Foto: Petugas menunjukkan emas batangan di sebuah gerai emas di Pegadaian, Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
Rifan Financindo - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, naik pada perdagangan Senin (21/12/2020), setelah melesat pada pekan lalu. Satuan 1 gram, kini kembali mendekati level Rp 1 juta/batang. Kenaikan harga emas Antam berpotensi berlanjut menuju akhir tahun 2020, sebab harga emas dunia sedang menanjak.
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas batangan satuan 1 gram naik 0,62% ke Rp 976.000/batang. Sepanjang pekan lalu, satuan 1 gram sudah melesat 1,7%.
Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 91.812.000/batang atau Rp 918.120/gram, naik 0,66% dibandingkan harga Sabtu pekan lalu.
Sepanjang pekan lalu harga emas dunia melesat 2,26%, dan berlanjut lagi pagi ini menguat 0,8% ke US$ 1.985,74/troy ons. Bahkan sebelumnya sempat nyaris melewati level US$ 1.900/troy ons.
Potensi berlanjutnya kenaikan emas terlihat dari hasil survei terbaru dari Kitco yang mayoritas memberikan pandangan bullish (tren naik) pekan depan.
Survei yang dilakukan terhadap 14 analis di Wall Street menunjukkan 11 orang atau 79% memberikan pandangan bullish, 2 orang atau 14% memberikan pandangan netral, dan hanya 1 orang atau 7% yang melihat emas bearish (tren menurun).
Sementara itu, survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dengan 1.048 responden menunjukkan 75% memberikan pandangan bullish, 14% bearish dan 11% netral.
Artinya, sentimen analis dan pelaku pasar sangat bullish untuk pekan depan, sehingga peluang berlanjutnya penguatan terbuka lebar, bahkan tidak menutup kemungkinan kembali mendekati ke level US$ 2.000/troy ons. Sebab, menjelang libur Natal dan Tahun Baru, volume perdagangan akan lebih rendah dari biasanya, dan dapat memicu volatilitas tinggi. Artinya harga emas akan naik atau turun kencang dalam waktu yang singkat.
Apalagi, stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) sudah akan cair. Stimulus fiskal, serta stimulus moneter merupakan "bahan bakar" bagi emas untuk menguat.
Kongres AS telah mengatasi perbedaan politik mengenai kesepakatan stimulus senilai US$ 900 miliar. yang memasukkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai US$ 600 per orang.
Paket tersebut juga memasukkan bantuan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) senilai US$ 300 miliar dan tambahan dana klaim tunjangan pengangguran senilai US$ 300 per pekan, yang saat ini dinikmati 12 juta orang pengangguran.
Proposal stimulus tersebut akan di-voting paling cepat pada Minggu malam waktu AS, artinya Senin pagi waktu Indonesia.
"Kita akan melihat pergerakan liar beberapa pekan ke depan, tetapi
fundamental bullish emas masih tetap ada. Faktor yang akan membawa emas
menguat lagi di tahun 2021 tidak akan hilang," kata Ole Hansen, kepala
strategi komoditas di Saxo Bank.
Stimulus moneter dan fiskal di
AS akan menjadi pemicu penguatan emas di tahun depan. Dengan stimulus
tersebut, jumlah mata uang yang beredar akan meningkat, dan memicu
inflasi. Emas secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai
terhadap inflasi, sehingga permintaannya akan meningkat.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar