PT Rifan Financindo - Palembang - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita
melakukan peninjauan langsung ke Gudang Bulog Jakarta, dalam rangka
melihat beras impor yang didatangkan dari Thailand dan Vietnam.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah
menerbitkan izin importasi beras sebanyak 500.000 ton yang diberikan
kepada Perum Bulog. Namun, beras impor yang akan digunakan untuk
menstabilkan harga, hanya bisa didatangkan sebanyak 281.000 ton hingga
akhir Febuari 2018.
"Kita lihat beras impor masuk benar masuk di gudang sebagai cadangan.
Kapan dikeluarkan nanti pemerintah akan melihatnya," ujar Enggar, di
Gudang Bulog, Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Dalam peninjauannya, Enggar didampingi Ketua Harian Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, Ketua Persatuan Pengusaha
Penggilingan Beras dan Padi (Perpadi) Sukarto Alimoeso.
Dia melanjutkan, dengan kedatangan beras impor ini maka cadangan
beras pemerintah di Bulog akan bertambah. Dengan hal itu, maka ketika
masyarakat kembali membutuhkan beras tersebut siap digelontorkan melalui
mekanisme Operasi Pasar.
"Kita sama Pak Tulus dari YLKI dan Ketua Perpadi melihat beras
ini langsung. Di mana beras ini sebagai buffer stock, kita beras impor
dipakai untuk cadangan," tuturnya.
Sekadar informasi, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan
(Kemendag) telah menerbitkan izin importasi beras sebanyak 500.000 ton
yang diberikan kepada Perum Bulog. Namun, beras impor yang akan
digunakan untuk menstabilkan harga, hanya bisa didatangkan sebanyak
281.000 ton hingga akhir Febuari 2018.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, impor
beras sudah disampaikan kepada Kementerian Koordinator bidang
Perekonomian dan Kementerian Perdagangan. Namun, dari penugasan sebanyak
500.000 ton, Bulog hanya bisa memasukan kurang lebih 281.000 ton.
Ada beberapa penyebab kenapa beras tidak bisa di impor sebanyak
500.000 ton. Pasalnya, dalam waktu sangat pendek, negara ekspor beras ke
Indonesia kesulitan mengumpulkan beras beras.
Selain itu, para eksportir juga butuh waktu untuk mengemas beras
yang sudah dikolekting dan disimpan dalam curah. Setelah itu, eksportir
beras ke Indonesia harus mencari kapal yang cukup untuk mengirimkan
beras tersebut.
Tercatat dari 281 ribu ton yang rencananya diimpor, sudah datang 57 ribu ton beras asal Vietnam.
Sekertaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati mengatakan, selama
Febuari 2018 seluruh beras impor tiba di Jakarta. Di mana dari jumlah
beras impor yang sudah tiba sebanyak 57 ribu ton baru dari Vietnam.
Guna mendatangkan beras impor sendiri, diperkirakan butuh dana
sebesar Rp 3,6 triliun. Dana tersebut setelah menghitung dari mulai
harga beras, bea masuk, asuransi dan beberapa hal lainya yang
diperkirakan Rp7.300.
Jumlah tersebut langsung dikalikan jumlah beras yang diimpor.
Artinya Rp7.300 dikalikan 500.000 ton beras hasilnya sekitar Rp3,6
triliun.
Dana sebesar Rp3,6 triliun nantinya berasal dari kas perseroan. Adapun posisi keuangan kas Bulog saat ini sebesar Rp9,8 triliun.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari kas Bulog dan juga
kreditor. Dimana kreditor yang dimaksud merupakan kreditor resmi dan
bukanlah suplayer.
(mrt)
Sumber : Okezone
PT RIFAN FINANCINDO, PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA (CABANG), RIFAN FINANCINDO, PT RIFAN, RIFANFINANCINDO, RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, RIFAN, PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, PT. RIFAN, RIFAN BERJANGKA, PT. RIFAN FINANCINDO, PT RIFANFINANCINDO, PT RFB, PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA, RFB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar