Rifanfinancindo -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.830 per dolar Amerika
Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Senin (17/9). Posisi ini
melemah 24 poin atau 0,16 persen dibanding posisi akhir pekan lalu
Rp14.806 per dolar AS.
Sejalan dengan rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia turut melemah. Won Korea Selatan melemah 0,7 persen, peso Filipina minus 0,37 persen, renminbi China minus 0,07 persen, dolar Singapura minus 0,02 persen, baht Thailand minus 0,02 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,01 persen.
Hanya yen Jepang dan ringgit Malaysia yang menguat di hadapan dolar AS, masing-masing 0,02 persen dan 0,15 persen.
Sejalan dengan rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia turut melemah. Won Korea Selatan melemah 0,7 persen, peso Filipina minus 0,37 persen, renminbi China minus 0,07 persen, dolar Singapura minus 0,02 persen, baht Thailand minus 0,02 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,01 persen.
Hanya yen Jepang dan ringgit Malaysia yang menguat di hadapan dolar AS, masing-masing 0,02 persen dan 0,15 persen.
Sebaliknya, mata uang utama negara maju justru mayoritas menguat
dari dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,07 persen, rubel Rusia
0,07 persen, euro Eropa 0,09 persen, dan franc Swiss 0,13 persen.
Sementara dolar Australia stagnan, sedangkan dolar Kanada melemah 0,03 persen dari dolar AS.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada melihat rupiah tetap berpeluang bersandar di zona hijau pada sore nanti, meski masih ada potensi tekanan dari eksternal. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp14.790-14.825 per dolar AS.
"Rilis kenaikan penjualan ritel AS dapat berpotensi memberikan
sentimen positif pada dolar AS, yang dibarengi dengan kenaikan imbal
hasil obligasi AS," ucap Reza, Senin (17/9).
Penjualan ritel AS naik 0,1 persen secara bulanan pada Juli 2018. Meski masih tumbuh, sejatinya pertumbuhan itu melambat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Penjualan ritel hanya tumbuh minim karena ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan peningkatan penjualan kendaraan bermotor serta pakaian.(uli/lav)
Sementara dolar Australia stagnan, sedangkan dolar Kanada melemah 0,03 persen dari dolar AS.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada melihat rupiah tetap berpeluang bersandar di zona hijau pada sore nanti, meski masih ada potensi tekanan dari eksternal. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp14.790-14.825 per dolar AS.
Penjualan ritel AS naik 0,1 persen secara bulanan pada Juli 2018. Meski masih tumbuh, sejatinya pertumbuhan itu melambat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Penjualan ritel hanya tumbuh minim karena ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan peningkatan penjualan kendaraan bermotor serta pakaian.(uli/lav)
Info Lowongan Kerja
Sumber : CNN Indonesia
Sumber : CNN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar