PT Rifan Financindo - Palembang - Perbedaan data soal produksi beras di
Indonesia meninggalkan cerita. Sebab, perbedaan data ini membuat
kebingungan di masyarakat.
Hal ini berujung pada kebijakan impor beras 500.000 ton yang
dilakukan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan. Namun di sisi
lain, Kementerian Pertanian mengklaim surplus beras.
Menanggapi hal ini, Peneliti Institute for Development of
Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, kegaduhan soal
data produksi beras yang ternyata berbeda merupakan kesalahan fatal.
Dia melihat kesalahan ini sulit dimaafkan sehingga perlu dilakukan
evaluasi total. "Dari situ saya rasa perlu evaluasi total," kata Bhima
di Jakarta, Minggu malam.
Untuk itu, dirinya meminta kegaduhan soal produksi beras diselesaikan agar masyarakat tidak merasa kebingungan soal beras.
"Soalnya selama ini kan kita selalu dibilang surplus untuk berbagai komoditas, misalnya beras," tegas Bhima.
Anggota DPR asal Partai Gerindra Bambang Haryo sebelumnya juga
menilai, pemerintah tidak konsisten dalam mewujudkan swasembada pangan
sebagaimana yang menjadi program Nawacita Presiden Jokowi.
Menurut Bambang, ada beberapa faktor yang membuat Indonesia belum
juga mencapai swasembada. Salah satunya tidak adanya koordinasi antara
Kementrian Pertanian dengan kementrian teknis lainnya.
“Kordinasi kebutuhan pangan Kementan dengan kementrian lain berantakan,” serunya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman sendiri mengaku
telah membongkar sejumlah regulasi yang dianggap dapat menghambat hasil
produksi pertanian yang tentunya akan memberikan kerugian besar bagi
para petani di Indonesia. "Kami sudah membongkar sejumlah regulasi yang
merugikan produksi pertanian," ucapnya.
Salah satu regulasi yang akhirnya harus dibuang karena begitu
memberikan dampak kerugian yang besar bagi petani yakni terkait regulasi
pengadaan pupuk. "Dulu sesuai regulasi, pupuk itu harus ditender 3-4
untuk bisa mendapatkan. Jadi misalnya Januari baru bisa keluar anggaran
sementara usia padi itu sekitar 3 bulan, maka selesai panen baru
pupuknya datang," katanya
(dni)
Sumber : Okezone
PT RIFAN FINANCINDO, PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA (CABANG), RIFAN FINANCINDO, PT RIFAN, RIFANFINANCINDO, RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, RIFAN, PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, PT. RIFAN, RIFAN BERJANGKA, PT. RIFAN FINANCINDO, PT RIFANFINANCINDO, PT RFB, PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA, RFB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar