Senin, 31 Agustus 2020

Dolar AS 'Sakit Keras', Rupiah Jaya di Bawah Rp 14.600/US$!

foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
PT Rifan - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Mata Uang Negeri Paman Sam sedang 'sakit keras' akibat kebijakan baru bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).

Pada Senin (31/8/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.500 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,79% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Seiring perjalanan, penguatan rupiah menipis. Pada pukul 09:13 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.540 di mana rupiah menguat 0,51%.

Rupiah tengah berada dalam tren penguatan. Pekan lalu, rupiah menguat tajam 1,05% di hadapan greenback. Sepekan sebelumnya, meski rupiah hanya diperdagangkan dua hari di pasar spot, tetapi masih bisa menguat.


Rupiah mampu memanfaatkan kondisi dolar AS yang sedang tertekan. Pada pukul 07:55 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,11%.

Dalam sepekan terakhir, Dollar Index terkoreksi 1,11% dan dalam sebulan ke belakang pelemahannya mencapai 1,16%. Lebih parah dari, indeks ini ambles 5,69% dalam tiga bulan terakhir.


Suku Bunga Rendah, Dolar AS Tak Seksi Lagi
 
Dolar AS menderita akibat perubahan kebijakan The Fed. Pekan lalu, Ketua Jerome 'Jay' Powell mengumumkan perubahan target inflasi dari 2% dalam jangka menengah menjadi rata-rata 2% dalam jangka menengah. Artinya, The Fed akan memberi toleransi inflasi rendah sepanjang secara rerata bisa menyentuh 2%.

Perubahan ini dilakukan untuk merespons dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang sepertinya bakal terus terasa selama beberapa waktu ke depan. Pandemi virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini membuat aktivitas ekonomi turun drastis, baik di sisi produksi maupun permintaan.

"Risiko ke bawah terhadap inflasi dan pasar tenaga kerja meningkat. Perubahan ini mencerminkan niat kami untuk mewujudkan pasar tenaga kerja yang kuat tanpa perlu khawatir terhadap percepatan laju inflasi," sebut Powell, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

Well, sepertinya target inflasi yang dipatok 2% memang sudah kurang relevan. Selama lima tahun terakhir, hanya empat bulan inflasi (yang diukur dari Personal Consumption Expenditure/PCE inti) menyentuh 2%.


Melalui pendekatan ini, pelaku pasar meyakini bahwa suku bunga akan tetap rendah untuk beberapa waktu ke depan. Plus berbagai kebijakan lain untuk mendongrak pertumbuhan ekonomi tanpa harus mencemaskan risiko inflasi.

ini menjadi sentimen negatif buat dolar AS. Suku bunga rendah berarti berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap) menjadi minim imbal hasil.

"Ketika bank sentral lain mulai melakukan pengetatan, The Fed mungkin akan tertinggal. Perbedaan suku bunga tidak berpihak kepada dolar AS. Jadi dalam jangka menengah-panjang, ini akan menjadi sentimen negatif bagi greenback," kata Edward Moya, Senior Market Analyst OANDA, seperti dikutip dari Reuters.

Tanpa pemanis berupa cuan, investor agak menghindar dari aset-aset berbasis dolar AS. Permintaan akan mata uang ini pun berkurang sehingga nilainya melemah. Saat dolar AS lesu, rupiah dan mata uang lainnya bisa melaju.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
 
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 28 Agustus 2020

Jerome Powell Hijaukan Asia, Tapi IHSG Kurang Bertenaga!

FILE - In this Nov. 25, 2019, file photo Federal Reserve Board Chair Jerome Powell addresses a round table discussion during a visit to Silver Lane Elementary School, in East Hartford, Conn. On Wednesday, Dec. 11, the Federal Reserve issues a statement and economic projections, followed by a news conference with Powell. (AP Photo/Steven Senne)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Steven Senne)
PT Rifan Financindo Berjangka - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan Jumat (28/8/20) dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,07% di level 5.375,05. Selang 18 menit IHSG masih hijau tipis sebesar 0,03% di level 5.372,57.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 126 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 1,2 triliun.


Selanjutnya bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau hijau. Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,60%, Nikkei di Jepang terapresiasi 0,35%sedangkan Indeks STI di Singapura naik 1,43%.


Beralih ke bursa efek acuan dunia negeri Paman Sam, bursa Wall Street ditutup bervariatif pada penutupan Kamis (27/8/20) waktu setempat. Dow Jones terapresiasi 0,57%, S&P 200 naik 0,17%, akan tetapi Indeks Nasdaq terpeleset 0,34% setelah pidato pidato di forum Jackson Hole, oleh Gubernur The Fed Jerome Powell.

Pada pidato yang tahun ini terpaksa diadakan secara virtual akibat pandemi corona ini, Powell mengumumkan kebijakan inflasi yang sudah dinanti-nati yakni kebijakan inflasi menengah, dimana bank sentral negeri Paman Sam ini akan mengijinkan tingkat inflasi berada di atas 2%.

Ketika inflasi berada di bawah angka 2% selama periode waktu tertentu, bank sentral akan mengintervensi dengan berbagai kebijakan moneter. Dalam perubahan terbaru ini The Fed juga memberi sinyal dari pemikiran lamanya dimana ketatnya tingkat tenaga kerja akan memicu laju inflasi.

"Tingkat tenaga kerja bisa berada pada level kapasitas maksimumnya atau bahkan di atasnya tanpa mengganggu, kecuali ketika tingkat tenaga kerja ini sudah mulai memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap inflasi," ujar pria sang akrab disapa Jay.

Pidato Powell ditambah kabar positif mengenai perkembangan vaksin dan penurunan laju konfirmasi pasien positif corona harian berhasil menghijaukan Indeks Dow Jones.


TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/trp)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 27 Agustus 2020

Powell Jadi Kunci Penentu Gerak Arah Bursa Saham RI

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
PT Rifan Financindo - Bursa saham domestik diperkirakan masih akan berada di teritori positif pada perdagangan hari ini. Sejumlah katalis positif seperti penantian stimulus moneter lanjutan dari The Fed dan menguatnya bursa global sebagai respons dari pengembangan vaksin virus Corona, disambut positif pelaku pasar.

Pada perdagangan Rabu kemarin (26/8/2020), Indeks Harga Saham Gabungan ditutup di zona hijau dengan penguatan sebesar 0,02% ke level 5.340,32 poin.

Dalam risetnya, Erdhika Sekuritas mencermati, pergerakan IHSG hari ini diperkirakan akan cenderung bergerak konsolidasi pada rentang 5.260 - 5.370.

Pasar akan merespons tanggapan dari Gubernur The Fed, Jerome Powell yang akan menyampaikan Review Kerangka Kebijakan Moneter Tahunan.

"Powell diekspektasikan akan terus memberikan stimulus moneter untuk membantu ekonomi AS dari pandemi Covid-19," tulis Erdhika Sekuritas, Kamis (27/8/2020).

Namun di sisi lain, PT Valbury Sekuritas juga menyebut ada sentimen yang harus diwaspadai pasar mengenai sinyal resesi ekonomi Indonesia.

Pasalnya, Kementerian Keuangan memprediksi, pada kuartal III-2020 ekonomi Indonesia berada di kisaran 0% hingga minus 2%. Hal ini bisa menjadi sinyal resesi di Indonesia.

"Pandemi virus covid-19 masih akan menekan ekonomi Indonesia. Adapun risiko tekanan pada pasar keuangan belum pulih serta proyeksi pada tahun 2020 bisa minus 1,1% hingga 0%," urai Valbury.

Sementara itu, Reliance Sekuritas juga mencermati tren menguatnya bursa saham indeks MSCI All-Country World Index naik 0,4% menjadi 581,11, melampaui level tertinggi sebelumnya dari Februari.

"Penguatan tersebut merespons adanya kemajuan pembicaraan perdagangan antara AS-China dan harapan untuk pengembangan vaksin melawan virus corona baru. Hal ini, memicu minat investor untuk membeli saham," tulis Reliance Sekuritas. (hps/hps)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 26 Agustus 2020

Pasar Menaruh Harapan ke The Fed, Bursa AS Cetak Rekor Lagi

Wall Street. - Bloomberg
Wall Street. - Bloomberg

Rifan Financindo - Bursa AS naik ke level tertinggi sepanjang masa untuk hari ketiga seiring dengan langkah investor yang memprediksi Federal Reserve untuk tetap akomodatif ketika ekonomi pulih dari pandemi virus corona.

Pada penutupan perdagangan Selasa (25/8/2020), Dow Jones turun 0,21 persen menjadi 28.248,44, S&P 500 Index naik 0,36 persen ke 3.443,62, dan Nasdaq Composite Index menanjak 0,76 persen menuju 11.466,47.

Mengutip Bloomberg, S&P 500 dan Nasdaq Composite mencatatkan rekor tertinggi baru, dengan Facebook Inc. menguat setelah meluncurkan serangkaian inovasi untuk memperluas belanja di platform media sosialnya.

Dow Jones Industrial Average turun untuk pertama kalinya dalam empat hari. Saham Salesforce.com Inc. melonjak 10 persen setelah penutupan perdagangan reguler setelah meningkatkan prospek pendapatannya. Imbal hasil obligasi meningkat dan dolar melemah.

“Ini sangat luar biasa, perdagangan berisiko, selama beberapa bulan terakhir,” kata Michael Reynolds, pejabat strategi investasi di Glenmede Trust Co. “Sepertinya hari yang baik karena kita duduk di dekat titik tertinggi sepanjang masa.”

Minyak naik karena para pedagang mengamati Badai Tropis Laura, yang diperkirakan akan menguat menjadi badai sebelum membuat pendaratan akhir pekan ini. Harga bensin AS naik ke level tertinggi sejak Maret karena kekhawatiran atas kemungkinan kekurangan bahan bakar.

Selain geopolitik dan kepercayaan bisnis, investor fokus pada kemajuan vaksin karena ekonomi global dibuka kembali di tengah wabah baru virus. Moderna Inc. mengatakan sudah hampir mencapai kesepakatan untuk memasok setidaknya 80 juta dosis vaksin ke Uni Eropa.

"Pola yang kami pantau tampaknya adalah kejelasan vaksin. Pasalnya, semua sektor ekonomi terpukul karena Anda tidak bisa berkumpul," kata Mike Bailey, direktur penelitian di FBB Capital Partners.

Pedagang juga menunggu pidato Ketua Fed Jerome Powell pada hari Kamis tentang tinjauan kerangka kebijakan moneter yang telah lama ditunggu. Fed telah berfokus pada strategi inflasi baru.

"Jika Anda berpikir tentang apa yang mendorong pasar, itu sebenarnya adalah laju pemulihan dan terutama kelipatannya telah meluas karena kebijakan moneter yang sangat longgar," kata Troy Gayeski, co-chief investment officer SkyBridge Capital, kepada Bloomberg TV. (haf/haf)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 25 Agustus 2020

Ramai Kabar Baik, Wall Street Rekor Cetar Membahana Badai!

Founder and CEO of Zuora, Tien Tzuo, takes part in the company's IPO on the floor of the New York Stock Exchange shortly after the opening bell in New York, U.S., April 12, 2018.  REUTERS/Lucas Jackson
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
PT Rifan - Saham-saham di Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, mencatatkan kenaikan dan menyentuh level tertinggi baru sepanjang masa pada perdagangan Senin (24/8/2020). Kenaikan itu dipicu oleh baiknya kinerja perusahaan teknologi serta optimisme di seputar pandemi virus corona (Covid-19).

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 378,13 poin atau 1,4%, ditutup menjadi 28.308,46. S&P 500 naik 1% menjadi 3.431,28 dan mencapai level tertinggi sepanjang masa. Ini merupakan kali pertama S&P 500 ditutup di atas 3.400.

Di sisi lain, Nasdaq Composite juga mencapai rekor tertingginya setelah naik 0,6% menjadi 11.379,72.

Di sektor teknologi, saham Apple mencatatkan kenaikan 1,2% dan saham Facebook melonjak 1,6%. Saham Amazon, perusahaan milik orang terkaya dunia Jeff Bezos, juga naik 0,7%. Sementara saham Alfabet, induk Google, naik 0,6%.

Sentimen positif yang mendorong kenaikan indeks-indeks utama juga datang dari penurunan jumlah kasus virus corona AS dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut perhitungan Universitas Johns Hopkins, sejak kasus virus asal Wuhan, China itu melonjak menjadi lebih dari 64.000 kasus di AS awal bulan ini, jumlah infeksi harian baru belum pernah lagi melampaui 49.000 setelahnya. Pada Minggu, ada kurang dari 37.000 kasus baru yang dikonfirmasi, menurut data mereka.

"Saya pikir sesuatu yang menarik mungkin berkembang dalam beberapa minggu dan bulan mendatang," kata Tom Lee, kepala penelitian di Fundstrat Global Advisors, dalam sebuah catatan.

"Saya pikir sangat mungkin bahwa kasus Covid-19 AS jatuh ke sekitar 10.000 pada bulan September."

"AS akan segera menjadi salah satu tempat teraman di Dunia. Dan jika ini benar, modal juga akan mencari AS, yang berarti harga saham akan naik lebih lanjut," kata Lee, mengutip CNBC International.

Bertolak belakang dengan pergerakan saham-saham di perdagangan reguler, saham berjangka (futures) AS justru diperdagangkan hampir tak berubah pada Senin malam. Di mana Dow Jones Industrial Average Futures, S&P 500 dan Nasdaq 100 futures, semuanya diperdagangkan tepat di bawah level mereka sebelumnya. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 24 Agustus 2020

Harga Emas Antam Masih Gokil, Beli atau Tunggu Koreksi Nih?

Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT Rifan Financindo Berjangka - Saat ini emas menjadi komoditas yang tengah naik daun dan terus melejit harganya. Kondisi ini seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global di tengah pandemi Covid-19.

Ketidakpastian kondisi ekonomi dan ancaman resesi dinilai membuat para investor dan masyarakat ramai-ramai berburu emas dan menjadikan logam mulia ini sebagai investasi yang aman alias safe haven.

Lalu seperti apakah langkah yang tepat untuk diambil para investor saat ini? beli atau tunggu koreksi dulu?

VP Precious Metals Sales & Marketing Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), Iwan Dahlan mengatakan bahwa investasi emas masih menjadi primadona. Itu karena, emas biasanya tidak terpengaruh inflasi sehingga lebih terkendali.

Belakangan masyarakat lebih cenderung memilih investasi emas sesuai kebutuhannya agar bisa di likuidasi sesuai nilainya. Umumnya, mereka memilih emas batangan dari 5 gram, 10 gram hingga 100 gram.

"Jadi memang sekarang banyak membeli emas batangan dari 5 gram, 10 gram hingga 100 gram. Jadi ini kan menabung sesuai kemampuan dananya tapi juga melihat dari likuiditasnya," papar Iwan dalam Investime, CNBC Indonesia, dikutip Minggu (23/8/2020).

Untuk pembelian emas dengan gram yang kecil atau di bawah 5 gram juga banyak memiliki peminat. Sementara ada beberapa faktor mengapa harga emas selalu meningkat bahkan hingga saat ini.

"Kita lihat dan berkaca pada sejarah tahun lalu itu di US$1.700/ troy ons bahwa itu ketinggian. Ternyata penyebabnya adalah perang dagang Amerika Serikat dan China yang memanas hingga saat ini," ungkap dia.

Tidak hanya itu, secara tidak langsung pandemi Covid-19 berdampak pada krisis di negara-negara baik di Amerika, Eropa dan negara tetangga juga sudah mulai terkena krisis. Ini akhirnya berpengaruh karena rata-rata mereka akan melindungi cadangan emas negara mereka.

Sementara itu pada dasarnya emas adalah komoditas barang tambang yang mungkin tidak bisa diperbaharui cadangannya. Semakin lama akan semakin tipis persedian dan hal ini berpengaruh terhadap nilai jual-beli.

"Semakin lama dia menambang kadarnya makan akan turun lama emasnya dan biayanya akan tinggi juga. Ini semuanya akan mendukung ke kenaikan harga emas semuanya dimulai dari fundamental ekonomi," papar dia.

Berdasarkan data situs logammulia, harga emas Antam pada perdagangan Sabtu lalu (22/8) mengalami penurunan setelah sempat menguat tipis di hari sebelumnya.

Pada Jumat (21/8/2020) harga emas Antam naik Rp 1.000 menjadi Rp 1.031.000 per gramnya. Lalu pada Sabtu (22/8) harga logam mulia Antam turun Rp 4.000 menjadi Rp 1.027.000/gram.

Penurunan harga logam mulia ini mengekor harga emas dunia. Pada Jumat harga emas dunia turun 0,16%, hari ini giliran harga emas Antam yang terpangkas 0,39%. Sebelumnya saat harga emas global anjlok sampai 3,5% lebih, harga emas Antam juga mengekor ambrol Rp 28.000 per gramnya atau terkoreksi 2,64%.(tas/tas)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 19 Agustus 2020

Nambah Lagi, Sudah 22 Negara Kena Resesi!

A man wearing a face mask stands behind barbed wire in s locked down area due to the new coronavirus in Kuala Lumpur, Malaysia, Friday, May 15, 2020. Despite a sharp drop in infections, Malaysia's leader said restrictions to fight the coronavirus will be extended by four more weeks until June 9. The government has already let most businesses reopen with strict conditions to help revive a hard-hit economy. But mass gatherings are still barred, with schools, cinemas and houses of worship staying shut, group sports prohibited and interstate travel banned. (AP Photo/Vincent Thian)
Foto: Resesi Malaysia. AP/Vincent Thian
PT Rifan Financindo - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) benar-benar kejam. Sudah ratusan ribu orang di seluruh dunia kehilangan nyawa akibat virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu. Tidak puas sampai di situ, virus corona juga mengobrak-abrik seluruh sendiri kehidupan masyarakat, termasuk ekonomi.

Per 16 Agustus 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh negara mencapai 21.294.845 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 761.779 orang meninggal dunia.

Belum pernah dunia berhadapan dengan wabah dengan skala semasif ini sejak flu Spanyol pada awal abad ke-20. Oleh karena itu, para pemimpin dunia dibuat tergagap-gagap dalam menentukan upaya pencegahan. Mau bagaimana lagi, wong belum ada pengalaman sebelumnya.

Namun yang jelas virus akan sangat mudah menyebar ketika jarak antar-manusia semakin dekat. Butiran droplet berukuran mikroskopis bisa menjadi wadah pembawa virus yang menyebar dari seseorang ke orang lain.

Jadi, ditetapkanlah upaya untuk meredam ruang gerak virus corona dengan pembatasan sosial (social distancing). Sebisa mungkin warga jangan keluar rumah. Sebab segala bentuk aktivitas, terutama jika berinteraksi dengan orang lain, akan meningkatkan risiko infeksi.

Saat miliaran penduduk bumi terpaksa bekerja, belajar, dan beribadah di rumah, maka aktivitas ekonomi mati suri. Mau itu permintaan, mau itu penawaran, semua mampet. Roda ekonomi seakan berhenti berputar karena masyarakat lebih banyak rebahan.

Hasilnya, agregat ekonomi yang dicerminkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB) menyusut. Pertumbuhan negatif alias kontraksi terjadi di mana-mana. Ketika kontraksi terjadi dalam periode dua kuartal beruntun, itu namanya resesi.

Satu per satu negara berjatuhan ke jurang resesi. Negara maju, berkembang, sampai miskin semua mengalami. Berikut adalah daftar sejumlah negara yang sudah masuk teritori resesi:


TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 18 Agustus 2020

Jangan Iri, Trader Bitcoin Cuan Rp 7 Juta/Koin Dalam Semalam

A Bitcoin (virtual currency) coin is seen in an illustration picture taken at La Maison du Bitcoin in Paris, France, June 23, 2017. REUTERS/Benoit Tessier/Illustration
Foto: Bitcoin (REUTERS/Benoit Tessier)
Rifan Financindo - Harga Bitcoin sedang dalam tren meningkat. Kamu jangan iri bila investor dan trader mata uang digital paling populer ini bisa hasilkan cuan Rp 7 jutaan dalam satu malam saja.

Melansir Coindesk, pada Selasa (18/8/2020) pukul 07.17 WIB, Bitcoin dihargai US412.346,51 per koin atau setara Rp 180,26 juta (asumsi Rp 14.600/US$). Harga tertinggi Bitcon dalam 24 jam terakhir ada US$12.476,7 per koin.

Dalam 24 jam terakhir terjadi kenaikan harga Bitcoin sebesar US$489,11 atau setara Rp 7,1 jutaan. Jika dibandingkan sejak awal tahun harga Bitcoin sudah meningkat 71,49%.

Kenaikan harga Bitcoin ini diperkirakan karena investor mengalihkan investasi sebagai bentuk lindung nilai dari inflasi setelah beberapa bank sentral dunia menurunkan suku bunga acuan dan menjalankan program borong obligasi di pasar keuangan.

Patut di Ingat investasi di Bitcoin sangat berfluktuasi. Investor dan trader-nya bisa untung besar dalam semalam dan bisa pulang rugi besar hanya dalam semalam. Tak ada sentimen penggerak pasti Bitcoin kecuali soal permintaan dan penawaran.

Nilai tertinggi Bitcoin adalah US$19.665,39 per koin yang terjadi pada 2017 silam.

Setelah harga Bitcoin sempat terjun bebas hingga menyentuh US$4.000 dan kini sudah berada di level US$12.000-an per koin. (roy/roy)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 14 Agustus 2020

Rise & Shine! Harga Emas Antam Naik 1% Lebih ke Rp 1.040.000

Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT Rifan Financindo BerjangkaHarga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam menguat pada perdagangan Jumat (14/8/2020). Artinya logam mulia ini mulai bangkit lagi sejak kemarin, setelah ambrol Rp 30.000/gram pada Rabu lalu.

Berdasarkan situs resmi logammulia.com, harga emas dengan berat 1 gram dibanderol Rp 1.040.000/batang, menguat Rp 12.000 atau Rp 1,17% dibandingkan kemarin.

Sementara itu emas dengan berat 100 gram yang menjadi acuan hari ini dibanderol Rp 98.212.000/batang atau Rp 982.120/gram, naik 1,24% dibandingkan harga kemarin.

Harga emas dunia yang kembali menguat turut mengerek naik harga emas Antam dalam 2 hari terakhir. Pada perdagangan Kamis kemarin, harga emas dunia melesat 1,84% ke US4 1.953,03/troy ons, melanjutkan kenaikan 0,34% hari sebelumnya.


Indeks dolar AS yang kembali turun 2 hari beruntun dan menjadi pemicu kenaikan emas dunia. Kemarin indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini melemah 0,11%, sementara pada hari Rabu minus 0,2%.

Pembahasan stimulus fiskal yang kembali macet di Kongres (Parlemen) AS, menjadi penyebab kembali melemahnya indeks dolar AS. Tanpa stimulus tambahan, pemulihan ekonomi AS tentunya akan berjalan lebih lambat.

"Dolar AS membutuhkan kabar positif dari pembahasan stimulus. Pasti akan ada kesepakatan, karena para politikus tidak mungkin kembali ke konstituen mereka dengan tangan hampa. Ketika itu terjadi, maka dolar AS akan punya momentum untuk menguat terhadap mata uang lain," jelas Masafumi Yamamoto, Chief Currency Strategist di Mizuho Securities yang berbasis di Tokyo, seperti dikutip dari Reuters.

Kemerosotan indeks dolar merupakan salah satu "bahan bakar" emas melaju kencang di tahun ini. Bahkan, pada pekan lalu ketika emas memecahkan rekor tertinggi, pemicu utamanya adalah indeks dolar yang merosot ke level terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir.

Kenaikan tajam emas kemarin juga menunjukkan volatilitas emas memang sedang tinggi, sehingga patut berhati-hati.

"Emas berada dalam posisi yang belum pernah dicapai sebelumnya, penurunan tajam kemarin menunjukkan volatilitas harga emas kemungkian masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan," kata Vivek Dhar, analis komoditas pertambangan dan energi dari Commoniwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.

Volatilitas tinggi artinya harga emas dunia kemungkinan masih akan merosot tajam, tetapi tidak menutup kemungkinan kembali melesat. Dengan demikian, harga emas Antam juga kemungkinan akan naik dan turun secara signifikan.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 13 Agustus 2020

Emas Antam Naik Rp 2.000, Tetap Waspada Badai Belum Berlalu

Ilustrasi emas (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi emas (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
PT Rifan Financindo - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk atau yang biasa disebut emas Antam menguat pada hari Kamis (13/6/2020), setelah turun tajam pada perdagangan Rabu kemarin. Meski menguat, badai bagi harga logam mulia masih belum berlalu.

Berdasarkan data dari situs resmi logammulia.com, emas batangan 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.028.000/batang, naik Rp 2.000 atau 0,19% dari Rabu kemarin yang merosot Rp 30.000. Sementara itu emas batangan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini dihargai Rp 97.012.000/batang atau Rp 970.120/gram naik Rp 0,21% dari kemarin.

Penguatan harga emas Antam hari ini mengikuti harga emas dunia yang berhasil rebound setelah ambrol pada perdagangan Selasa lalu.

Berdasarkan data Refinitiv, harga emas dunia menguat 0,31% kemarin, sementara sehari sebelumnya ambrol 5,72% yang turut membuat harga emas Antam merosot Rp 30.000.


Meski menguat hari ini, tetapi ke depannya emas Antam kemungkinan akan mengalami penurunan ataupun kenaikan harga yang cukup tajam. Sebabnya, harga emas dunia yang diramal akan mengalami volatilitas tinggi.

Para analis melihat ambrolnya harga emas dunia, yang memicu penurunan tajam emas Antam, akibat kenaikan real yield obligasi (Treasury) Amerika Serikat, serta harapan akan vaksin virus corona.

"Harga emas dan real yield Treasury 10 tahun memiliki korelasi negatif yang kuat. Hal itu terjadi karena saat yield Treasury naik, emas menjadi terlihat kurang menarik karena bukan aset yang memberikan imbal hasil," kata Vivek Dhar, analis komoditas pertambangan dan energi dari Commoniwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.

Karena tanpa imbal hasil, ketika yield Treasury naik akan menambah opportunity cost (biaya peluang) atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi di Treasury AS.

"Emas berada dalam posisi yang belum pernah dicapai sebelumnya, penurunan tajam kemarin menunjukkan volatilitas harga emas kemungkinan masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan" tambahnya.

Volatilitas tinggi artinya harga emas dunia kemungkinan masih akan merosot tajam, tetapi tidak menutup kemungkinan kembali melesat. Maka bersiap untuk melihat harga emas Antam turun atau naik dengan cukup signifikan.

Sementara itu, Yung-yu Ma, kepala strategi investasi di BMO Wealth Management, mengatakan ada 2 faktor yang membuat emas akan berubah arah, yakni vaksin dan Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden AS pada bulan November.

Efek Pemilu dikatakan tergantung bagaimana hasilnya, sementara Jika ada perkembangan positif dari vaksin virus corona, ia melihat emas akan turun hingga ke US$ 1.600/troy ons setelah Pemilu AS. Tetapi ia juga mengatakan emas akan kembali rally di tahun depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Rabu, 12 Agustus 2020

Mayday Mayday! Harga Emas Ambrol 4,3% ke US$ 1.939/troy ons

Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Rifan Financindo - Harga emas dunia menukik tajam pada perdagangan Selasa (11/8/2020) akibat aksi ambil untung (profit taking) masif merespon tanda-tanda bangkitnya perekonomian Amerika Serikat (AS). Profit taking semakin menggila setelah Rusia mengumumkan telah menemukan vaksin virus corona.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 20:11 WIB harga emas hari ini ambrol 4,3% ke US$ 1.939,37/troy ons di pasar spot. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 30 Juli. Jika dilihat dari rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons logam mulia ini merosot 6,42%.

Rekor tertinggi tersebut dicapai pada hari Jumat pekan lalu, tetapi di hari itu penurunan emas dimulai. Penyebabnya data tenaga kerja AS yang apik.

Departemen Tenaga Kerja AS hari ini melaporkan tingkat pengangguran di bulan Juli turun tajam menjadi 10,2% dari sebelumnya 11,1%. Selain itu, sepanjang bulan lalu, perekonomian AS kembali menyerap tenaga kerja di luar sektor pertanian, yang dikenal dengan istilah non-farm payrolls, sebanyak 1,763 juta orang, lebih banyak ketimbang prediksi di Forex Factory sebesar 1,53 juta.

Data-data tersebut menunjukkan perekonomian AS mulai bangkit setelah nyungsep hingga mengalami resesi di kuartal II-2020 lalu.

Tidak hanya itu, rata-rata gaji per jam juga mengalami kenaikan 0,2% di bulan Juli setelah menurun dalam 2 bulan beruntun. Kembali naiknya rata-rata gaji berpeluang meningkatkan belanja konsumen atau belanja rumah tangga yang merupakan tulang punggung perekonomian AS. Belanja rumah tangga berkontribusi sekitar 70% terhadap produk domestic bruto (PDB) AS.

Selain itu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani empat perintah eksekutif pada Sabtu (8/8/2020) waktu setempat atau Minggu (9/8/2020) WIB. Salah satu dari empat perintah eksekutif itu berisi bantuan langsung kepada pengangguran senilai US$ 400 per pekan.

Bantuan senilai US$ 400 per pekan tersebut tentunya akan meningkatkan daya beli warga AS, yang lagi-lagi berpotensi memberikan dampak signifikan ke PDB.

Membaiknya pasar tenaga kerja serta kebijakan bantuan langsung dari Trump membuat harapan perekonomian AS akan segara bangkit, daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven) menjadi luntur sehingga memicu aksi profit taking.

Aksi profit taking kian menggila setelah media lokal Rusia memberitakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa pemerintahannya telah memberi persetujuan vaksin virus corona yang pertama di dunia.

Pengumuman tersebut membuat bursa saham Eropa hingga Amerika Serikat menguat tajam, harga emas pun terus merosot.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)


Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 11 Agustus 2020

IHSG Dibuka Menguat 29 Poin

Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (13/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pukul 12.00 menurun-0,67% ke posisi 5,873,30. Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh sentimen atas ketakutan pasar akan penyebaran wabah virus corona.
Foto: Pradita Utama
PT Rifan - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka menguat. IHSG menguat ke level 5.817.

Sedangkan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini ada di level Rp 14.651.

Dikutip dari perdagangan RTI, Selasa (11/8/2020), IHSG menguat 29,65 poin (0,57 poin) ke level 5.187,488. Pada pukul 09.05 WIB, IHSG masih berada di zona hijau dengan penguatan 24,681 poin (0,479%) ke 5.182,515.
Bursa Amerika Serikat ditutup Bercampur. Dow Jones ditutup 27,791.44 (+1.30%), NASDAQ ditutup 10,968.36 (-0.39%), S&P 500 ditutup 3,360.47 (+0.27%). Bursa saham US ditutup cenderung menguat tanpa alasan yang kuat.

Investor masih cukup berhati-hati terhadap ketidakpastian yang diakibatkan oleh pandemi, berikut juga dengan stimulus untuk menolong warga negara US. Hingga saat ini, senat masih menargetkan untuk menyelesaikan kebijakan hingga akhir minggu.

President Trump telah mengambil langkah untuk membantu senat seperti salah satunya menurunkan pajak pendapatan pekerja. Bursa saham Asia dibuka menguat, namun investor masih was-was dengan kondisi kasus covid 19 yang terus meningkat dan tensi antara US-China yang makin meningkat setelah WeChat tidak boleh beroperasi di US. (zlf/zlf)

Sumber : Detik
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 10 Agustus 2020

Donald Trump Jadi Superman, Bawa Kado Besar Buat AS

President Donald Trump arrives for a news conference at the White House, Tuesday, July 21, 2020, in Washington. (AP Photo/Evan Vucci)
Foto: Presiden Donald Trump (AP/Evan Vucci)
PT Rifan Financindo Berjangka - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan kekuasaan eksekutifnya dengan menandatangani empat memorandum bantuan virus corona pada Sabtu (8/8/2020). Salah satunya meningkatkan tunjangan pengangguran sebesar US$ 400 (Rp 5,8 juta) setelah Demokrat dan Gedung Putih tidak dapat mencapai kesepakatan tentang RUU stimulus.

Tiga tindakan lainnya yang Trump tandatangani, termasuk memorandum tentang liburan pajak gaji untuk orang Amerika yang berpenghasilan kurang dari US$ 100.000 setahun. Lalu perintah eksekutif tentang bantuan untuk penyewa dan pemilik rumah, dan memorandum tentang penangguhan pembayaran pinjaman mahasiswa.

"Saya mengambil tindakan untuk memberikan tambahan atau ekstra US$ 400 seminggu dan tunjangan yang diperluas, US$ 400. Itu murah hati, tetapi kami ingin menjaga orang-orang kami," kata Trump tentang memorandumnya tentang tunjangan pengangguran di klub golfnya di Bedminster, New Jersey, sebagaimana dilansir dari CNN Internasional.

Namun hal ini tidak semudah ucapan Trump. Sebab negara bagian harus setuju untuk mengadakan pengaturan keuangan dengan pemerintah federal, untuk setiap pengangguran yang tinggal di sana guna mendapatkan tunjangan tambahan.

Pemerintah federal mewajibkan negara bagian untuk membayar 25% (atau US$ 100) dari keuntungan tambahan US$ 400 setiap minggu. Hingga US$ 44 miliar dari Dana Bantuan Bencana akan disediakan untuk bantuan pengangguran guna menambah pembayaran negara, menurut memorandum yang dikeluarkan oleh Gedung Putih tidak lama setelah konferensi pers Trump.

Meski demikian, hal seorang pejabat dari negara bagian timur laut, dari partai Demokrat, menyangsikan kado Trump ini.

"Kami tidak punya uang itu," kata pejabat itu.

Faktanya, negara bagian telah meminta Kongres untuk memberi mereka tambahan US$ 500 miliar untuk membantu menopang anggaran mereka. Sebab tidak ada pendapatan pajak di tengah pandemi.

Jutaan orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran telah menguras dana perwalian tunjangan pengangguran di beberapa negara bagian. Sebanyak 10 negara bagian meminjam hampir US$ 20 miliar dari Departemen Keuangan untuk menutupi bagian pembayaran mereka, yang biasanya berlangsung selama 26 minggu.

Sementara, pemotongan pajak gaji adalah salah satu langkah pajak favorit Trump yang ditentang kedua belah pihak, termasuk dalam RUU stimulus terbaru. Salah satu memorandumnya menyerukan untuk menangguhkan porsi pajak gaji karyawan sebesar 6,2% untuk Jaminan Sosial dan 1,45% untuk jaminan kesehatan kepada pekerja yang berpenghasilan kurang dari US$ 100.000 setahun hingga sisa tahun 2020.

Jika dia terpilih kembali, kata Trump, dia berencana untuk memaafkan pajak dan membuat pemotongan permanen pada pajak gaji. "Saya akan menjadikan semuanya permanen," katanya.

Namun jika Trump tak terpilih kembali, diperkirakan para pekerja harus membayar pajak tersebut hingga akhir tahun 2020.

Tindakan kontroversial Trump ini dianggap tidak membantu pengangguran dan kemungkinan akan melemahkan keuangan Jaminan Sosial dan Kesehatan AS.

Trump juga mengatakan bahwa pemerintahannya sedang mempertimbangkan pajak penghasilan tambahan dan pemotongan pajak capital gain untuk pembayar pajak Amerika.

AS kini menduduki peringkat pertama atas kasus terjangkit virus corona terbanyak, yakni 5.199.444 kasus, dengan 165.617 kasus kematian, dan 2.664.701 pasien berhasil sembuh per Senin (10/8/2020), menurut data Worldometers. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Jumat, 07 Agustus 2020

Rupiah KO vs Dolar AS, tapi Pukul Dolar Singapura & Australia

Ilustrasi Uang
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
PT Rifan FinancindoNilai tukar rupiah memang melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS), tetapi melawan dolar Singapura dan Australia mampu menguat. Pergerakan tersebut menunjukkan kinerja rupiah pada hari ini sebenarnya tidak buruk, memang dolar AS yang sedang bangkit.

Pada pukul 13:39 WIB, rupiah melemah 0,14% melawan dolar AS di Rp 14.600/US$, tetapi melawan dolar Singapura menguat 0,12% ke Rp 10.637,76/SG$, begitu juga melawan dolar Australia menguat 0,17% ke Rp 10.529,52/AU$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Meski menguat melawan kedua dolar tersebut, posisi rupiah masih "tidak enak" berada di dekat level terlemah 3 bulan melawan dolar Singapura, lebih parah lagi berada di dekat level terlemah 20 bulan.

Rupiah hari ini mendapat sentimen positif dari kenaikan cadangan devisa (cadev) hingga ke rekor tertinggi sepanjang masa.

Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2020 sebesar US$ 135,1 miliar. Melonjak tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 131,7 miliar. Rekor tertinggi cadangan devisa sebelumnya adalah US$ 132 miliar yang terjadi pada Januari 2018.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," sebut keterangan tertulis BI, Jumat (7/8/2020).

Pada Maret lalu, cadangan devisa Indonesia tergerus US$ 9,4 miliar hingga posisi akhir Maret berada di US$ 121 miliar, yang merupakan level terendah sejak Mei 2019.

Saat itu, nilai tukar rupiah mengalami gejolak hebat, ambrol hingga ke Rp 16.620/US$, terlemah sejak krisis moneter 1998. Sehingga kebutuhan melakukan intervensi menstabilkan rupiah menjadi sangat besar, cadev pun akhirnya tergerus.

Selepas Maret, badai berlalu, rupiah mulai stabil bahkan malah menguat, sehingga kebutuhan intervensi menjadi minim, cadangan devisa jadi terus menanjak. Jika melihat posisi akhir Maret hingga Juli, cadev Indonesia mencatat kenaikan US$ 14,1 milliar.

Penerbitan obligasi berdenominasi yen (Samurai Bond) di awal bulan Juli lalu menjadi salah satu penambah cadev. Lewat penerbitan tersebut, pemerintah berhasil mengumpulkan dana sebesar 100 miliar yen atau sekitar Rp 13,41 trilun dengan kurs rupiah saat itu.

Dalam keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Jumat (3/7/2020), pemerintah menerbitkan lima seri Samurai Bond, tenor 3 tahun, 5 tahun, 7 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun.

Pasar obligasi Indonesia sebenarnya masih cukup menarik bagi investor asing. Hal tersebut terlihat dari data DJPPR yang menunjukkan aliran modal asing masuk ke pasar obligasi dalam negeri di bulan Juli. Artinya aksi jual justru dilakukan oleh investor domestic. Di akhir Juli, kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 945,79 triliun, naik dibandingkan posisi akhir Juni 937 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 06 Agustus 2020

Aduh, Rupiah! Ngapain Pake Kepleset Segala Sih...

FILE PHOTO: An Indonesia Rupiah note is seen in this picture illustration June 2, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Thomas White)

Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun rupiah terpeleset di perdagangan pasar spot.

Pada Kamis (6/8/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.587. Rupiah menguat 0,25% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Akan tetapi, mata uang Tanah Air melemah di 'arena' pasar spot. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.580 di mana rupiah melemah 0,41%.

Tidak seperti rupiah, berbagai mata uang Asia menguat di hadapan dolar AS. Plus, rupiah kini jadi mata uang terlemah di Asia.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:09 WIB:

Hawa Kebangkitan Ekonomi Kian Terasa
Investor sedang berani mengambil risiko, ogah bermain aman. Ini karena data ekonomi di berbagai negara menunjukkan bahwa sepertinya dampak buruk dari pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) sudah berlalu, puncaknya ada di kuartal II-2020. Selepas kuartal II-2020, pemulihan ekonomi dunia semakin nyata.

Aktivitas manufaktur di berbagai negara menunjukkan perbaikan pada Juli 2020. Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur di negara-negara Asia seperti Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Thailand, China, sampai Taiwan mengalami peningkatan pada Juli 2020 dibandingkan sebulan sebelumnya. Bahkan di China, Taiwan, Malaysia, dan Vietnam, skor PMI sudah di atas 50 yang menandakan industriawan mulai melakukan ekspansi.


Sementara di AS, PMI sektor jada pada Juli 2020 berada di 58,1. Ini menjadi rekor tertinggi sejak Maret tahun lalu.

Kinerja perdagangan internasional AS juga ciamik. Pada Juni 2020, ekspor tumbuh 9,4% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM) dan impor naik 4,7% MtM. Ini membuat neraca perdagangan AS defisit US$50,69 miliar, lebih sedikit dibandingkan Mei 2020 yang minus US$ 54,8 miliar.

Kemudian di Eropa, PMI manufaktur Zona Euro pada Juli 2020 tercatat 51,8. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 47,4 dan untuk kali pertama berhasil menembus level 50 sejak Februari 2019.

"Jelas bahwa berbagai data ini mendongrak risk appetite investor global. Ini membebani langkah dolar AS dibandingkan mata uang lain," kata Karl Schamotta, Chief Market Strategist di Cambridge Global Payments yang berbasis di Toronto, seperti dikutip dari Reuetrs.

So, mengapa rupiah lesu? Kemungkinan investor sedang mengambil untung (profit taking) dari rupiah yang cenderung menguat akhir-akhir ini.

Sejak pekan ketiga Juli, rupiah menguat nyaris 1% di hadapan dolar AS. Bahkan ada masa di mana rupiah menguat tujuh hari beruntun.

Oleh karena itu, keuntungan yang dapat dari 'beternak' rupiah sudah lumayan tinggi. Ini menggoda pelaku pasar untuk melepas mata uang Ibu Pertiwi sehingga rupiah terperosok ke zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji) 

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Ekonomi Mau Bangkit, Rupiah Lanjut Menguat

Indonesian rupiah banknotes are counted at a money changer in Jakarta, Indonesia, May 9, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat. 'Cuaca' yang mendukung membuat mata uang Tanah Air terus menapaki jalur hijau nan asri.

Pada Kamis (6/8/2020), US$ 1 setara dengan Rp 15.450 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,48% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan apresiasi 0,21% di hadapan dolar AS. Hari ini, tren penguatan rupiah kemungkinan masih akan berlanjut.

Pasalnya, investor sedang dalam mood yang bagus sehingga berkenan masuk ke aset-aset berisiko. Tingginya risk appetite ini sudah terlihat di pasar saham New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 1,39%, S&P 500 naik 0,64%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,52%.
Investor berbunga-bunga karena data ekonomi terbaru di AS cukup impresif.

Laporan ADP terbaru menyebutkan, perekonomian AS menciptakan 167.000 lapangan kerja pada Juli 2020. Memang melambat dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi menunjukkan bahwa situasi mulai berangsur normal setelah dampak luar biasa dari pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).


adp 
ADP

Data lain menyebutkan, Purchasing Managers' Index (PMI) jasa AS pada Juli 2020 berada di 58,1. Ini menjadi rekor tertinggi sejak Maret tahun lalu.

Kinerja perdagangan internasional AS juga ciamik. Pada Juni 2020, ekspor tumbuh 9,4% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM) dan impor naik 4,7% MtM. Ini membuat neraca perdagangan AS defisit US$50,69 miliar, lebih sedikit dibandingkan Mei 2020 yang minus US$ 54,8 miliar.

Berbagai data ini menunjukkan bahwa sepertinya efek terburuk dari pagebluk virus corona terhadap ekonomi sudah berlalu, paling parah terjadi pada kuartal II-2020 lalu. Sekarang kondisi mulai membaik seiring dengan dibukanya kembali 'keran' aktivitas masyarakat.

Oleh karena itu, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta dalam laman GDPNow memperkirakan ekonomi Negeri Adikuasa pada kuartal III-2020 akan tumbuh tinggi yaitu mencapai 20,3%. Kalau ini terwujud, maka resesi di AS akan berakhir.

Harapan ini, meski kewaspadaan tetap tinggi karena lonjakan kasus corona di seluruh dunia, membuat investor berani untuk mengambil risiko. Arus modal pun mengalir ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia, termasuk Indonesia. Arus modal ini yang menjadi 'vaksin' bagi keperkasaan rupiah
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 05 Agustus 2020

Breaking! AS-China Bakal Ketemuan, Ada Kejutan?

INFOGRAFIS, Damai Perang Dagang As-China Berujung Kebuntuan
Foto: Infografis/Perang Dagang AS-China/Edward Ricardo
PT Rifan - Pejabat senior Amerika Serikat (AS) dan China disebut akan meninjau implementasi dari kesepakatan perdagangan Fase I yang sudah dibuat kedua negara. Disebut Reuters mengutip Wall Street Journal, kedua belah pihak akan menyelenggarakan konferensi melalui video 15 Agustus ini.

Negosiator utama yakni Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He akan berpartisipasi. Ini akan jadi peninjauan pertama selama enam bulan pakta perjanjian dibuat sejak 15 Februari.

Sayangnya Kantor Perwakilan Dagang AS dan Departemen Keuangan AS belum berkomentar soal ini.

Sebelumnya dalam kesepakatan Fase I, China telah berjanji meningkatkan pembelian barang-barang AS sekitar US$ 200 miliar di atas realisasi di tahun 2017. Termasuk produk pertanian, manufaktur, energi, dan jasa.

Namun sayangnya China disebut belum merealisasikan hal ini sesuai target yang dibuat. Impor barang pertanian bahkan lebih rendah dari 2017, bahkan 50% lebih rendah dari target.

Beijing juga hanya membeli 5% produk energi AS. Padahal target pada fase ini mencapai US$ 25,3 miliar.

Menurut sumber yang akrab dengan ini, China ingin mengadakan pembicaraan untuk membahas masalah lain. Ia menyebut hal-hal di luar pelaksanaan perdamaian dagang Fase I.

"Ini adalah tinjauan semi-tahunan normal dan juga datang pada saat hubungan terus memburuk. Tentu ada banyak yang perlu dibicarakan, "kata orang itu, dikutip Rabu (5/8/2020).

Sementara itu, Duta Besar China untuk AS Cui Tiankai mengatakan rencana evalusasi Fase I selalu ada. Karena kedua belah pihak berhubungan secara teratur soal kesepakatan dagang itu.

"Jika mereka melakukan pertemuan seperti itu, saya kira itu akan sangat positif," kata Cui.

Sebelumnya Presiden AS Donald Trump kerap mengancam akan mengakhiri pakta perdagangan. Ia berulang kali menyebut enggan membicarakan hal tersebut lagi dengan China.

Hubungan AS-China memang menanas kembali sejak pandemi corona muncul di Wuhan. Trump mengatakan China melakukan disinformasi.

Saat ini AS menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Selain Covid-19, Trump juga kini menyasar TikTok dan bakal melarang aplikasi itu jika tak dijual ke pembeli non-China. (sef/sef)
 
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 04 Agustus 2020

Dahsyat! Harga Emas Antam Cetak Rekor Lagi Rp 1.029.000/Gram

Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT Rifan Financindo Berjangka - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) naik pada Selasa (4/8/2020) dibandingkan sehari sebelumnya. Dengan kenaikan ini, harga emas Antam terus berada di rekor termahal sepanjang sejarah.

Berdasarkan data di situs logammulia.com, emas batangan Antam pecahan satu gram hari ini dibanderol Rp. 1.029.000, naik Rp 1.000 per gram dibandingkan kemarin. Sementara harga emas batangan Antam 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 97.112.009 atau Rp 971.120 per gram.

Rekor termahal harga emas Antam itu mengikuti harga emas dunia yang memang terus bergerak naik. Namun, selain itu, faktor nilai tukar rupiah serta supply-demand juga menjadi penentu kenaikan harga tersebut.

Hantu resesi yang menyelimuti dunia saat ini membuat banyak orang mengalihkan investasinya ke emas yang disebut sebagai safe haven. Sejumlah negara di tiga benua telah mengumumkan resesi antara lain Amerika Serikat (AS), Hong Kong, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan. Negara-negara pengguna mata uang euro pun sudah mengalami resesi. (miq/miq)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 03 Agustus 2020

Berkilau! Harga Emas Antam Rekor Termahal Rp 1.028.000/gram

Ilustrasi emas (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi emas (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
PT Rifan FinancindoHarga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (ANTM) atau yang lazim disebut emas Antam stagnan alias tidak berubah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (3/8/2020) dibandingkan Sabtu pekan lalu. Meski tidak berubah, harga emas Antam berada di rekor termahal sepanjang sejarah.

Berdasarkan data dari situs logammulia.com, emas Antam batangan 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.028.000/batang. Harga tersebut merupakan yang termahal sepanjang sejarah. Sementara itu, untuk harga emas batangan 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 97.012.000/batang atau Rp 970.120/gram.


Rekor termahal harga emas Antam tersebut mengikut harga emas dunia yang mendekati rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Jumat (31/7/2020). Pergerakan harga emas Antam memang cenderung mengikuti harga emas dunia, selain juga faktor lain seperti nilai tukar rupiah, serta supply-demand.

Rekor tertinggi harga emas dunia sebelumnya US$ 1.920,3/troy ons dicapai pada 6 September 2011 akhirnya berhasil di pecahkan di awal pekan lalu, nyaris satu dekade lamanya. Di hari Senin (27/7/2020) Harga emas dunia melesat menyentuh US$ 1.945,16/troy ons, rekor tertinggi baru saat itu, tetapi umurnya kurang dari 24 jam.

Selasa (28/7/2020) pagi harga emas emas dunia terbang tinggi menyentuh US$ 1.980,56/troy ons yang kini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa, tetapi menutup perdagangan di US$ 1.970,37/troy ons

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, emas memang gagal mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, tetapi mencetak rekor penutupan perdagangan tertinggi di US$ 1.974,69/troy ons.

Resesi yang terjadi di 3 benua membuat harga emas terus menguat.
Di Asia, Hong Kong melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 yang berkontraksi (tumbuh minus) 9% year-on-year (YoY), sementara di kuartal sebelumnya -9,1% YoY. Sebelum Hong Kong, Jepang, Singapura dan Korea Selatan sudah lebih dulu masuk ke jurang resesi.

Dari Asia beralih ke Eropa, Zona Euro Jumat pekan lalu sah mengalami resesi.

Produk domestik bruto (PDB) blok 19 negara teersebut terkontraksi (tumbuh minus) 12,1% quarter-to-quarter (QtQ) di kuartal II-2020, menjadi yang terdalam sejak pencatatan dimulai pada tahun 1995. Di kuartal I-2020 lalu, PDB zona euro juga juga minus 3,6% QtQ

Sementara jika dilihat secara tahunan, PDB di kuartal II-2020 minus 15% YoY dan di kuartal I-2020 terkontraksi 3,1%. Sehingga zona euro resmi mengalami resesi.
Negara-negara raksasa ekonomi Eropa juga berguguran. Jerman, Spanyol, Italia resmi mengalami resesi, dan Prancis mengalami resesi teknikal

Beralih ke benua Amerika, sang Negeri Adikuasa, Amerika Serikat, akhirnya resmi mengalami resesi.

Produk domestik bruto (PDB) di kuartal II-2020 dilaporkan mengalami kontraksi 32,9%. Kontraksi tersebut menjadi yang paling parah sepanjang sejarah AS.

Di kuartal I-2020, perekonomiannya mengalami kontraksi 5%, sehingga sah mengalami resesi.

Bukan kali ini saja AS mengalami resesi, melansir Investopedia, AS sudah mengalami 33 kali resesi sejak tahun 1854. Sementara jika dilihat sejak tahun 1980, Negeri Paman Sam mengalami empat kali resesi, termasuk yang terjadi saat krisis finansial global 2008.

Artinya, resesi kali ini akan menjadi yang ke-34 bagi AS.

AS bahkan pernah mengalami yang lebih parah dari resesi, yakni Depresi Besar (Great Depression) atau resesi yang berlangsung selama 1 dekade, pada tahun 1930an. Tetapi kontraksi ekonominya tidak sedalam di kuartal II-2020.

Saat resesi terjadi, artinya perekonomian mengalami kemerosotan, sehingga investor mengalihkan investasinnya ke aset aman (safe haven) seperti emas. Harga emas dunia akhirnya terus melesat dan diikuti emas Antam.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan