 |
| Foto: Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
PT Rifan - Lonjakan kasus penyakit
akibat virus corona (Covid-19) secara global membuat sentimen pelaku
pasar campur aduk. Hal tersebut berdampak pada tingginya volatilitas
emas dunia, dan banyak komentar-komentar positif mengenai logam mulia
ini. Namun, harga emas Antam justru stagnan pada hari ini, Jumat
(23/7/2021).
Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini dijual Rp
946.000/batang untuk ukuran atau berat 1 gram, sama dengan harga jual
kemarin.
PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000
gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian
tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.
Berikut harga emas berdasarkan data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com.
| Berat |
Harga Dasar |
Harga NPWP (+Pajak 0.45%) |
Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%) |
| 0.5 gr |
523,000 |
525,000 |
527,000 |
| 1 gr |
946,000 |
950,000 |
954,000 |
| 2 gr |
1,832,000 |
1,840,000 |
1,848,000 |
| 3 gr |
2,723,000 |
2,735,000 |
2,747,000 |
| 5 gr |
4,505,000 |
4,525,000 |
4,545,000 |
| 10 gr |
8,955,000 |
8,995,000 |
9,035,000 |
| 25 gr |
22,262,000 |
22,362,000 |
22,462,000 |
| 50 gr |
44,445,000 |
44,645,000 |
44,845,000 |
| 100 gr |
88,812,000 |
89,211,000 |
89,611,000 |
| 250 gr |
221,765,000 |
222,762,000 |
223,760,000 |
| 500 gr |
443,320,000 |
445,314,000 |
447,309,000 |
| 1000 gr |
886,600,000 |
890,589,000 |
894,579,000 |
Harga emas dunia pada perdagangan Kamis kemarin naik 0,19% ke US$
1.806,68/troy ons, setelah sebelumnya sempat turun 0,67%, melansir data
Refinitiv. Pergerakan tersebut mengesahkan emas bergerak volatil di
pekan ini, tetapi di penutupan perdagangan justru melemah atau menguat
tipis-tipis saja.
Meski demikian masih banyak yang memandang positif terhadap emas,
khususnya dengan kondisi ekonomi dan pasar finansial global saat ini.
Lonjakan kasus Covid-19 secara global membuat prospek pertumbuhan
ekonomi semakin meredup lagi.
Amerika Serikat (AS) juga mengalami lonjakan kasus Covid-19, dan
kemarin data yang dirilis menunjukkan pengajuan klaim tunjangan
pengangguran naik ke level tertinggi dalam dua bulan terakhir. Kenaikan
yang sedikit mengejutkan pelaku pasar.
Alhasil, yield obligasi (Terasury) AS kembali turun. Ketika yield
Treasury turun, artinya pelaku pasar kurang optimistis menatap
perekonomian, dan lebih memilih bermain aman. Investasi dialihkan ke
Treasury. Bahkan dengan riil return yang negatif, sebab inflasi yang
tinggi di AS, Treasury tetap menjadi pilihan.
Penurunan yield tersebut dan riil return yang negatif akan menguntungkan bagi emas.
"Suku bunga negatif cukup dalam, yang menunjukkan inflasi tinggi
sementara suku bunga rendah, dan tidak mungkin The Fed (bank sentral AS)
akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, jadi investor seharusnya
sadar perlu memiliki emas," kata Michael Matousek, kepala trader di
Global Investor, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (23/7/2021).
Hal senada juga diungkapkan Edward Moya, analis pasar dari OANDA,
yang melihat kebijakan suku bunga rendah The Fed dan bank sentral Eropa
(European Central Bank/ECB) akan berdampak positif bagi emas dalam
jangka panjang.
"Baik The Fed dan ECB seirama memproyeksikan suku bunga rendah dalam
waktu yang lebih lama, dan itu seharusnya berdampak positif bagi emas
untuk jangka panjang," kata Moya sebagaimana dilansir CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan