Rifanfinancindo – ‘Game’ Ekonomi Global Sudah di Level Very Hard Nih… – Rifan Financindo Berjangka Palembang: Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Rifanfinancindo – Tahun 2019 bagai permainan video game. Awalnya mudah dan menyenangkan, tetapi semakin lama kok tambah susah…
Kamis, 29 Agustus 2019
Rifanfinancindo - Jelang Pemberlakuan Tarif Baru, Indeks Shanghai Naik Tipis
Foto: Reuters |
Rifanfinancindo - Bursa saham China
ditransaksikan di zona hijau pada perdagangan hari ini. Hingga berita
ini diturunkan, indeks Shanghai menguat 0,11% ke level 2.897,02.
Sementara itu, indeks Hang Seng jatuh 0,22% ke level 25.558,24.
Belum adanya ketegangan lebih lanjut terkait perang dagang AS-China membuat aksi beli dilakukan di bursa saham China.
Namun,
aksi beli tersebut terbatas lantaran dalam waktu dekat, situasinya akan
kembali memanas. Pasalnya, kita semakin dekat ke tanggal 1 September
yang merupakan tanggal penerapan bea masuk baru oleh AS dan China
terhadap produk impor dari masing-masing negara.
Sekedar
mengingatkan, menjelang akhir pekan kemarin China mengumumkan bahwa
pihaknya akan membebankan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai
US$ 75 miliar. Pembebanan bea masuk tersebut akan mulai berlaku efektif
dalam dua waktu, yakni 1 September dan 15 Desember. Bea masuk yang
dikenakan China berkisar antara 5%-10%.
Lebih lanjut, China juga
mengumumkan pengenaan bea masuk senilai 25% terhadap mobil asal pabrikan
AS, serta bea masuk sebesar 5% atas komponen mobil, berlaku efektif
pada 15 Desember. Untuk diketahui, China sebelumnya telah berhenti
membebankan bea masuk tersebut pada bulan April, sebelum kini kembali
mengaktifkannya.
AS pun merespons dengan mengumumkan bahwa per
tanggal 1 Oktober, pihaknya akan menaikkan bea masuk bagi US$ 250 miliar
produk impor asal China, dari yang saat ini sebesar 25% menjadi 30%.
Sementara
itu, bea masuk bagi produk impor asal China lainnya senilai US$ 300
miliar yang akan mulai berlaku pada 1 September (ada beberapa produk
yang pengenaan bea masuknya diundur hingga 15 Desember), akan dinaikkan
menjadi 15% dari rencana sebelumnya yang hanya sebesar 10%.
Pada hari ini, tidak ada data ekonomi yang dijadwalkan dirilis di China dan Hong Kong.(ank/ank)
Sumber : CNBC
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo
Rifanfinancindo - Brexit Makin Kacau, Bursa Tokyo Stagnan
Rifanfinancindo - Brexit Makin Kacau, Bursa Tokyo Stagnan: Rifanfinancindo - Bursa saham Tokyo dibuka hampir tak berubah pada perdagangan hari Kamis (29/8/19). Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran tentang Brexit
Rabu, 28 Agustus 2019
Rifan Financindo - Perang Dagang Berlanjut, China Tegaskan Emoh Nego Dengan AS
Foto: Infografis/ Kronologi perang dagang AS-China belum temukan titik terang/Aristya Rahadian Krisabella |
Rifan Financindo - Klaim bakal ada negosiasi
damai antara Washington dan Beijing sepertinya masih jauh dari
kenyataan. Kali ini, China secara resmi menegaskan, bahwa tidak ada
komunikasi perdamaian antara keduanya, sebagaimana yang diutarakan
Presiden AS Donald Trump awal pekan ini di KTT G7 di Prancis.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang kembali menegaskan bahwa ia tidak mengetahui negaranya melakukan panggilan telepon dengan AS. "Saya belum mendengar situasi ini mengenai dua panggilan yang disebutkan AS pada akhir pekan," katanya pada konferensi pers Selasa (27/8/19).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang kembali menegaskan bahwa ia tidak mengetahui negaranya melakukan panggilan telepon dengan AS. "Saya belum mendengar situasi ini mengenai dua panggilan yang disebutkan AS pada akhir pekan," katanya pada konferensi pers Selasa (27/8/19).
Dalam konferensi pers tersebut, Geng Shuang juga menyatakan China
prihatin dengan langkah AS yang kembali menaikkan tarif impor untuk
barang-barang negaranya. "Menyesal, AS telah semakin meningkatkan tarif
pajak ekspor China ke AS. Tekanan ekstrem ini murni berbahaya bagi kedua
belah pihak dan tidak konstruktif sama sekali," katanya lagi
sebagaimana dilansir CNBC International.
Ia pun berharap pemerintah AS dapat bertindak rasional. "Kami berharap bahwa AS dapat menjaga ketenangan, kembali ke rasionalitas, menghentikan praktik yang salah, dan menciptakan kondisi bagi kedua belah pihak untuk melakukan konsultasi atas dasar saling menghormati, kesetaraan, dan saling menguntungkan," ujarnya lagi.
Ia pun berharap pemerintah AS dapat bertindak rasional. "Kami berharap bahwa AS dapat menjaga ketenangan, kembali ke rasionalitas, menghentikan praktik yang salah, dan menciptakan kondisi bagi kedua belah pihak untuk melakukan konsultasi atas dasar saling menghormati, kesetaraan, dan saling menguntungkan," ujarnya lagi.
Media pemerintah China, Xinhua, juga bersikap tegas terhadap perang
dagang. "China tidak dan tidak akan menyerah," kata Xinhua dalam sebuah
kolom editorial.
Xinhua juga menyebut langkah Trump memerintahkan perusahaan AS agar meninggalkan China sebagai hal yang paling konyol. "Dengan memainkan trik lama bullying dan tekanan maksimum, pemerintah AS telah meningkatkan ketegangan perdagangan berulang kali dan mencoba memaksa China untuk menerima tuntutan irasionalnya," tulis media tersebut.
Perang dagang antara AS-China telah meningkat sejak Jumat pekan lalu, saat Trump mengatakan akan menaikkan bea impor yang ada atas US$ 250 miliar produk China menjadi 30% dari 25% pada 1 Oktober.
Terlebih lagi, tarif atas barang-barang China lainnya senilai US$ 300 miliar, yang mulai berlaku pada 1 September, akan dinaikkan menjadi 15%, bukan 10%.
Hal itu diumumkannya melalui postingan di Twitter setelah beberapa jam sebelumnya China mengumumkan akan mengenakan tarif impor pada US$ 75 miliar barang AS.
Meski demikian, ungkapan Trump yang menyebutkan akan adanya perdamaian sempat membuat ketegangan mereda. Namun sayangnya bantahan China membuat ekonomi dunia kembali labil. (sef/sef)
Xinhua juga menyebut langkah Trump memerintahkan perusahaan AS agar meninggalkan China sebagai hal yang paling konyol. "Dengan memainkan trik lama bullying dan tekanan maksimum, pemerintah AS telah meningkatkan ketegangan perdagangan berulang kali dan mencoba memaksa China untuk menerima tuntutan irasionalnya," tulis media tersebut.
Perang dagang antara AS-China telah meningkat sejak Jumat pekan lalu, saat Trump mengatakan akan menaikkan bea impor yang ada atas US$ 250 miliar produk China menjadi 30% dari 25% pada 1 Oktober.
Terlebih lagi, tarif atas barang-barang China lainnya senilai US$ 300 miliar, yang mulai berlaku pada 1 September, akan dinaikkan menjadi 15%, bukan 10%.
Hal itu diumumkannya melalui postingan di Twitter setelah beberapa jam sebelumnya China mengumumkan akan mengenakan tarif impor pada US$ 75 miliar barang AS.
Meski demikian, ungkapan Trump yang menyebutkan akan adanya perdamaian sempat membuat ketegangan mereda. Namun sayangnya bantahan China membuat ekonomi dunia kembali labil. (sef/sef)
Sumber : CNBC
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo
Rifan Financindo - Investasi di Yen Juga Cuan Gede
Rifan Financindo - Investasi di Yen Juga Cuan Gede: Rifan Financindo - Mata uang yen Jepang kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (27/8/19) kemarin.
Langganan:
Postingan (Atom)