Rifan Financindo - PALEMBANG - Harga
minyak dunia terus menguat pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena para
investor terus menyoroti penarikan persediaan minyak mentah AS yang
lebih besar dari perkiraan.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas
Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik USD0,50 menjadi menetap di
USD47,83 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk
pengiriman Juli, bertambah USD0,55 menjadi ditutup pada USD50,77 per
barel di London ICE Futures Exchange.
Persediaan minyak mentah AS turun sebesar 5,2 juta barel pekan
lalu, mencatat penurunan satu minggu terbesar dalam persediaan AS sejauh
tahun ini, Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan pada Rabu (10/5).
Sementara itu, Irak dan Aljazair dilaporkan pada Kamis (11/5)
mengatakan bahwa mereka mendukung perpanjangan kesepakatan pemotongan
produksi minyak mentah.
Sebagian besar analis memperkirakan Organisasi Negara-negara
Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen minyak non-OPEC akan memperpanjang
kesepakatan sampai setidaknya akhir tahun, ketika mereka bertemu pada
25 Mei di Wina.
Di sisi lain, OPEC pada Kamis (11/5) melihat adanya tekanan dari
peningkatan pasokan minyak mentah AS, sementara kartel tersebut sedang
berusaha menyeimbangkan kembali pasar minyak dengan memotong produksi
minyak.
"Tekanan terus terjadi dari ketidakseimbangan bearish dalam
kondisi-kondisi pasar minyak, akibat kenaikan pasokan minyak mentah AS
dan penarikan persediaan yang lebih rendah dari yang diperkirakan," OPEC
mengatakan dalam laporan bulanannya.
OPEC mencatat harga minyak berada di bawah tekanan dari pasokan
yang lebih tinggi dan penyeimbangan kembali pasar yang lebih lambat dari
perkiraan.
OPEC memutuskan untuk memangkas produksi minyak pada musim dingin
lalu dalam kerja sama dengan produsen-produsen minyak lainnya untuk
meningkatkan harga minyak yang lemah.
Namun demikian, pemotongan produksi itu tampaknya memiliki dampak
terbatas pada harga minyak, karena AS terus meningkatkan produksi
minyaknya, terutama produksi minyak serpih.
Kartel juga meningkatkan estimasi produksi minyak dari
produsen-produsen non-OPEC, memperkirakan produksi dari para pesaingnya
akan meningkat sebesar 950.000 barel per hari pada 2017, jauh lebih
tinggi dari perkiraan sebelumnya 370.000 barel.
Anggota OPEC akan bertemu bulan ini di Wina untuk memutuskan
apakah kartel tersebut akan memperpanjang pemotongan produksi minyak
mentah mereka.
(dni)
Sumber : Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar