Rifan Financindo - PALEMBANG - Harga minyak dunia berakhir
sedikit lebih rendah pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena para pedagang
terus menilai dampak dari kesepakatan awal tentang pemotongan produksi
oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Harga minyak naik sekitar 10 persen dalam lima sesi terakhir setelah OPEC mencapai kesepakatan pada Rabu lalu untuk mengurangi produksi minyak dari 33,24 juta barel per hari menjadi berkisar antara 32,5 juta barel hingga 33 juta barel per hari.
Para menteri minyak OPEC diharapkan akan menuntaskan rincian akhir
dari kesepakatan tersebut di pertemuan organisasi mereka pada 30
November di Wina.
Sementara itu, data persediaan minyak AS juga dalam fokus, yang diharapkan akan dirilis pada Rabu sore. Analis yang disurvei oleh S&P global Platts memperkirakan kenaikan dua juta barel dalam stok minyak mentah untuk pekan yang berakhir 30 September.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun 12 sen menjadi menetap di USD48,81 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember turun dua sen menjadi ditutup pada USD50,87 per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga minyak juga tertekan oleh penguatan dolar AS, karena minyak yang dihargakan dalam greenback membuat harga minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Ketika pound sterling Inggris mencapai tingkat terendah 31 tahun setelah Brexit, dolar AS telah menguat secara tajam, dengan indeks dolar AS naik 0,4 persen menjadi 96,13 pada pukul 18.45 GMT.
(rai)Harga minyak naik sekitar 10 persen dalam lima sesi terakhir setelah OPEC mencapai kesepakatan pada Rabu lalu untuk mengurangi produksi minyak dari 33,24 juta barel per hari menjadi berkisar antara 32,5 juta barel hingga 33 juta barel per hari.
Sementara itu, data persediaan minyak AS juga dalam fokus, yang diharapkan akan dirilis pada Rabu sore. Analis yang disurvei oleh S&P global Platts memperkirakan kenaikan dua juta barel dalam stok minyak mentah untuk pekan yang berakhir 30 September.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun 12 sen menjadi menetap di USD48,81 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember turun dua sen menjadi ditutup pada USD50,87 per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga minyak juga tertekan oleh penguatan dolar AS, karena minyak yang dihargakan dalam greenback membuat harga minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Ketika pound sterling Inggris mencapai tingkat terendah 31 tahun setelah Brexit, dolar AS telah menguat secara tajam, dengan indeks dolar AS naik 0,4 persen menjadi 96,13 pada pukul 18.45 GMT.
Sumber : Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar