oto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
PT Rifan Financindo Berjangka - Menteri Luar Negeri RI
Retno Lestari Priansari Marsudi memberi pesan khusus ke Uni Eropa (UE)
dalam Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN dan Uni Eropa ke-23. Ia mendesak
UE untuk memperlakukan minyak kelapa sawit secara adil. Hal ini
disampaikan Retno
"(Ini) ada permintaan yang wajar. Indonesia
tidak mengorbankan kelestarian lingkungan hanya untuk mengejar
pembangunan ekonomi," tegas Retno dalam pertemuan yang diselenggarakan
secara virtual, dikutip Rabu (2/12/2020).
Permintaan Retno ini menindaklanjuti aturan pelaksanaan (delegated act) atas Renewable Energy Directive (RED II) yang sempat diloloskan Komisi UE pada Maret 2019 lalu.
Dalam
dokumen tersebut, Komisi UE menyimpulkan kelapa sawit mengakibatkan
deforestasi besar-besaran secara global dan berencana menghapus secara
bertahap penggunaan kelapa sawit hingga 0% pada tahun 2030.
Maka,
dalam meningkatkan dan menjembatani kebijakan yang lebih baik terhadap
industri kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,
disepakati dibentuk Joint Working Group (JWG) yang membahas minyak
nabati dalam konteks berimbang dengan kelapa sawit.
"Saya menyambut baik rencana penyelenggaraan pertemuan pertama JWG tersebut pada bulan Januari 2021," ujar Retno.
Indonesia
menekankan bahwa kemitraan ASEAN dan EU ke depan perlu terus menjunjung
prinsip saling menguntungkan bagi kedua kawasan. Termasuk setara dan
non diskriminatif untuk dapat membangun peningkatan kemitraan ASEAN
dengan UE yang strategis.
Sebelumnya Retno menjabarkan, jika
dibandingkan dengan minyak nabati lain yang menggunakan lahan 278 juta
hektar, kelapa sawit hanya menggunakan 17 juta hektar. Penggunaan lahan
kelapa sawit memiliki hasil yang efektif dibandingkan minyak nabati
lainnya.
Tak hanya itu, Retno juga menyampaikan bahwa Asia
Tenggara merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar, menyumbang
89% produksi dunia. Minyak kelapa sawit memegang peran penting dalam
meraih Target Pembangunan Berkelanjutan/SDGs.
Industri ini juga
sudah menyediakan 26 lapangan pekerjaan. Lebih dari 40% perkebunan sawit
dikelola oleh petani kecil di ASEAN. Di Indonesia, industri ini telah
menekan angka kemiskinan sebesar 10 juta dan berkontribusi pada devisa
sebesar US$ 23 miliar atau sekitar Rp 326,2 triliun (asumsi Rp
14.186/US$) pada tahun 2019.
Indonesia menekankan bahwa pemulihan
ekonomi pasca pandemi dalam konteks perlindungan lingkungan hidup
menjadi kepentingan dan komitmen bersama. Minyak sawit yang ramah
lingkungan adalah bagian komitmen Indonesia, dan Uni Eropa perlu
menerapkan prinsip keadilan dalam isu ini.
Di ASEAN, komoditas
ini mendukung pencapaian target pembangunan berkelanjutan yang mendorong
lapangan pekerjaan bagi 26 juta orang dengan 40% perkebunan sawit
dikelola oleh petani kecil. Industri sawit sendiri bernilai US$ 19
miliar (Rp 269 triliun).
Pertemuan yang dihadiri 10 menlu ASEAN
dan 23 menlu dari negara-negara Uni Eropa juga menegaskan komitmen
bersama untuk mendorong prinsip multilateralisme dalam pengadaan vaksin,
peningkatan perdagangan kedua kawasan, pemulihan ekonomi dan
perlindungan lingkungan hidup.
Mereka juga membahas berbagai
tindak lanjut dari pending issues dalam kemitraan antara lain finalisasi
pembahasan menuju negosiasi FTA, finalisasi Comprehensive Air Transport
Agreement (CATA), dan implementasi dari Plan of Action 2018-2022, serta
implementasi Joint Statement on Connectivity.
Menurut laporan
Kementerian Luar Negeri RI, hasil dari pertemuan ini mencakup
kesepakatan kedua pihak untuk meningkatkan kemitraan ASEAN-Uni Eropa
menjadi kemitraan strategis, dalam rangka peningkatan hubungan dan kerja
sama di berbagai bidang.
Pertemuan ini juga menghasilkan dua
outcome document, yaitu ASEAN-EU Joint Ministerial Statement on
Connectivity, serta Co-Chair's press release.
(sef/sef)
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar