Kamis, 03 Oktober 2019

Rifanfinancindo - 2 Hari Menguat, Akankah Penguatan Harga Emas Berlanjut?

Foto: Cooling Down! Harga Emas Pekan Ini Turun Pekan Ini
Rifanfinancindo - Harga emas dunia di pasar spot melesat naik memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Selasa tadi malam (2/10/19). Isu resesi yang kembali menerpa Negeri Paman Sam membuat emas mendapatkan kembali sinarnya.

Mengacu data Refinitiv, pada pukul 20:34 WIB tadi malam, harga emas diperdagangkan di level US$ 1.497,57/troy ons, menguat 1,28%, berdasarkan data Refinitiv. Sementara pada Selasa pekan ini, logam mulia menguat 0,45%, sehingga dalam 2 hari total emas menguat lebih dari 1,7%. 

Penguatan harga tadi malam  berpeluang lebih besar lagi mengingat perdagangan baru akan berakhir Kamis dini hari, apalagi data tenaga kerja AS yang dirilis tadi malam mengecewakan.

Automatic Data Processing Inc (ADP) melaporkan sepanjang bulan September ekonomi AS menyerap 135.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian. Data tersebut lebih rendah dari bulan Agustus sebanyak 157.000 tenaga kerja.

Data tersebut menunjukkan pasar tenaga kerja AS mengalami perlambatan. Kecemasan akan resesi di AS pun menjadi semakin meningkat setelah Selasa kemarin sektor manufaktur AS mengalami kontraksi yang semakin dalam.

Institute fo Supply Management melaporkan angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS periode September berada di 47,8. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 49,1.

Indeks ini menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawah 50 artinya kontraksi yakni aktivitas sektor manufaktur semakin menyusut, sementara di atas 50 berarti ekspansi atau peningkatan aktivitas.

Kontraksi yang dialami sektor manufaktur AS di bulan September tersebut merupakan yang terdalam sejak satu dekade terakhir, tepatnya sejak Juni 2009 ketika resesi AS 2007-2009 berakhir.  Buruknya data ekonomi AS juga merubah peta probabilitas pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Mantap! Emas Besinar Lagi, Dalam 2 Hari Melesat Naik 1,7%
Grafik: Probabilitas Suku Bunga AS 30 Oktober
Sumber: CME Group
Penurunan suku bunga oleh The Fed bisa berdampak pada melemahnya dolar AS, dan emas akan diuntungkan. Emas adalah komoditas yang dihargai dalam dolar AS. Apabila dolar AS melemah, maka harga emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan naik, dan harga ikut terkerek. (tas/tas)
Sumber : CNBC

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo 

Rabu, 02 Oktober 2019

PT Rifan Financindo - Twitter Diminta Suspend Akun Trump

Twitter Diminta Suspend Akun Trump
Foto: Infografis/ Ini Bukti "Dahsyatnya" Twitter Trump Bagi Pasar Keuangan/Aristya Rahadian Krisabella
PT Rifan Financindo - Twitter diminta menangguhkan akun Presiden AS Donald Trump. Hal ini dipicu rentetan tweet Trump terkait whistleblower yang mengadukan skandalnya dengan Presiden Ukraina, yang dianggap mengancam si pelapor.

"Kicauan Presiden dan perilakunya tentang hal ini adalah bukti dari fakta, bahwa dia menggunakan kekuatannya untuk menjatuhkan orang, bukannya mengangkat orang," kata kandidat presiden dari Partai Demokrat California tahun itu Kamala Harris, dilansir dari CNN Internasional, Rabu (02/10/2019).

"Bahwa sejujurnya akun Twitter-nya harus ditangguhkan. Saya pikir ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa dia tidak bertanggung jawab atas kata-katanya yang akhirnya dapat melukai perasaan orang lain. Dan hak istimewa menggunakan kata-kata dengan cara seperti itu mungkin harus dicabut,".

Ia menolak hal ini adalah upaya mengekang kebebasan berekspresi Trump. Ia pun membantah ini upaya membungkam Trump. Tapi, ia memang merasa perlu ada yang harus disepakati terkait cuitan Trump di Twitter.

"Jika dia tidak menahan diri, maka, mungkin, harus ada mekanisme lain untuk memastikan bahwa kata-katanya tidak melukai siapa pun," katanya.

Sebelumnya, Trump telah menegur whistleblower skandalnya. Dalam serangkaian tweetnya, postingannya pada Senin (30/9/2019) yang menggunakan tagar "#FakeWhistleblower," telah berulang kali menyebut keluhan pelapor sebagai pelapor "palsu."

Bahkan sehari sebelumnya, presiden kontroversial ini mengatakan dia pantas bertemu "penuduhnya". Ia bahkan menuduh siapa pun yang memberikan informasi kepada si pengungkap informasi tentang panggilan teleponnya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merupakan "mata-mata."

Komentar itu mendorong sejumlah pejabat parlemen meminta Trump agar dapat menghentikan "intimidasi saksi". Politisi Partai Republik, Adam Kinzinger juga mengatakan dalam tweet bahwa kata-kata presiden "sangat menjijikkan".

Trump pun dikecam karena mengatakan bakal ada perang saudara bila dia lengser dari Presiden. Ini ditegaskannya dalam Twitter @realDonaldTrump seraya mengutip pembawa acara Fox News Pastor Robert Jeffress, yang menilai pemakzulan pada Trump bisa mengarah pada perang saudara.

"Jika Demokrat berhasil mengeluarkan Presiden dari jabatannya (yang tidak akan pernah terjadi), itu akan menyebabkan pecahnya Perang Sipil di negara ini dari mana Negara kita tidak akan pernah sembuh," kata Mr Trump, mengaitkan kutipan itu dengan Jeffress, sebagaimana dikutip dari CBSNews.

Upaya pemakzulan Trump ditegaskan Kongres AS pada pekan lalu. Skandal Trump dengan pemimpin Ukraina menjadi pemicu.

Skandal Trump dengan pemimpin Ukraina ini terungkap awal pertengahan September lalu. Trump menahan dana bantuan militer untuk Ukraina sebesar US$ 400 juta dan menekan Zelensky menyelidiki Hunter Biden, putra Joe Biden yang akan menjadi pesaing Trump dalam Pemilu Presiden AS 2020. (sef/sef)

Selasa, 01 Oktober 2019

Rifan Financindo - Delisting Perusahaan China Hoaks, Wall Street Semringah

Delisting Perusahaan China Hoaks, Wall Street Semringah
Foto: REUTERS/Andrew Kelly
Rifan Financindo - Saham Wall Street naik pada penutupan perdagangan Senin (30/9/2019). Data China yang baik dan pembicaraan damai perdagangan AS-China yang positif memberi optimisme pada pasar.

Dow Jones naik 0,4% ke 29.916,69. Sedangkan indeks S&P 500 naik 0,5% ke 2.976,71 sementara Nasdaq naik 0,8% ke 7.999,34.

Baik Dow Jones dan S&P 500 berakhir dengan kenaikan moderat sementara Nasdaq sedikit lebih rendah.

Sentimen Wall Street membaik setelah Penasehat Perdagangan AS Peter Navarro membantah laporan bahwa administrasi Trump mempertimbangkan penghapusan China dari bursa saham AS.

"Berita palsu," katanya sebagaimana dilansir dari Reuters.

Kekhawatiran akan delisting perusahaan China dan boikot investasi AS di perusahaan China sempat membuat S&P 500 dan Nasdaq tersungkur di Jumat pekan lalu.

"Gagasan penggunaan banyak ide untuk melihat dampak pada perdagangan adalah sesuatu yang biasa kita terima," kata analis Ladenburg Thalmann Asset Management yang berbasis di New York Phil Blancato. (sef/sef)
Sumber : CNBC

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo

Senin, 30 September 2019

PT Rifan Financindo - Perang Dagang AS vs Uni Eropa di Depan Mata, Kok Bisa?

Perang Dagang AS vs Uni Eropa di Depan Mata, Kok Bisa?
Foto: Reuters
PT Rifan Financindo - Perang dagang sebenarnya bukan hanya terjadi antara Amerika Serikat dan China saja. Ketegangan perdagangan juga terjadi antara AS dan sejumlah negara.

Kali ini, sebagaimana dikutip dari CNBC International, ketegangan AS dan Uni Eropa diprediksi akan meningkat. Ini terkait hasil keputusan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) soal gugatan AS ke perusahaan pembuat pesawat Eropa, Airbus yang rencananya diumumkan di Jenewa, Senin (30/9/2019).

Pemerintah AS menuntut pemerintah Uni Eropa melakukan tindakan curang dengan memberikan subsidi pada Airbus. AS pun memiliki perusahaan pembuat penerbangan, Boeing. 

Jika keputusan WTO tidak mengguntungkan AS, negara adi kuasa itu kemungkinan akan membalas dengan kenaikan tarif. Jika kalah, AS diprediksi akan menaikkan tarif bea masuk hingga 100% pada US$ 7,5 miliar barang Eropa.

Diperkirakan selain pesawat dan suku cadangnya, barang asal Eropa lain seperti sepeda, motor, makanan, minuman, pakaian, logam, dan perhiasan akan terkena imbas. Nilai perdagangan tahunan AS dan Uni Eropa sekitar US$ 11,2 miliar per tahun. 

Permasalahan keduanya sudah berlangsung 15 tahun. Sebelum AS membawa ke WTO, Uni Eropa telah lebih dulu menuduh pemerintah AS memberi subsidi ilegal pada perusahaan pembuat pesawat Boeing.

Kepala Pemasaran atau Comercial Officer Airbus, Christian Scherer mengatakan, aksi saling menggugat itu tidak akan menguntungkan kedua negara.

"Saya tidak berpikir bahwa komunitas kerdigantaraan atau ekosistem di dua negara [AS-Eropa] saling menguntungkan satu sama lain," katanya.

Sementara itu, Eropa kini juga tengah menggodok kenaikkan tarif untuk US$ 20 miliar produk AS. Termasuk pesawat terbang, bahan kimia, produk makanan beku serta buah. (sef/sef)
Sumber : CNBC

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo

Jumat, 27 September 2019

Rifanfinancindo - Makin Cerah, Hasil Nego Perang Dagang Diketok 10 Oktober

Foto: Infografis/ Kronologi perang dagang AS-China belum temukan titik terang/Aristya Rahadian Krisabella
Rifanfinancindo - Negosiasi perang dagang antara AS dan China bakal memasuki babak baru. Setelah dua bulan pasar dihantui peningkatan eskalasi ketegangan perdagangan keduanya akibat saling menaikkan tarif, kali ini upaya damai kedua negara sepertinya akan berbuah manis.

Bahkan, para pejabat yang turut dalam negosiasi perdagangan menegaskan akan ada kesepakatan baru yang dicapai. "Pembicaraan dagang antara China dan AS akan disimpulkan pada 10-11 Oktober nanti di Washington," tulis CNBC International sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Jumat (27/9/2019).

China bakal diwakili Wakil Perdana Menteri Liu He. Liu memang ditunjuk khusus oleh Presiden China Xi jinping untuk berdiskusi dengan AS, termasuk pembelian kedelai dari negara Paman Sam di kantor Presiden AS Donald Trump.

Namun sayangnya, belum ada komentar pasti dari AS. Gedung Putih hanya menegaskan kesepakatan baru akan muncul bulan depan. 

Makin Cerah, Hasil Nego Perang Dagang Diketok 10 Oktober
Foto: Infografis/Saling balas serangan AS VS CHINA/Aristya Rahadian krisabella
 
Sementara itu, Trump dalam pertemuan dengan pemimpin dunia di PBB mengatakan bahwa China memang sangat ini membuat kesepakatan dengan AS. "Bisa saja terjadi, bisa saja terjadi bahkan lebih cepat dari yang kalian pikirkan," katanya kepada reporter.
 
Salah satu pejabat dari Kementerian Perdagangan China menegaskan Beijing tengah mempertimbangkan untuk membeli kedelai dan daging babi AS. Sebelumnya, di Agustus lalu, Beijing sempat menolak masuknya produk pertanian AS ke China. (sef/sef)