Foto: Dok Freepik |
PT Rifan Financindo Palembang - Harga emas global masih melanjutkan penguatan yang dimulai sejak kemarin seiring dengan tingkat
inflasi Amerika Serikat (AS) yang rendah. Rendahnya inflasi membuat
peluang bank sentral (The Federal Reserves/The Fed) untuk menurunkan
suku bunga semakin besar.
Pada perdagangan Rabu (13/5/2019) pukul 10:30 WIB, harga emas kontrak
pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) naik
0,13% ke posisi US$ 1.338,5/troy ounce. Adapun harga emas di pasar spot
naik 0,23% menjadi US$ 1.336,26/troy ounce pada waktu yang sama.
Kemarin harga emas COMEX dan spot juga menguat masing-masing sebesar 0,42% dan 0,49%.
Tingkat inflasi AS pada bulan Mei yang hanya sebesar 0,1% MoM atau
1,8% YoY membuat pelaku pasar semakin yakin bahwa The Fed bisa saja
menurunkan suku bunga acuan (Federal Fund Rate/FFR) dalam waktu dekat.
Pasalnya, inflasi Mei tercatat lebih lambat dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 0,3% Mom atau 1,9% YoY. Perlambatan inflasi dapat mencerminkan permintaan konsumen yang lesu, sehingga pelaku usaha kesulitan untuk menaikkan harga.
Bila benar suku bunga acuan The Fed turun, bahkan dalam waktu dekat, maka kemungkinan besar nilai aset-aset yang berbasis dolar akan terkoreksi. Apalagi, enam hari lagi komite penentu kebijakan The Fed (FOMC) akan kembali menggelar rapat, yang bisa saja mengumumkan penurunan suku bunga saat itu.
Alhasil investor cenderung untuk mengalihkan asetnya ke bentuk safe haven selain dolar AS, yang mana emas merupakan salah satunya.
Selain itu pada hari ini, nilai Dollar Index (yang menyatakan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia masih tercatat melemah 0,09%. Harga emas pun jadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Investor pun makin tergoda untuk banyak-banyak mengoleksi emas.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/taa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar