke level 5982 dengan sektor keuangan menjadi pendorong penguatan.

Spekulasi positif pada pertumbuhan kredit Indonesia yang mampu mengimbangi tren penguatan suku bunga menjadi angin positif disektor perbankan. Investor asingpun terlihat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp552,3 miliar, setelah rentetan aksi jual menghantui sejak pekan lalu meskipun rupiah tertekan hingga Rp14.638 per dolar AS.

Indeks saham Asia ditutup bervariasi dengan pelemahan pada indeks TOPIX -0,01 persen dan Hangseng -0,49 persen, sedangkan penguatan Indeks Nikkei, Indeks CSI, dan Indeks Kospi masing-masing tumbuh 0,22 persen, 0,37 persen, dan 0,41 persen. (lav)

Baca Juga :
Sumber:CNN Indonesia
Rifan Financindo

Kamis, 23 Agustus 2018

Berbalik Arah, Rupiah Melemah ke Rp14.620 per Dolar AS | Rifan Financindo

Berbalik Arah, Rupiah Melemah ke Rp14.620 per Dolar AS 


Rifan Financindo -- Nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp14.620 dolar Amerika Serikat (AS), melemah 46 poin atau 0,31 persen pada perdagangan pasar spot hari ini, Kamis (23/8).

Di kawasan Asia, mayoritas mata uang kompak melemah. Baht Thailand minus 0,24 persen, yen Jepang minus 0,19 persen, dolar Singapura minus 0,19 persen, ringgit Malaysia minus 0,12 persen, dan won Korea Selatan minus 0,05 persen. Hanya peso Filipina yang menguat 0,02 persen.

Begitu pula dengan mata uang utama negara maju. Dolar Australia melemah 0,54 persen, euro Eropa minus 0,23 persen, dolar Kanada minus 0,2 persen, poundsterling Inggris minus 0,18 persen, rubel Rusia minus 0,13 persen, dan franc Swiss minus 0,09 persen. 

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pergerakan rupiah terpengaruh oleh sentimen dari eksternal, di mana dolar AS mulai berbalik menguat.

"Sedangkan sentimen dari dalam negeri belum ada yang terbarukan," katanya.

Baca Juga :
Sumber:CNN Indonesia
Rifan Financindo
 

Selasa, 21 Agustus 2018

'Gairah' Rupiah Dorong IHSG Bertahan di Zona Hijau | PT Rifan Financindo

'Gairah' Rupiah Dorong IHSG Bertahan di Zona Hijau

PT Rifan Financindo -- Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan Senin (20/8) diprediksi bakal mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau.

Analis Senior Advisor CSA Research Reza Priyambada mengatakan sentimen itu akan menarik lebih banyak aksi beli dari pelaku pasar hari ini. Dengan begitu, potensi IHSG berpeluang semakin kokoh hingga Selasa (21/8) sore nanti.

"Kenaikan diharapkan masih dapat berlanjut untuk mempertahankan awal mula tren kenaikan," papar Reza dalam risetnya, dikutip Selasa (21/8).

Sebagai informasi, rupiah pada penutupan kemarin berakhir di level Rp14.588 per dolar AS atau menguat tipis sebesar 0,03 persen.


Meski terdapat angin segar dari bangkitnya mata uang dalam negeri, tetapi Reza tetap menyarankan pelaku pasar untuk mewaspadai sentimen lainnya yang bisa membuat IHSG berbalik arah.

"Diharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 5.846-5.862 dan resistance diharapkan dapat menyentuh kisaran 5.912-5.922," terang Reza.

Berbeda pendapat, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menilai IHSG masih kekurangan sentimen positif dari dalam negeri untuk menopang pergerakannya dalam jangka panjang.

Namun, khusus hari ini IHSG diprediksi tetap menguat untuk jangka pendek bila dilihat secara teknikal. Hanya saja, belum bisa menyentuh area 6.000 kembali.

"IHSG diprediksi menguat, support 5.795-5.843 resistance 5.927-5.967," kata Dennies dalam risetnya.

Informasi saja, IHSG pada perdagangan kemarin berhasil menguat cukup tinggi sebesar 1,87 persen ke level 5.892. Namun, pelaku pasar asing masih tercatat jual bersih di pasar reguler sebesar Rp345,95 miliar. (lav)

Baca Juga :
Sumber:CNN Indonesia
PT Rifan Financindo
 

Senin, 20 Agustus 2018

Gempa Susulan Terus Goyang Lombok Hingga Pagi Hari | Rifanfinancindo

Gempa Susulan Terus Goyang Lombok Hingga Pagi Hari 

Rifanfinancindo -- Wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, masih terus digoyang gempa susulan pascagempa magnitudo 6,9 yang terjadi pada Minggu (19/8) malam.

Gempa susulan terbaru terjadi pukul 08.30 WIB dengan magnitudo 5,2.  Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) mencatat gempa susulan itu berlokasi di 8.27 Lintang Selatan dan 116.73 Bujur Timur atau 32 km TimurLaut, Lombok Timur dengan kedalaman 10 km.

Sebelumnya, BMKG juga mencatat gempa susulan magnitudo 4,8 pada pukul 06.29 WIB. Pusat gempa itu ada di laut, tepatnya 34 km TimurLaut, Lombok Utara dengan kedalaman 10 km.

BMKG sempat mencatat ada 22 gempa susulan hingga Senin (20/8) pukul 01.25 WITA. Namum setelah itu BMKG belum mengeluarkan data resmi jumlah gempa susulan.

Gempa magnitudo 6,9 di Lombok, NTB, pada Minggu malam, disebut sebagai gempa baru dan berbeda dari gempa [dengan] magnitudo 7,0 yang terjadi pada 5 Agustus 2018 lalu.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat dua orang tewas akibat gempa Minggu malam. Korban tewas ada di Lombok Timur dan Sumbawa.
Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan para korban tewas akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

Sementara itu Kementerian Sosial menyebutkan bahwa kerusakan di Lombok Timur semakin parah akibat gempa Minggu malam itu.

Kasubdit Penanganan Korban Bencana Alam Kemensos, Iyan Kusmadiana menuturkan kepada CNNIndonesia.com bahwa banyak rumah roboh akibat gempa itu.
Terkait kondisi para pengungsi, Iyan mengatakan gempa Minggu malam tidak berpengaruh banyak kepada para pengungsi di Lombok Timur.

"Karena sebagian besar warga Lombok Timur sudah jadi pengungsi sebelum gempa terjadi," ujar Iyan.

Dia melanjutkan bahwa Kementerian Sosial bersama sejumlah pihak terkait masih berupaya menyisir sejumlah daerah di Lombok Timur untuk mencari korban yang mungkin terjebak akibat gempa Minggu malam itu. (wis)


Baca Juga :
Sumber:CNN Indonesia
Rifan Financindo