Rifanfinancindo - PALEMBANG - Kamar
Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meyakini pemerintah melalui Bank
Indonesia (BI) dapat mengantisipasi gejolak kebijakan moneter dunia,
salah satunya kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang dilakukan The Fed.
Pengusaha optimis kenaikan FFR tidak melemahkan mata uang Rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, sebenarnya
kenaikan suku bunga The Fed sudah bisa diantisipasi, malah pemerintah
melihat hal tersebut tidak seagresif yang diperkirakan oleh analis.
"Dan kita pun melihat walaupun ada kenaikan suku bunga, tapi BI tetap menahan. Kita ngelihatnya
BI punya keyakinan dengan suku bunga ini, Rupiah kita fundamentalnya
tetap kuat. Tidak terjadi kemunduran terhadap mata uang kita," kata dia
dalam acara open house di kediamannya, Jalan Kemang Timur, Jakarta, Senin (26/6/2017).
Menurut Rosan, dampak terbesar kenaikan suku bunga The Fed pada
Rupiah. Tapi apa yang dilakukan The Fed ternyata tidak membuat mata uang
Garuda melemah.
"Mata uang kita tetap kuat seharusnya tidak akan ada kenaikan
yang signifikan, kecuali itu berdampak pada kenaikan suku bunga di luar
yang akan berdampak pada usaha-usaha kita yang mempunyai landing. Jadi apabila tidak dalam posisi hedging, akan kena dampaknya," ujarnya.
Asal tahu saja, beberapa waktu lalu The Fed menaikan tingkat suku
bunga sebesar 0,25% menjadi 1%-1,25%. Diramalkan akan adanya kenaikan
suku bunga satu kali lagi tahun ini.
(mrt)
Sumber : Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar