Rifan Financindo - PALEMBANG - Harga
minyak dunia kembali mengalami penurunan. Jatuhnya harga minyak dunia
karena investor masih khawatir tentang kelebihan pasokan global
membebani pasar.
Perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes melaporkan, kenaikan
produksi minyak mentah AS terus membebani sentimen para investor. Jumlah
rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS meningkat selama 22
minggu berturut-turut, mencatat kenaikan beruntun terpanjang dalam tiga
dekade.
Harga minyak juga mendapat tekanan dari produksi produsen-produsen
lainnya. Produksi minyak Libya telah meningkat lebih dari 50.000 barel
per hari menjadi 885.000 barel per hari, setelah perusahaan minyak
negara tersebut menyelesaikan perselisihan dengan Wintershall Jerman.
Analis mengatakan bahwa kenaikan produksi minyak mentah telah mengambil alih sebuah inisiatif yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mendukung pasar dengan memangkas produksi mereka.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun USD0,54 menjadi menetap di USD44,20 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, turun USD0,46 menjadi ditutup pada USD46,91 per barel di London ICE Futures Exchange.
Analis mengatakan bahwa kenaikan produksi minyak mentah telah mengambil alih sebuah inisiatif yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mendukung pasar dengan memangkas produksi mereka.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun USD0,54 menjadi menetap di USD44,20 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, turun USD0,46 menjadi ditutup pada USD46,91 per barel di London ICE Futures Exchange.
(kmj)
Sumber : Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar