|
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato) |
Rifan Financindo - Bursa
saham Asia dibuka bervariasi namun cenderung melemah pada perdagangan
Rabu (18/11/2020), merespons pelemahan bursa saham acuan global, Wall
Street Amerika Serikat (AS) pada Selasa (17/11/2020) waktu AS.
Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,59%, Straits
Times Index (STI) di Singapura terpangkas 0,1% dan Shanghai Composite
China turun tipis 0,08%.
Sedangkan indeks KOSPI Korea Selatan dibuka menguat 0,46% dan Hang Seng di Hong Kong naik tipis 0,07%.
Beralih ke barat, bursa saham AS, Wall Street ditutup memerah pada perdagangan Selasa (17/11/2020) waktu setempat (AS).
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 167,09 poin
atau 0,56% menjadi 29.783,35, diikuti S&P 500 turun 17,38 poin atau
0,48% menjadi 3.609,53 dan Nasdaq Composite turun 24,79 poin atau 0,21%
menjadi 11.899,34.
Penurunan bursa saham acuan global tersebut disebabkan karena
adanya lonjakan kasus terjangkit virus corona (Covid-19) di Negeri Paman
Sam, di tengah kabar positif dari beberapa kandidat vaksin virus
Covid-19.
Bos The Fed, Jerome Powell menyoroti perlunya kehati-hatian,
mencatat "tantangan dan ketidakpastian yang signifikan" tentang waktu,
produksi, distribusi, dan kemanjuran vaksin, meski sudah dianggap
berhasil.
"Dengan virus sekarang menyebar dengan kecepatan tinggi,
beberapa bulan ke depan mungkin sangat menantang. Jadi mungkin terlalu
dini untuk mengatakan dengan keyakinan apapun dampak dari vaksin
terhadap jalur ekonomi," kata Powell dalam sebuah diskusi, dikutip dari
AFP.
Data Departemen Perdagangan menunjukkan penjualan ritel pada
Oktober meningkat namun tetap mengecewakan dengan 0,3% dari September
sebelumnya.
Data tersebut menunjukkan perlambatan pertumbuhan di sektor
yang mulai bangkit kembali berkat bantuan besar-besaran dari pemerintah,
membuat konsumen kembali berdatangan untuk berbelanja.
Analis juga mencatat bahwa saham telah meningkat secara signifikan bulan ini, dan dijadwalkan untuk jeda atau mundur.
"Tampaknya pasar tidak benar-benar dalam bahaya untuk
mengembalikan keuntungan serius," kata Peter Cardillo dari Spartan
Capital.
Data penjualan ritel tersebut juga jauh berbalik dari proyeksi analis dalam polling Dow Jones yang memperkirakan pertumbuhan 0,5%.
"Wajar jika pasar perlu tarik nafas terlebih dahulu, dan rilis
penjulan ritel yang cukup mengecewakan memfasilitasi itu," tutur Chris
Larkin, Direktur Pelaksana E-Trade, sebagaimana dikutip CNBC International.
Sementara itu, di kawasan Asia sendiri, data ekonomi yang telah
dirilis hari ini adalah data neraca perdagangan Jepang dan data
ekspor-impor Jepang untuk periode Oktober 2020.
Melansir data dari Trading Economics, ekspor Negeri
Sakura tersebut mulai tumbuh menjadi -0,2%. Walaupun masih di zona
negatif, namun angka ini lebih baik dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang berada di angka -4,9%.
Sedangkan impor Negeri Sakura juga tumbuh di zona negatif, yakni menjadi -13,3% dari sebelumnya -17,4%.
Adapun neraca perdagangan Jepang mengalami surplus, yakni menjadi ¥ 872,9 miliar dari sebelumnya sebesar ¥ 687,8 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan